Tuesday, July 24, 2012

Marcion sang penyeleweng!!!!

MARCION:
Penyeleweng Ajaran Paulus

⁠Back to Komunitas Nasrani/messianic jews Indonesia Discussions

Marcion: Penyeleweng Ajaran Paulus
Jika seseorang mau melihat dengan hati yang jernih, ia akan menemukan bahwa banyak sekali doktrin dan ajaran Gereja dibangun atas dasar surat-surat Paulus. Kekristenan modern cenderung kurang memberikan perhatian
kepada Tanakh (kitab Taurat dan para nabi) dan menaruh perhatian berlebihan
kepada surat-surat Paulus. Pada masa kini kita bisa menyaksikan bahwa tidak ada
satu pun orang Kristen yang mempelajari Taurat di kebaktian hari Minggu tetapi
banyak sekali di antara mereka yang mempelajari surat-surat Paulus. Hal ini
cukup memprihatinkan. Jika kita lebih banyak memberikan penekanan kepada bagian
tertentu dan menghiraukan bagian lainnya dari Alkitab, kita amat mungkin akan
menghasilkan sebuah pandangan yang tidak seimbang.
Melihat jumlahnya, surat-surat Paulus mengisi separuh dari seluruh jumlah kitab di dalam Perjanjian Baru. Surat-surat Paulus tidak diragukan lagi adalah salah satu Injil yang tertua di dunia, yang ditulis
antara tahun 50-64. Injilnya merupakan ilham Roh Kudus, tetapi Paulus atau pun
Roh Kudus tidak menghendaki agar kita lebih memberikan penekanan terhadap
surat-suratnya ketimbang kitab-kitab lainnya. Dengan melakukan hal tersebut,
kita telah gagal mengikuti contoh yang diberikan oleh Paulus sendiri, yang
berkata “Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud YHWH
kepadamu.” (Kis 20:27). Dengan menghiraukan bagian lain dari Alkitab, kita
telah melupakan pesan Paulus, “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah
mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau
kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang
diilhamkan YHWH memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2
Tim 3:16).
Ketika Paulus berbicara tentang Kitab Suci, yang ia maksud tentunya adalah kitab-kitab Tanakh, sebab Perjanjian Baru belum ditulis pada waktu itu. Kitab Suci inilah yang dikatakannya kepada
Timotius, “memberi hikmat dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman
kepada Kristus Yesus.” Jika sekarang kita menjumpai bahwa Tanakh hampir
tidak pernah lagi digunakan untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk
memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran, maka hal ini
patut menjadi bahan pertanyaan.
Rasul Petrus menulis dalam suratnya, “Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat
yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia
berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal
yang sukar dipahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak
teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama
seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.” (II Pet 3:15-18)

Jika orang sekelas Petrus saja merasakan bahwa ada hal-hal yang sukar dipahami dalam surat-surat Paulus, maka apalagi bagi kita yang mempunyai keterbatasan pengetahuan akan situasi dan masalah apa yang sedang
dibahas oleh Paulus ketika ia menulis surat-suratnya. Sekarang, apa yang
membuat kita merasa lebih hebat dari Petrus dalam memahami surat-surat Paulus ?
Lalu apakah yang membuat kekristenan mulai menaruh perhatian yang berlebihan terhadap surat-surat Paulus dan mengesampingkan kitab-kitab Taurat dan para nabi, Kitab Suci yang digunakan pula oleh Yesus
pada masa hidup-Nya ? Untuk menjawab hal ini kita perlu pergi kembali ke abad
kedua. Setelah masa para rasul berlalu, beberapa orang tampil dan menerima
otoritas untuk meneruskan pekerjaan mereka. Mereka ini berbeda
latar-belakangnya dengan para rasul. Seluruh rasul Kristus terlahir sebagai
orang Yahudi. Seperti anak-anak Yahudi lainnya, mereka telah mempelajari kitab
Taurat dan para nabi semenjak kecil. Bahkan Paulus pada awalnya adalah salah
seorang murid sekolah agama yang dididik langsung oleh Rabbi Gamaliel. Mereka
berpikir dan mengajar dalam konteks-pandang dan budaya Yahudi dimana mereka
hidup di dalamnya.Tetapi orang-orang yang menjadi pemimpin menggantikan mereka
adalah orang-orang yang berasal dari latar belakang penyembah berhala, yang
sama sekali tidak memahami keyahudian sistem kepercayaan mereka. Mereka inilah
yang telah menyimpangkan pesan Injil yang disampaikan oleh para rasul.


Jauh-jauh hari, Petrus telah mengingatkan kita terhadap bahaya laten orang-orang ini, masih kelanjutan dari perkataannya di atas, “Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu telah mengetahui
hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam
kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu
yang teguh.” (II Pet 3:17)

Hukum yang dimaksud oleh Petrus adalah hukum Taurat, sebagaimana orang Yahudi dan pembaca di abad pertama memandangnya. Jadi orang-orang yang tidak mengenal hukum adalah istilah yang diperuntukkan bagi
mereka yang tidak pernah belajar, memahami dan mempraktekkan Taurat dalam hidup
mereka.
Selain mengawatirkan surat-surat Paulus, Petrus juga mengawatirkan tulisannya sendiri. Epistle of Peter to James adalah sebuah surat yang ditulis oleh Petrus kepada Yakobus ketika ia berada di Roma
(c.60-64). Dalam suratnya itu, Petrus menulis, “Saudaraku, mengetahui betapa
besar hasratmu (untuk memberitakan Injil) yang mana demi kebaikan kita semua,
aku meminta dan memohon kepadamu untuk tidak membicarakan dengan orang-orang
bukan Yahudi buku-buku pengajaranku yang aku kirimkan kepadamu, juga tidak
kepada orang-orang sebangsa dengan kita sebelum mereka itu diuji. Tetapi jika
ia terbukti dan ditemukan layak untuk itu, maka ajarlah dia, dengan cara yang
sama ketika dahulu Musa menurunkan kitab-kitabnya kepada tujuh puluh orang
tua-tua yang meneruskan kursinya…mereka tidak meminta seorang pun untuk
mengajar, kecuali ia telah belajar terlebih dahulu bagaimana Kitab Suci harus
digunakan. Dan dengan demikian di antara mereka hanya terdapat satu Tuhan, satu
hukum dan satu harapan…Dan hal ini aku ketahui, bukan karena aku seorang nabi,
tetapi karena aku telah melihat sendiri kejahatan ini telah dimulai. Sebab
beberapa orang di antara orang-orang bukan Yahudi itu telah menolak
pengajaranku, mengikatkan diri mereka kepada ajaran sia-sia melawan hukum
(Taurat) dari seorang yang menjadi musuhku. Dan hal ini telah terjadi semasa
aku masih hidup, memutar-balikkan perkataanku dengan penafsiran yang
beraneka-ragam, supaya hukum (Taurat) ditiadakan, seolah-olah aku sendiri
mengajarkan demikian, tetapi dengan samar-samar, yang mana Tuhan melarangnya! Karena
hal demikian merupakan tindakan melawan hukum YHWH yang diajarkan kepada Musa,
yang mana kesaksian tentang kekekalan Taurat telah diberikan oleh Tuhan kita
(Yesus Kristus), dimana Ia berkata: “Langit dan bumi boleh berlalu
tetapi satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat.”
Dan ini dikatakan-Nya sebab hal (penyelewengan) ini akan terjadi. Tetapi
orang-orang ini, aku tidak tahu bagaimana caranya, mengaku mengetahui
pikiranku, berusaha untuk menjelaskan perkataan-perkataanku, yang mereka dengar
dariku, dengan cara yang lebih pandai dari caraku berbicara kepada mereka,
memberitakan kepada katekumen mereka bahwa inilah maksud perkataanku, yang
sebenarnya tidak pernah aku ajarkan. Jika selama aku masih hidup saja mereka
sudah berani berlaku seolah-olah mewakiliku apalagi kelak orang-orang yang akan
datang setelahku akan jauh bertambah berani! (Epistle of Peter to James 1:1-2:3)


Kekhawatiran Petrus dalam suratnya itu menjadi kenyataan. Ada seorang tokoh yang hidup kira-kira antara tahun 84-160, yang tidak diragukan lagi adalah seorang kaki tangan Iblis. Namanya Marcion, yang
menjabat sebagai uskup di Sinope. Marcion mengajarkan bahwa seluruh kitab
Perjanjian Lama harus dibuang karena berasal dari kuasa jahat, yakni tuhannya
orang Yahudi, tuhan yang lebih rendah, bukan Tuhan yang dinyatakan oleh Yesus
Kristus. Jadi keduanya adalah tuhan yang berbeda. Yang satu jahat dan yang satu
baik.
Marcion jelas adalah seorang anti Yahudi. Ia tidak segan-segan membuang semua tulisan dalam Perjanjian Baru yang menurutnya menganjurkan “peribadatan Yahudi” (i.e memelihara hukum Taurat seperti yang tercantum dalam Perjanjian
Lama). Marcion-lah orang yang pertama kali menetapkan kanonisasi Perjanjian
Baru (140). Setelah ia selesai melakukan editing terhadap isi Perjanjian Baru,
“kitab suci”-nya hanya terdiri atas Injil Lukas (yang telah disensor dari
unsur-unsur Yahudi) dan sepuluh buah surat Paulus. Ia menolak semua rasul yang
lain, kecuali Paulus, sebab menurutnya hanya Paulus yang bisa dipercaya. Gereja
Marcion yang anti Yahudi dan pro-Paulus ini kemudian berkembang pesat menyebar
ke seluruh kerajaan Romawi dan selama berabad-abad mempunyai pengikut
tersendiri. Baru pada abad kelima pengikut Marcion pelan-pelan menghilang,
lenyap berbaur dengan lautan kekristenan.
Sekarang kita yang mengaku beriman kepada Kristus harus bertanya kepada diri kita sebuah pertanyaan penting: Apakah penyesatan Marcion yang anti Yahudi dan pro-Paulus benar-benar telah menghilang ? Tidakkah kita melihat bahwa ada
elemen-elemen di dalam Marcionisme telah terserap sedemikian rupa dalam
kekristenan tanpa disadari ?
Tentu saja Alkitab yang kita miliki, tidak seperti kepunyaan Marcion, mengandung kitab Taurat dan para nabi, namun seberapa besar kita menaruh perhatian terhadap perintah-perintah di dalamnya ? Jika kita mengamati
rata-rata perilaku orang Kristen seperti yang disebutkan di awal tulisan,
teramat jelas bahwa Gereja masa kini masih menganut Marcionisme dalam
prakteknya.
Umat Kristen dewasa ini tentu tidak ada lagi yang mempercayai dua tuhan seperti yang diajarkan oleh Marcion. Namun demikian banyak orang Kristen yang mengadakan perbedaan antara sifat hukum dalam Perjanjian Lama dengan kasih
karunia dalam Perjanjian Baru, sebab mereka memandang hukum Taurat sebagai
sesuatu yang berlawanan dengan kasih karunia. Hukum Taurat dipandang sebagai
sesuatu yang usang dan sedikit manfaatnya bagi seorang Kristen. Jika Tuhan
Perjanjian Lama dikesankan sebagai tuhan yang gemar mengadili, menghukum dan
pemarah sementara itu Tuhan Perjanjian Baru dikesankan sebagai tuhan yang lemah
lembut, cinta kasih dan damai, sehingga keduanya nampak seperti dua tuhan yang
berlawanan. Dengan demikian kita akan mendapati tuhan yang mengidap
schizophrenic atau jatuh ke dalam paham dua tuhan-nya Marcion.
Dalam bukunya Adversus Marcionem (207), Tertullianus mengecam Marcion dan para pengikutnya karena telah “melarang apa yang Tuhan perintahkan dan memerintahkan apa yang Tuhan larang.” (IV,1). Hantu ajaran
Marcion ini terus berlanjut sampai sekarang di dalam Gereja. Tidak ada satu pun
orang Kristen saat ini yang mengikuti perintah-perintah di dalam Perjanjian
Lama seperti memelihara hari Sabat, merayakan hari-hari raya Kitab Suci,
menjauhkan diri dari makanan haram, hal-hal yang diperintahkan oleh Tuhan.
Tetapi mengikuti teladan Marcion, Gereja mengajarkan untuk tidak memelihara
hari Sabat, tidak merayakan hari-hari raya Kitab Suci, tidak perlu menjauhkan
diri dari makanan haram, hal-hal yang berlawanan dengan apa yang diperintahkan
oleh Tuhan.
Marcion, seperti kebanyakan pemimpin gereja masa kini, menyalah-gunakan perkataan Yesus dan Paulus untuk mendukung injil yang nomophobia, anti Yahudi dan pro-Paulus. Tertullianus memperlihatkan bahwa serangan kata Yesus terhadap
ahli-ahli Taurat dan orang Farisi bukan ditujukan kepada hukum Taurat itu
sendiri, tetapi kepada pemutar-balikkan dan penyalah-gunaan hukum YHWH. “Ia
tidak mengritik beban hukum Taurat,” Tertullianus menulis. Beban yang
dikritik oleh Yesus menurut Tertullianus adalah “beban yang ditambahkan oleh
mereka sendiri, sebuah ajaran yang didasarkan atas ajaran manusia.” (IV,
27).
Tertullianus menunjukkan betapa Yesus memandang penting memelihara perintah-perintah Taurat dengan menulis tentang orang muda kaya yang bertanya kepada Yesus: “Jadi ketika Ia ditanya oleh orang tersebut, Guru yang baik,
apakah yang harus aku lakukan supaya memperoleh hidup kekal ?, Ia menjawab
engkau telah mengetahuinya – yang artinya ialah memelihara perintah-perintah
Sang Pencipta…Ayolah Marcion dan kalian para pengikut dalam kesesatan ini, apa
yang akan kamu katakan ? Apakah Kristus disini meniadakan perintah-perintah
sebelumnya…?” (IV, 36)
Tertullianus menentang pemutar-balikan surat-surat Paulus yang dilakukan oleh Marcion dengan memperlihatkan “keyahudian” iman Paulus, dan mempertanyakan, “Mengapa Paulus
tetap memelihara hukum Yahudi, jika ia adalah pemusnah agama Yahudi ?”
(V,5). Tertullianus juga menunjuk kepada Roma 7:7, untuk melawan kebencian
Marcion terhadap hukum Taurat, “Jika demikian, apakah yang hendak kita
katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Engkau memalukan, Marcion. Tuhan
melarang rasul Paulus menyatakan kebencian terhadap hukum Taurat…Bahkan ia
menambahkannya lebih jauh, jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu
juga adalah kudus, benar dan baik.” (V,14). Kemudian Tertullianus menulis, “Engkau
tidak dapat membuat seorang penganjur hukum Taurat menjadi seorang penentang
hukum Taurat.” (V,17).
Kalimat Tertullianus yang terakhir masih terasa relevan hingga hari ini. Apakah anda bisa menebak bagaimana reaksi orang Kristen masa kini terhadap kalimat-kalimat Paulus seperti berikut:
“Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.” (Gal 5:2)

“Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya
ialah Kristus.” (Kol 2:16-17)
Mudah ditebak. Mereka akan berpikir Paulus mengajarkan bahwa hukum Taurat telah digantikan dengan iman kepada Yesus Kristus. Benarkah demikian ? Ini bukanlah apa yang sedang dibicarakan oleh Paulus! Anda tidak dapat
membuat seorang penganjur hukum Taurat menjadi seorang penentang hukum Taurat.
Duapuluh tahun menjadi rasul Kristus tidak membuat Paulus berubah. Ia tetap seorang Yahudi yang taat. Paulus menyunat Timotius (Kis 16:1-3), bernazar dan mentahirkan diri (Kis 18:18,21:26), merayakan hari
raya Roti Tidak Beragi (Kis 20:6), merayakan hari raya Shavuot (Kis 20:16),
berpuasa pada hari raya Yom Kippur (Kis 27:9), dan memberikan persembahan di
Bait suci (Kis 21:26, 24:17). Tetapi ajarannya sering kali disalah-pahami
orang sebagai ajaran untuk membatalkan hukum Taurat. Dalam Kisah Para Rasul
21:18-26 diceritakan bagaimana Paulus membuktikan ketidakbenaran itu di hadapan
Yakobus dan para penatua di Yerusalem.
“Tetapi mereka mendengar tentang engkau, bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa, sebab engkau
mengatakan, supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup
menurut adat istiadat kita. Jadi bagaimana sekarang? Tentu mereka akan
mendengar, bahwa engkau telah datang ke mari. Sebab itu, lakukanlah apa yang
kami katakan ini: Di antara kami ada empat orang yang bernazar. Bawalah mereka
bersama-sama dengan engkau, lakukanlah pentahiran dirimu bersama-sama dengan
mereka dan tanggunglah biaya mereka, sehingga mereka dapat mencukurkan
rambutnya; maka semua orang akan tahu, bahwa segala kabar yang mereka dengar
tentang engkau sama sekali tidak benar, melainkan bahwa engkau tetap memelihara
hukum Taurat.” Pada hari berikutnya Paulus
membawa orang-orang itu serta dengan dia, dan ia mentahirkan diri bersama-sama
dengan mereka. (Kis 21:21-24,26)
Paulus yang sama juga menegaskan “Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman (kepada Yesus) ? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami
meneguhkannya.” (Rom 3:31).
Sayangnya, orang Kristen justru mengabaikan pernyataan-pernyataan Paulus yang positif terhadap hukum Taurat. Sangat jelas bahwa Paulus terus memelihara hukum Taurat setelah ia beriman kepada Kristus.
Satu hal yang berubah dalam diri Paulus ialah alasan dia untuk memelihara hukum
Taurat. Dahulu ia menaati setiap perintah secara teliti supaya ia memperoleh
pahala dan keselamatan. Setelah bertemu Kristus, ia menemukan bahwa dirinya
diselamatkan oleh karena iman. Sekarang keinginannya untuk menaati hukum YHWH
disebabkan oleh dorongan hati dari hidupnya yang telah diperbaharui di dalam
Kristus (Gal 2:20) sehingga ia bebas menaati hukum YHWH menurut roh, bukan
lagi menurut cara lama yang hurufiah (Rom 7:6).
Dengan memelihara hukum YHWH menurut roh dan berdasarkan alasan yang benar, Paulus memberikan contoh kepada seluruh pendengarnya, baik itu Yahudi maupun bukan Yahudi, supaya mereka mengikuti apa yang sudah dicontohkan
olehnya. Katanya, “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut
Kristus.” (I Kor 11:1). Kata yang digunakan dalam teks Yunani pada ayat
tersebut adalah mimetes yang berarti imitator, orang yang menirukan.
Jika kita mau bersungguh-sungguh mengikuti contoh yang telah diberikan oleh
Paulus, sebagaimana ia telah mengikuti contoh Kristus, maka kita akan kembali
memelihara hukum-hukum YHWH di dalam Perjanjian Lama, sesuatu yang telah
diabaikan di dalam Gereja selama berabad-abad. Jika kita mau mengundang Roh
Kudus dalam hati kita, maka cahaya terang YHWH akan menyingkirkan kita dari
cahaya kegelapan Marcion. Kita akan mendapati diri kita diperbaharui dan kita
akan melihat hukum YHWH yang sesungguhnya: sebagai sesuatu yang kudus, baik
dan benar, jika “digunakan dengan tepat” (I Tim 1:8).
Marilah kita, setiap orang yang beriman dengan hati penuh kepada Kristus untuk mulai belajar hukum YHWH, mengerjakannya, dan mengajarkannya demikian kepada orang
lain, karena Yesus berkata: “siapa yang melakukan dan mengajarkan
segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di
dalam Kerajaan Sorga.” (Mat 5:19). Sekali
kita melenyapkan cahaya kegelapan Marcion dan “semangat anti-Taurat” dari
teologi kita, kita akan menyaksikan bahwa hukum YHWH sama sekali bukanlah
sebagai beban melainkan suatu panduan moral supaya kita hidup dengan suka cita
menyenangkan hati Bapa di surga. Dengan begitu kita akan menyanyikan pujian
seperti Daud bermazmur bagi TUHAN:
“Terpujilah
Engkau, ya TUHAN; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Aku telah memilih
jalan kebenaran, telah menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku. Aku hendak
berpegang pada Taurat-Mu senantiasa.

Tuesday, July 17, 2012

Doa Bapa Kami/ Avinu shebashamayim

Tuhan yg digambarkan sbg seorang Bapa adalah bukan konsep asing bagi orang Ibrani. Frase "Bapa Kami" berbicara ttg hubungan Tuhan dgn Israel: Ia sebagai Bapa dan Israel anakNya (2Sam 7:14 ; Yes 63:16 ;64:8, Yer 31:9)Konsep yg sama yg sama juga dipakai berulang-ulang dlm siddur seperti pada frasa "Avinu, Malkeinu"(Bapa kami,Raja Kami) yg muncul dlm doa Birkat Ahavat Olam,Birkat Kedusha, dan Avinu Malkeinu.Iman kepercayaan Yudaisme mempunyai sifat komunal(memberi tekanan pada kesatuan umat). Sifat ini langsung dpt terlihat pada bentuk kata ganti orang pertama yg dipakai dlm berdoa. Hampir seluruh doa Ibrani diucapkan dlm bentuk jamak "kami" bukan tunggal seperti "aku" atau "saya" . Ini menunjukan bhw setiap kali seseorang berdoa, ia tdk berdoa utk dirinya sendiri melainkan bagian dari umat. Dia berdoa bagi keseluruhan umat. Dlm konteks Ibrani, Shekinah(hadirat Tuhan)senantiasa berdiam dlm satu kumpulan jemaat(Maz 82:1) . Sebagaimana yg dikatakan juga oleh Yeshua "dimana dua atau tiga orang berkumpul dlm namaKu" ( Mat 18:20) . Demikian juga dikatakan oleh rabbi-rabbi besar, "Ketika dua orang duduk bersama mempelajari Torah, Shekinah berdiam di tengah2 mereka(Talmud, Pirkei Avot 3:3)
2.YG ADA DI SORGA. Dimanakah Tuhan? Tentu Tuhan ada dimana-mana (omni present) tetapi Tuhan bersemayam di sorga
Tuhan bertyahta di Sorga " Langit adalah tahtaKu, dan bumi adalah tumpuan kakiKu"(Yes 66:1)
Sebutan utk Tuhan, "Bapa Kami yg ada di Surga" sering pula dijumpai dlm Talmud,tetapi tdk ada satupun literatur Ibrani, tdk juga dlm kitab suci , menyebut Tuhan "Bapa kami yg ada di bumi". Tuhan Israel adalah sesembahan yg tdk dapat dibawa Turun kebumi. Ia tdk dapat disembah dlm bentuk atau rupa apapun, selain dlm roh dan kebenaran(Yoh 4:24) . Frase "di surga" juga menggambarkan penyertaan dan berkat rohani yg senantiasa mengalir dari tempat yg tinggi.
3. DIKUDUSKANLAH NAMAMU. Frase ini setara dgn frase " Diberkatilah NamaMu yg kudus". Tuhan namaNya harus ditinggikan dan dikuduskan dihadapan segala bangsa, sehingga mereka mengetahui "Akulah Tuhan" (Yeh 38:23) dari firman inilah setiap orang Yahudi/ibrani menerima tanggung jawab untuk menguduskan nama Tuhan, konsep ini dinamakan "Kiddush Hashem" menyebut namaNya dalm penyembahan adalah bentuk manifestasi paling sederhana dari Kiddush Hashem. Kiddush Hashem semestinya diterapkan dlm setiap tindakan , perilaku, dan perbuatan kita yg memberikan nilai positif terhadap Tuhan dan umatNya. Lawan katanya adalah "Hillul Hasem" penistaan namaNya. Dua konsep berlawanan ini diformulasi oleh rabbi besar yg terambil dlm Imamat 22:32 "Janganlah melanggar kekudusan NamaKu yg kudus, tetapi supaya Aku dikuduskan ditengah2 orang Israel" apabila kita tdk berhati-hati dlm setiap tindakan dan ucapan kita, alih2 menguduskan namaNya tetapi malah kita mencemari nama Tuhann Hillul Hashem.Frase yg sama juga muncul dlm Doa Kaddish diawali dgn : "Yitgadal veyitkadash shemei raba b'alma divre khirutei( diagungkan dan dikuduskanlah namaNya di surga dan di bumi yg Ia ciptakan sesuai kehendakNya)
4.DATANGLAH KERAJAANMU. Tuhan telah membuat kerajaan di bumi yg mengikuti patron/pola kerajaan surga, akan tetapi tdk berjalan sempurna oleh karena dosa dan pelanggran umatNya,namun pemulihan dunia ini akan terjadi di era Messianik, ketika Messias datang dan memerintah di Yerusalem, inilah yg dinamakan kerajaan seribu tahun. Peranan Israel di masa itu adalah membawa firman/Torah kepada bangsa2 dan akhirnya bumi dipulihkan dan diperbaharui utk masa sribu tahun. Seperti nabi Yesaya berkata "dan Torah akan keluar dari Sion dan Firman Tuhan dari Yerusalem"(Yes 2:3) dalam Yudaisme konsep "pemulihan" ini dinamakan "tikkun olam" atau memperbaiki dunia, inilah tujuan utama dari Era Messianik. Jika dosa membawa kehancuran dimuka bumi, maka Torah membawa pemulihan. Pengharapan akan kedatangan kerajaan Messianik ini tdk pernah lepas dari iman kepercayaan Yudaisme lewat doa Amidah, tiga kali sehari orang Ibrani berseru kepada Hashem supaya Ia segera menghantarkan Era Messianik dimasa hidup mereka. Sekali lagi frase yg sama juga muncul dlm Kaddish "veyamlikh malkhutei bekhaiyekhon uvyomekhon d'kol beit Yisrael ba'agala uvizman kariv veimru amein" (kiranya Ia mendatangkan kerajaanNya di masa hidupmu, dihari2mu dan di seluruh kehidupan umat Israel dgn cepat dan segera, dan marilah kita berkata amein. 5. JADILAH KEHENDAKMU. Apa yg menjadi kehendak Tuhan? Yaitu supaya karya penciptaan sekali lagi ada di dalam pengetahuan yg lengkap ttg Tuhan, spt nabi Habakuk berkata: sebab bumi akan penuh dgn pengetahuan ttg kemuliaan Tuhan, seperti air yg menutupi dasar lautan (Hab 2:4) . Frase ini juga mengajarkan bhw sebuah doa permintaan yg baik sebaiknya diserahkan kedalam kehendak dan rancangan Tuhan. Doa Rabbi Eliezer (dari abad pertama) berbunyi: "jadilah kehendakMu di surga diatas dan berilah apa yg baik dimataMu. Diberkatilah Engkau yg mendengarkan doa"(Tosef, Ber.iii7),
Sama seperti Messias waktu berdoa di taman Getsemany pada waktu Dia mengalami tekanan yg paling berat...Dia berkata ; jgn seperti yg Kukehendaki melainkan seperti yg Engkau kehendaki (Mat 26:29) adalah kebiasaan umum dlm Synagoge setiap satu kalimat birkhat Kohanim diucapkan, jemaat merespon dgn berseru "amein kein yehi ratson" (amein jadilah kehendakNya
6.DIBUMI SEPERTI DI SURGA. Tujuan dari karya penciptaan adlh spy Kerajaan Elohim ditegakan dimuka bumi, mengikuti patron seperti di Surga. Tujuan ini akan digenapi pada saat kedatangan kembali Messias yg menghantarkan kita ke Era Messianik. Selama Era Messianik, pemulihan akan terjadi melalui Torah yg keluar dari Sion sampai semua musuh2 yg terakhir adalah maut diletakan dibawah kaki Messias (1Kor 15:25) namun demikian pada hari ini juga, kalau kita mau belajar Torah dan hidup di dlmNya, dan mengajarkan kepada yg lain demikian, maka kita secara aktif telah ikut terlibat dlm pemulihan dunia (Tikkun ha'olam) dan sesungguhnya Kerajaan itu tlh dinyatakan diantara kita. Yeshua berkata kepada talmidimNya yg hidup dan belajar dlm Torah , " sebab sesungguhnya Kerajaan Elohim ada diantara kamu" (Luk 17:21)
7. BERIKANLAH KAMI PADA HARI INI MAKANAN KAMi HARI INI. (Lihat roti kami hari ini). Mahzab Hillel,satu dari mahzab Farisi mengajarkan "seseorang yg mempunyai sesuatu utk dimakan dan mempertanyakan apa yg akan dimakan keesokan harinya, sesungguhnya adalah orang yg kecil iman". (Talmud, Sotah 48b). Dalam Mattityahu 6:31 Yeshua menekankan pandangan yg sama: "Sebab itu jgnlah kamu kuatir dan berkata apakah yg akan kami makan? Dan yg akan kami minum? Apakah yg akan kami pakai?" Dlm Mazmur 145:15,16 kita membaca "Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkaupun memberi mereka makanan pada waktunya" Para Rabbi besar Israel mengajarkan: "semua mahluk hidup menanti nanti dan mengangkat mata mereka kepada yg Maha Kudus utk makanan, tetapi org2 yg mempunyai iman tdk boleh sekedar menunggu, tetapi juga berdoa utk makanan mereka pada hari ini". HIkmat yg dpt diambil dr pengajaran ini adlh bahkan ketika seseorang mempunyai kecukupan makanan, seorang yg mempunyai iman haruslah tetap berdoa utk "makanan hari ini" spy melalui hal tsb ada berkat yg semakin dilimpahkan dari surga hari demi hari arti perkataan ini ; "Diberkatilah Tuhan setiap hari" lalu timbul pertanyaan: jika Bapa surgawi kita sudah mengetahui apa yg kita butuhkan sebelum kita memintanya, mengapa kita perlu berdoa? Kita tdk berdoa utk mengingatkan Tuhan akan kebutuhan kita, melainkan utk mengingatkan diri kita bahwa kita harus senantiasa bergantung kepadaNya. "Makanan hari ini" juga merupakan perlambang manna yg diberikan Tuhan di padang gurun. Enam hari Tuhan menyediakan manna hari per hari, dan pada hari keenam diberikan doble (double portion) utk Shabbat. Selama empat puluh tahun bani Israel belajar bagaimana mereka menerima "makanan hari ini".
8.AMPUNILAH KAMI AKAN KESALAHAN KAMI. Perkataan ini menunjukan bhw kita diampuni oleh Tuhan dgn ukuran yg sama ketika kita mengampuni sesama kita. Jadi bagaimana jika kita tdk mengampuni sesama? Yeshua berkata: "Karena jikalau kamu mengampuni kesalahaan orang, Bapamu yg disorga akan mengampuni kamu juga, tetapi jikalau kamu tdk mengampuni org yg bersalah, Bapamu yg di surga tidk akan mengampuni kesalahaanmu"( Mat 6:14-15)
9.JANGANLAH MEMBAWA KAMI KE DALAM PENCOBAAN,TETAPi LEPASKANLAH KAMI. Apakah Tuhan sungguh2 membawa kita ke dlm pencobaan? Apa bedanya antara pencobaan dan ujian? Ada banyak kali Tuhan menempatkan seseorang melalui ujian yg berat, supaya imannya diuji, Tetapi Tuhan tdk akan menempatkan org ke dlm suatu ujian yg Ia tau org tsb tdk akan mampu melaluinya. Ada tertulis: "Tuhan menguji orang2 benar dan fasik"(Maz 11:5) . Suatu ujian perlu diberikan supaya org tsb dpt mencapai potensi terbaiknya. Dlm satu kasus Tuhan menguji seseorang supaya ia menunjukan kualitasnya kepada org lain, walaupun Tuhan menguji kita, pilihan akhir ada di tangan kita. Manusia diciptakan dgn kehendak bebas, dan menjadi penguasa atas pilihannya sendiri, namun demikian dia harus mempertanggung jawabkan semua itu. Jika suatu ujian itu baik utk kita ,mengapa Yeshua mengajarkan berdoa : " jgnlah membawa kami ke dlm pencobaan? Perbedaan antara ujian dan pencobaan adlh: jika ujian berasal dari Tuhan, pencobaan berasal dari si jahat. Ketika kita meminta Tuhan utk tdk membawa kita ke dlm pencobaan, kita memohon supaya kita dihindarkan dari si jahat yg akan membawa kita berbuat dosa. Doa ini sejajar dgn kalimat penutup suatu doa rabbinik: "jgnlah membawa kami ke dlm dosa,kejahatan, atau pencobaan atau kehinaan..mdan membiarkan kecenderungan jahat berkuasa atas kami, dan lepaskanlah kami daripada kecelakaan dan bahaya penyakit" (Talmud, Berachot 60b) bahasa yg tepat sebenarnya "janganlah membiarkan kami ke dalam pencobaan" Kita berdoa utk proteksi terhadap si pencoba dan utk kekuatan supaya dpt menguasai kecenderungan jahat(yetzer hara) dlm diri kita.
10. KERAJAAN, KUASA DAN KEMULIAAN. Kalimat penutup dari Tefilat Hamashiakh adalah menekankan kepada hakekat2 TUHAN yakni. Kerajaan (Mamlakha), dan kuasa (gevurah), dan kemuliaan(Tiferet). Kalimat ini berangkat dari firman berikut yg: Ya Tuhan, punyaMulah kebesaran (Gedolah) dan keperkasaan (Gevurah), kemuliaan (Tiferet), kemashyuran (Neitzach) dan keagungan (Hod), Ya Tuhan punyaMulah Kerajaan (Malkhut) (1 Tawarikh 29:11) Firman yg sama yg dipakai juga utk mengiringi hymne prosesi Torah/mengarak Torah Gad'lu L'Adonai : lekha Adonai ha-gedula, le ha-gevurah, veha-Tiferet , ve ha-neitzach , ve ha-hod ki kol bashamayim uva-arets, lekha Adonai ha-mamlakha, ve ha-mitnasei lekol lerosh. " Engkaulah TUHan yg empunya kebesaran, keperkasaan dan kemuliaan, kemenangan, dan kemegahan, serta segala yg ada di surga dan di bumi. Engkaulah TUHAN yg empunya Kerajaan dan kuasa atas seluruh pemimpin. Amin.

Thursday, July 12, 2012

Realitas sejarah apa agama yg dianut Yeshua???

Dalam pembahasan ini kita akan mendalami agama apa yg sebenarnya dianut oleh Yeshua pada saat Dia ada dibumi?.Dalam bible golongan yahudi yg kita ketahui hanya ada 2 yaitu farisi dan saduki,jika kita mau mempelajari historis agama yahudi maka saat Yeshua ada dibumi banyak sekali golongan2 dari agama yahudi, tidak bedanya kristen saat ini,ada kristen katolik,protestan,pentakosta,dll.
Mari kita kaji kembali sejarah dari mesias kita:
Yeshua lahir dalam lingkungan agama Yahudi jelas sekali agama yg saat itu dianut Yeshua adalah agama Yahudi!!!suka atau tidak itulah fakta yg berbicara.
Yeshua adalah org Farisi:
Mengatakan Yeshua sbg org farisi adalah sesuatu yg menggelikan bagi kebanyakan org kristen,mengapa?? Karna mereka berpikir Yesus adalah org kristen!!!!saat kita melihat sejarah maka pola pemahaman kristenlah yg menggelikan bagi kebanyakan kaum yahudi mesianik,dan ini menunjukan jauh sekali kristen dari realitas sejarah mengenai juru selamatnya.

Orang kristen akan berkata"bagaimana bisa Yeshua org farisi sedangkan Dia menentang dan mengkritik kebanyakan org2 Farisi?",disinilah letak ketidak tahuan kebanyakan org kristen...bahwa mengkritik dalam pertemuan org2 yahudi di synagogue itu adalah hal yg lazim,karena mereka selalu mengupas kitab suci yg mereka percayai,dan disini Yeshua sdg mengajarkan bagaimana seharusnya Torah dilakukan.

Dan tidak semua Yeshua mengkritik farisi,utk diketahui bahwa saat itu ada 2 macam aliran farisi hilel dan shamay....Yeshua tampaknya lebih bersahabat dengan farisi hilel,dibanding farisi shamay yg sering melakukan ibadahnya dgn legalitas semata.Yeshua pun pernah meminta supaya org2 saat itu menghormati para farisi ini(Mat 23:1-3)

Jika dipahami dengan baik kritikan Yeshua saat itu merupakan "debat keluarga"yg selalu dilakukan para2 imam2 yahudi saat itu dan itu sangatlah lazim dilakukan oleh org2 Yahudi saat itu.

Sejarah dan kitab suci menunjukan bhw Yeshua adalah seorang farisi.
Sesungguhnya ketika org2 farisi menanyakan yohanes pembaptis siapakah dia,ia menjawab bahwa seseorg dari MEREKA(orang orang farisi)adalah mesias yg akan datang(Yoh 1:26-27)
Suka atau tidak kaum kristen harus bisa menerima ini,bahwa Yeshua adalah seorang Yahudi,seorang Rabbi,seorang Farisi,mengucapkan Shema,mengenakan tzit tzit,mendukung talmud(karena banyak perkataan2 Yeshua yg Dia ambil dari talmud)dan orthodox dalam kehidupanNYA.
Inikah "Yesus"nya org kristen??

Salah satu perkataan Yeshua yg Dia ambil dari talmud:

Mat 22:30"pada waktu kebangkitan orang tidak kawin mengawinkan"
Ma'asrot "tidak ada ikatan perkawinan dalam dunia yg akan datang"

Mat 5:28"setiap org yg memandang perempuan dengan penuh nafsu,sudah berzinah dgn dia didalam hatinya"
Kallah pasal 1"seseorang yang memandang seorang dengan penuh napsu,sama saja seperti ia telah melakukan zinah dengannya"

Mat 6:25-31"jangan kuatir apa yg hendak kamu makan dan minum"
Sotah 48b"seseorang yg mempunyai makanan utk hari ini dan berkata apa yg bakal saya makan esok hari? Mempunyai iman yg kecil"

Masih banyak lagi yg bisa disejajarkan perkataan2 Yeshua yg diambil dari talmud,sehingga saat ini kita bisa melihat sisi yg selama ini dalam kekristenan tidak pernah digubris,bahwa suka atau tidak Yeshua beragama Yahudi saat Dia ada di bumi,lahir sebagai org Yahudi,disunat pada usia 8 hari,menjalani/mentaati Torah,tidak makan makanan yg dilarang dalam Torah.

Kesimpulan,jika orang2 kristen menolak torah dalam kehidupan agama mereka yg mengakui Yesus adalah juru slamat mereka,Hendaknya mereka mulai mengkaji iman mereka,jika mereka selalu mengatakan "ingin seperti Yesus"berarti lakukanlah apa yg Yesus kerjakan didalam dunia saat itu....sehingga ucapan kuingin seperti Yesus bukan hanya ucapan yg kosong dan legalistik,tetapi seperti Yesus adalah melakukan seperti kehendak Bapa disurga.Shalom Rebbe Judah Moore

Wednesday, July 11, 2012

Pengikut Yeshua vs kekristenan modern

Yakub Emden juga dikenal sebagai Ya'avetz, (lahir 4 Juni 1697, Altona -. D April 19, 1776, Altona), adalah seorang rabbi terkemuka Jerman dan talmudist yang di dukung oleh Yudaisme Ortodoks dalam menghadapi pengaruh tumbuhnya gerakan Sabbatean.

Dia diakui di semua kalangan karena pengetahuannya yang sangat luas.

Meskipun Emden tidak menyetujui gerakan Hasid yang berevolusi selama hidupnya, buku-bukunya sangat dihargai di antara kaum Hassidim. 

Yang menarik adalah kenyataan bahwa Rabbi Jacob Emden mengambil sikap yang jelas yaitu tidak bermusuhan terhadap YESHUA, sangat berbeda dengan sikapnya yang anti-misionaris.

Bahkan Emden tidak menyarankan orang percaya supaya menolak keyakinannya kepada YESHUA, tetapi dia menyarankan supaya mereka lebih jeli lagi untuk menyelidiki dan kembali kepada ajaran Taurat yang YESHUA ajarakan dan mengikuti jejak para pengikut asli-Nya.

Sementara itu saya pun tidak setuju dengan semua yang Rabbi Emden perkatakan:

Misalnya: saya tidak percaya YESHUA mendirikan sebuah agama baru bagi bangsa-bangsa lain atau berdasarkan Tujuh Hukum Noah atau sebaliknya.
(Garis Bawahi Ini sebelum Membaca lebih lanjut).
Berikut ada beberapa hal yang sangat menarik menurut Rabbi Emden dalam tulisannya mengenai YESHUA DAN PENGIKUT ASLI-NYA VS KRISTEN MODERN:

Rabbi Emden menuliskan dalam Seder Olam Raba Vezuta (surat para kabalah):

Harus diakui bahwa orang Nazaret dan murid-murid-Nya, terutama Paulus, memperingatkan tentang Taurat TUHAN yang pertama kali diberikan kepada Bangsa Israel, bahwa semua itu terikat sunat.

Dan jikalau mereka benar seorang Kristen, mereka akan mengamati Iman mereka dengan kebenaran, dan tidak membiarkan mereka di dalam keterbatasan pengetahuan supaya Iman mereka tidak tergoyahkan dengan berita yang tidak layak ini bahwa ada MESIAS yang LAIN dari Shabbetai Zevi yang akan datang untuk MENGHANCURKAN Bumi.

Suatu Kebenaran yang benar-benar nyata menurut para penulis Injil (Besora), bahwa orang Yahudi tidak diizinkan untuk meninggalkan Taurat-Nya, Paulus menulis dalam suratnya kepada jemaat di Galatia 5:2 (Lihat terjemahan ILT), "Aku, Paulus, berkata kepadamu bahwa jika Anda melakukan sunat, Mesias tidak akan memberikan keuntungan apapun juga.



Saya mendambakan setiap orang seperti saya juga bahwa setiap orang yang menerima sunat berkewajiban untuk menjaga seluruh Taurat.
(1 Korintus 7:7).

Karena itulah Rabbi Shaul mengingat kan dalam suratnya kepada jemaat di Korintus (1 Kor 7:18-19) Kalau seorang dipanggil dalam keadaan bersunat, janganlah ia berusaha meniadakan tanda-tanda sunat itu. Dan kalau seorang dipanggil dalam keadaan tidak bersunat, janganlah ia mau bersunat.

BANYAK YANG BERTANYA APAKAH RABBI SHAUL BERTENTANGAN DENGAN DIRINYA SENDIRI?

Di dalam Kisah Para Rasul 16:3 dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani.

Disini disebutkan bahwa Paulus menyunatkan muridnya yang bernama Timotius. Dan ini sangat membingung kan mereka, karena tindakannya ini tampaknya bertentangan dengan teks lainya yang menunjukkan bahwa ia menganggap sunat sebuah perintah sementara, sampai kedatangan Mesias; tetapi ini terjadi setelah jaman Orang Nazaret itu!

Karena itu anda harus menyadari terlebih dahulu kenapa Paulus menyampaikan Kebenaran dengan gaya bahasa seperti itu.

Kita dapat melihat dengan jelas di sini bahwa Orang Nazaret dan para rasul-Nya tidak mempunyai keinginan sama sekali untuk menghancurkan Taurat TUHAN yang pertama kali diberikan TUHAN kepada Israel, yang sangat dilarang oleh Bapa-Nya;

Sebab ada tertulis di dalam Besora Matius yaitu tertulis di dalam Injil Matius 5:17-19 Orang Nazaret itu berkata:
17. “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakan nya, melainkan untuk menggenapi nya."
18. "Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi."
19. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

Ini pun tercatat juga di dalam Injil Lukas yaitu terdapat di dalam:
Lukas 16:17 "Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal."
Oleh karena itu sangat jelas disini bahwa Orang Nazaret itu tidak pernah bermimpi!! Untuk merusak apalagi untuk menghancurkan Taurat Bapa-Nya!

Kami juga menemukan Paulus, dalam pengajarannya, kepada jemaat di Korintus:
1Korintus 5:11 Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Elohim, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya.

Paulus menuduh mereka melakukan percabulan, dan mengutuk orang yang telah melakukan percabulan dengan istri ayahnya. Oleh karena itu Anda dapat memahami bahwa Paulus tidak bertentangan dengan dirinya sendiri karena dia telah menyunatkan Timotius, Timotius adalah anak dari seorang ibu Yahudi dari seorang ayah yang bukan Yahudi:

Kisah Para Rasul 16:1 Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani.

Paulus adalah seorang pemuka agama, yang dikenal dengan Jabatan dan Nama Rabbi Shaul, Paulus adalah murid dari Rabban Gamaliel, seorang Penatua yang sangat berpengalaman dalam hukum Taurat.

Paulus tahu bahwa anak dari seorang ibu Yahudi dianggap seorang keturunan Yahudi penuh, sekalipun ayahnya non-Yahudi, seperti yang ditulis dalam Talmud dan Kode.

Karena itu ia bertindak sesuai dengan Halakah orang Yahudi untuk menyunatkan Timotius.
Ini sejalan dengan posisi semula dari semua orang Yahudi bahwa mereka harus tetap berada dalam agama mereka sendiri:
1 Korintus 7:17-19 Selanjutnya hendak lah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan TUHAN baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Elohim. Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat. 18. Kalau seorang dipanggil dalam keadaan bersunat, janganlah ia berusaha meniadakan tanda-tanda sunat itu. Dan kalau seorang dipanggil dalam keadaan tidak bersunat, jangan lah ia mau bersunat.
19. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Elohim.

Timotius, lahir dari seorang ibu Yahudi, yang memegang hukum Yahudi, yang mengharuskan untuk disunat, sama seperti waktu ia diperintahkan melakukan segala perintah-perintah di dalam Taurat (Pemahaman ini sama pada waktu Paulus mengutuki orang yang meniduri ibu tirinya, dan Nuh yang pertama kali memberikan Ide ini), bahwa untuk semua orang yang telah disunat Terikat dengan Semua Perintah TUHAN.

Ini adalah jawaban yang sangat memuaskan untuk pertanyaan diatas tadi.

Ini juga akan mematahkan kontradiksi dalam perkataan Orang Nazaret itu. Yaitu Para Sarjana Kristen yang telah meng-asumsi-kan dengan pemikiran yang keliru dari bagian-bagian tertentu dalam Injil bahwa Orang Nazaret ingin memberikan Taurat baru untuk menggantikan Taurat Musa.
Lalu bagaimana mungkin Orang Nazaret itu bisa mengatakan secara eksplisit bahwa DIA datang hanya untuk menggenapi itu?
Tetapi seperti yang telah saya katakan sebelumnya bahwa para penulis Injil tidak pernah punya maksud sedikit pun untuk mengatakan bahwa Orang Nazaret itu datang untuk meniadakan agama Yahudi, tetapi DIA datang untuk mendirikan agama-Nya bagi bangsa-bangsa lain selama waktu masih berputar! Itu bukanlah sesuatu hal yang baru, tetapi itu sudah ada sejak jaman kuno (ancient), bahwa itu sudah ada di dalam Tujuh Perintah Nuh kepada anak-anak-nya, yang terlupakan.
Para Rasul dari Nazaret kemudian merumuskan hal baru. Bagi mereka yang lahir sebagai orang Yahudi, atau yang sudah disunat disebut sebagai penganut ajaran Yudaisme:

Keluaran 12:49 Satu hukum saja akan berlaku untuk orang asli dan untuk orang asing yang menetap di tengah-tengah kamu.

Dan wajib melakukan segala perintah-perintah Taurat tanpa terkecuali!!
(Kisah Para Rasul 15 Meeting Para Rasul-Nya). Lebih spesifik lagi ada di dalam: Kisah Para Rasul 15:5 Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: “Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.”

Tapi bagi bangsa-bangsa lain mereka berpesan dimana bangsa-bangsa lain WAJIB memenuhi ke 7 Perintah. Alasannya adalah karena mereka masih melakukan:

-Makan makanan yang telah dicemar kan berhala-berhala.
-Dan sering melakukan percabulan.
-Dan makan daging binatang yang mati dicekik.
-Dan makan makanan yang mengandung darah.
Dan semua itu dilarang oleh Para Rasul dengan mengambil keputusan untuk menuliskan surat kepada para Gentile (bangsa-bangsa) yang tercatat di dalam:

Kisah Para Rasul 15:20 tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah.

Dan ini juga berlaku kepada Mereka yang melarang melakukan sunat dan Shabat. Karena Semua ini sesuai dengan hukum dan kebiasaan orang Yahudi yaitu Taurat-Nya, seperti yang diuraikan oleh kaum bijaksana (Sages) kami, yang kebenaran-Nya telah dipancarkan kepada Musa di Sinai.

Maksud dari Para Rasul ini juga di tujukan kepada para Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang telah menduduki kursi Musa, supaya para gentile tidak mencontoh perbuatan-perbuatan mereka ini, karena mereka mengajarkan taurat tetapi tidak melakukan seluruh dari Taurat, mereka mengikatkan beban berat, lalu mereka
meletakkan kuk di atas bahu gentile, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
Dan Ini pun seruan dari Orang Nazaret itu di dalam Injil Matius 23:1-36,
bagi mereka para ahli-ahli Taurat atau orang-orang Farisi yang menentang untuk menyunat seorang kafir, sedangkan para ahli-ahli Taurat (Saduki) dan para farisi tidak mau menerima kuk atas diri-nya sendiri yaitu melakukan semua perintah-perintah Elohim: Matius 23:6-36.

Para kaum Bijaksana juga mengatakan bahwa bukan hanya Yahudi saja yang diperintahkan (sepenuhnya) untuk melakukan hari Shabat. Karena itu Para Rasul dari Nazaret memutuskan bagi mereka yang bukan Yahudi yang tidak masuk agama Yahudi yang tidak bersunat mereka harus melakukan perendaman, dan kondisi ini adalah merupakan KONVERSI PENUH:

Matius 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan BAPTISLAH mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.

Kisah Para Rasul 16:15 Sesudah ia di BAPTIS bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya: “Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada TUHAN, marilah menumpang di rumahku.” Ia mendesak sampai kami menerimanya.

Lalu menghilangkan kebiasaan para gentile yaitu melakukan Hari Shabat pada hari Minggu:
Kisah Para Rasul 15:21 Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.”
Oleh karena Orang Nazaret dan rasul-Nya melakukannya pada hari Shabat dan di sunat seperti yang disebutkan sebelumnya, oleh karena mereka dilahirkan sebagai orang Yahudi. Dan mereka memberikan kesempatan kepada para gentile untuk melakukan Taurat sepenuhnya, yaitu sampai seiring waktu yang berjalan beberapa dari gentile memutuskan untuk menyerahkan dirinya supaya melakukan Taurat-Nya sepenuhnya. Walaupun mereka mengatakan bahwa melakukan ketaatan terlalu sulit bagi mereka, tetapi akhirnya para rasul setuju untuk menghapus kuk dari leher mereka:
Kisah Para Rasul 15:28 Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini:
Kisah Para Rasul 15:29 kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat.”

Dan Para Murid Orang Nazaret itu juga menyerukan supaya gentile tidak mengikuti ajaran-ajaran yang tidak pernah diajarkan oleh Para Rasul-Nya:
Kisah Para Rasul 15:24 Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka.

Tetapi sejauh ini bangsa Yahudi melakukan dengan benar sejauh bangsa-bangsa lain memperhatikan, karena bangsa-bangsa lain tidak diperintahkan untuk melakukan itu. Dan juga tidak tepat untuk membuat suatu kesulitan bagi mereka, karena mereka tidak menerima Taurat dan tidak diperintahkan untuk melakukan perintah 613.
Namun, sejauh ini sangat berbeda dengan pengertian bangsa Yahudi, mereka menjadi wajib untuk memenuhi Taurat-Nya, karena Elohim sudah melepaskan mereka dari tungku besi (Mesir) untuk menjadi umat Pilihan-Nya yang adalah Milik-Nya.
Oleh karena itu bangsa Yahudi dan anak-anak mereka menjadi prioritas utama dan berlaku untuk selamanya dalam Perjanjian ini, dan tidak akan terlupakan dari mulut mereka, atau dihentikan dari anak-anak mereka.
Karena mereka telah memberikan hidup mereka secara turun temurun, seperti pemazmur telah mencatat:

Mazmur 44:18 Semuanya ini telah menimpa kami, tetapi kami tidak melupakan Engkau, dan tidak mengkhianati perjanjian-Mu.

Tentu saja, karena itu, tidak ada keraguan bahwa bagi ORANG yang MENCARI KEBENARAN akan sangat setuju dengan TESIS ini, bahwa Orang Nazaret dan rasul-Nya tidak pernah bermaksud untuk meniadakan Taurat Musa yang dilahirkan sebagai seorang Yahudi. Demikian juga Paulus menulis dalam suratnya kepada jemaat di
Korintus (1 Korintus 7:17) yang mana masing-masing harus mengikuti iman menurut panggilan-Nya. Oleh karena itu mereka bertindak sesuai dengan Taurat dengan melarang sunat untuk bangsa-bangsa lain, menurut Halakah, seperti yang dilarang untuk orang yang tidak menerima kuk perintah-perintah.

Para Rasul-Nya tahu bahwa akan terlalu sulit bagi bangsa-bangsa lain untuk menyelidiki Taurat Musa.
Oleh karena itu mereka melarang untuk menyunat para gentile dan itu sudah cukup buat mereka untuk melakukan Tujuh perintan Elohim ide dari Nuh, seperti yang diperintahkan kepada mereka melalui Halakah dari Musa di Sinai.
Oleh karena itu seperti kebiasaan saya mengucapkan sebuah pepatah:
Bukan seperti seorang penjilat yang munafik, lalu Elohim berkata seperti para munafik ini berkata:

{Karena Aku setia kepada orang-orang percaya Israel, dan Aku tahu betul bahwa sisa Israel tidak akan berbicara dusta, dan mulut mereka tidak mengandung lidah curang}.

Sebuah contoh yang sangat positif yang diberikan oleh Orang Nazaret itu kepada kita, bahwa Orang Nazaret itu membawa sebuah kebaikan ganda di dalam dunia ini:

-Di satu sisi, ia memperkuat Taurat Musa, seperti yang disebutkan sebelumnya, dan bukan karena salah satu orang Bijak kami berbicara lebih tegas mengenai kekekalan dari Taurat.

-Dan di sisi lain, orang Nazaret berbuat banyak kebaikan untuk bangsa-bangsa lain:

{asalkan mereka tidak merubah niat nya sesuka hati mereka, yang telah di lakukan oleh beberapa orang bodoh, oleh karena mereka tidak sepenuhnya memahami maksud dari penulis Injil}.
Saya pernah melihat seseorang menerbitkan sebuah buku, dan dia tidak tahu tentang apa yang di tuliskannya.

Karena jika dia mengerti subjek-Nya, ia akan berdiam diri dan tidak akan menyia-nyiakan kertas dan tintanya.

Ada juga ditemukan di antara kita sarjana bodoh yang tidak mengerti Kebenaran di dalam Taurat-Nya baik itu secara Tertulis dan maupun secara Lisan, yang menyebabkan banyak orang untuk berbuat kesalahan dengan pernyataan sombong dari para sarjana ini.

Tetapi ada juga pemuka agama di antara orang Kristen, yang benar-benar hebat. Dengan tidak melakukan penyembahan berhala.

Mereka ini WAJIB menyelidiki Tujuh Perintah Elohim sehingga mereka tidak menjadi liar di lapangan.

Orang Nazaret ini, juga memberikan kepada gentile cara-cara yang sangat etis, dan dalam hal ini DIA jauh lebih ketat dari mereka untuk menjalankan Taurat Musa, seperti yang sudah sangat kita ketahui.
Hal ini sendiri adalah yang paling tepat, karena merupakan cara yang benar untuk memperoleh praktik etika, seperti yang filosofi Maimonides (Musa) sebutkan. Dan ini mirip seperti yang telah kami tuliskan di dalam Siddur kami.

Kita tidak perlu memaksakan pada orang Yahudi praktek-praktek seperti etika ekstrim tersebut, sebab mereka wajib memikul kuk Taurat, karena tanpa itu mereka cenderung lemah sehingga tidak dapat melawan kekuatan yang jahat. Mereka Bangsa Yahudi telah mengambil sumpah di Sinai dan sudah terlatih dalam praktek yang tepat dan alami (nature). Ini adalah perkataan yang sangat jelas dan tidak akan ditolak oleh orang yang BERPIKIRAN JERNIH.

Jika ada orang Kristen tertentu yang menganggap dirinya ahli untuk memahami rahasia ini, mereka telah menjadi percaya bahwa mereka diperintahkan untuk meniadakan Taurat Musa dari keturunan Israel, tetapi Israel tidak akan pernah melakukan kebodohan seperti itu.
Orang-orang kristen mendengarkan kandungan perkataan dari diri mereka para sarjana kristen yang menganggap diri mereka ahli menyelidiki Taurat-Nya, padahal apa yang mereka maksud adalah sesuatu yang bertentangan dengan apa yang dimaksudkan oleh Para Penulis Injil.
Justru sebaliknya, para penulis Injil mempunyai maksud yang sebaliknya dari apa yang dimaksud oleh penulis kekristenan yang menganggap dirinya ahli.

Karena para sarjana inilah yang bersalah, itu disebabkan oleh karena kebencian mereka terhadap orang Yahudi yang tidak bersalah, dan tidak bersalah dalam hal apapun juga yang menjiwai dengan polos untuk melakukan Taurat TUHAN dengan segenap hati mereka, dan menjiwai dengan penuh rasa takut kepada Elohim. Malahan mereka seharusnya membawa jemaat mereka untuk mengasihi para pendahulu Israel yang tetap setia kepada Elohim mereka, karena memang diperintahkan dengan jelas bagi semua umat manusia termasuk Kristen oleh sang Guru asli-Nya yaitu Orang Nazaret tersebut.

Mereka bahkan yang mengatakan untuk mengasihi musuhmu. Tetapi berapa lama lagi mereka memusuhi kami orang Yahudi! Di Dalam Nama Surga, kami orang Yahudi adalah saudara Anda! ELOHIM yang sama yang telah menciptakan kita semua. Mengapa kalian harus menyiksa kami? Mari kita bergabung untuk melaksanakan perintah-perintah TUHAN, yang diikat dengan tali Kasih-Nya.
Karena Kami melakukan ini tidak untuk sementara, dan tidak untuk menikmati kesenangan dari kecenderungan untuk berbuat jahat dari kekosongan dunia yang sementara berlangsung.

Supaya kita benar-benar menjadi buah bibir di antara bangsa-bangsa, dengan semua ini (ibid). Karena hanya kepada TUHAN kami bermegah sepanjang hari, dan kami akan bersyukur kepada nama-Mu untuk selama-lamanya. Mazmur 44:1-27. Kami berdoa untuk kebaikan seluruh dunia, dan terutama untuk kepentingan tanah-tanah di mana kita tinggal, melindungi kita dan ketaatan kita melakukan Taurat.

Apakah Anda, anggota dari iman Kristen? Seberapa baik dan mungkin menyenangkan jika Anda akan melihat bahwa Anda yang pertama kali di perintahkan oleh guru Anda; betapa indahnya kalau anda ikut andil dalam membantu orang supaya mengenal ketaatan orang Yahudi kepada Taurat. Anda benar-benar akan menerima upah seperti jika Anda sendiri telah menyelidiki itu. untuk membantu orang lain mengamati lebih baik dari pada yang satu menyelidki tetapi tidak membantu orang lain untuk melakukannya, meskipun Anda hanya menyelidiki Tujuh Perintah TUHAN.

Saya telah menulis dengan sukacita di dalam Torah Ha-Kenaot, bahwa yang menyelediki Taurat, tetapi tidak mendukungnya, dianggap sama dengan diantara yang dikutuk; dan bangsa yang bukan Yahudi yang menyelidiki perintah 613, dan mendukungnya, dianggap ada di antara orang yang diberkati.


YESHUA HaMasiakh Memberkati.

Tuesday, July 10, 2012

tefilah/Ibadah

Tefilah dalam dunia kekristenan sangatlah asing karena didalam kekristenan mereka lebih mengenal dgn istilah doa spontan,kalau kita mau kaji lebih dalam doa adalah salah satu bagian dari ibadah,lalu apakah tefilah itu??dalam pembahasan kita saat ini kita akan membahas mengenai tefilah yg sangat akrab dilakukan oleh Judaism/messianic jews.

Apakah tefilah harian merupakan ciptaan manusia belaka utk mendirikan kebenaran agamawi yg bersifat lahiriah??bagi kekristenan mungkin demikian,tetapi jika kita mau kaji lebih dalam ke dalam ruang hati kita maka kita akan mendapatkan sesuatu yg sangat berharga dari praktek tefilah ini.
Asal usul tefilah:
Tefilah telah dikenal sejak zaman moshe yaitu saat penetapan pola persembahan korban di bait suci(kel 29:38-42,Bil 28:1-8)
Pola ini dilakukan terus oleh org2 kudus/imam dgn berpusat. Di bait suci(2raja 16:15)Elia 1raj 18:36 david( maz 55:17-18)
Namun saat bangsa israel mengalami pembuangan dan bait suci dikuasai penjajahan babilonia,maka korban harian tidak dapat dilakukan oleh karenanya diganti dengan tefilah 3 kali sehari di rumah rumah seperti yg daniel lakukan(Dan 6:11)dan ezra (ez 9:5)
Praktek ibadah demikian tetap dipelihara oleh Yeshua(luk 6:12) dan para rasulNYA(kis 3:1,kis 10:3-9)ibadah tefilah harian biasanya dilakukan di bait suci,synagoga dan di rumah.Sekalipun tefilah berasal dari praktek yg dilakukan di bait suci,namun sebenernya kegiatan ini telah dilakukan lama sebelum adanya bait suci,dimana??kita bisa perhatikan kisah kain dan habel kita akan dikejutkan bahwa mereka telah melakukan ibadah harian dgn ditandai korban dihadapan YHWH(kej 4:3-4)kata yg diterjemahkan "korban persembahan"digunakan kata "Minkha"yg artinya korban petang,ini merupakan AYAT BUKTI paling awal mengenai tata cara umat YHWH beribadah,kata minkha kembali muncul ketika penetapan ibadah korban di bait suci/beit hamikdash(kel 29:38-42)
Istilah tefilah sering digunakan sbg KARA,tefilah adalah suatu ungkapan hati kita kepada RAJA yg kekal.

Zmanim waktu pelaksanaan Tefilah,yaitu sacharit,minkha dan maariv aravim
Sacharit:
1.Birkat hasachar
2.Pezukei D'Zimra
3.Keriat shema
4.Shemonei esrei
5.Tachanun
6.Halel
7.Keriat Hatorah
8.Ashrei
9.Musaf(saat hari raya atau bulan baru
10.Shir shel Yom
11.Aleinu
Minkha;
1.Aleinu
2.Uva L'tzion
3.Keriat Torah
4.Shemonei esrei
5.Tachanun
6.Aleinu
Maariv:
1.Keriat Hashem
2.Shemonei esrei
3.Aleinu
Komunitas messinic jews menyertakan dalam doa dgn nama Yeshua Hamasiakh.sehingga saat ini kita bisa berseru kepada G-D melalui YeShua Hamasiakh,jika kita perhatikan, Tefilah adalah suatu hal yg sering dilakukan oleh leluhur israel,tetapi konyolnya dalam kekristenan hal hal seperti ini dianggap legalistik atau bahkan kemunduran dalam iman kita,benarkah demikian??? Tentu tidak!! tefilah adalah salah satu bukti ketaatan kita terhadap G-D,bagaimana bisa kita berkata mengasihi G-D kalau dalam keseharian kita melupakan kewajiban kita kepada Hashem yaitu bersekutu denganNYA malalui tefilah ini,didalam kekristenan sangatlah abstrak dalam merumuskan "bersekutu"kepada G-D,mengapa demikian??karena hampir semua sistem kekristenan dilakukan dengan hati,benarkah??justru karena mempunyai pemahaman seperti inilah maka hampir hampir kekristenan tidak mempunyai aturan2 dalam peribadatan sehingga yg muncul adalah aturan2 manusia....sehingga kita membiarkan celah bagi sijahat satan utk masuk dalam pikiran pikiran kita dalam dogma2 dan doktrin,marilah sebagai kaum messianic kita tunjukan cinta kita kepada Hashem dengan mempunyai sikap disiplin menghadap dan bersekutu denganNYA dengan aturan2 yg sudah ada sejak ribuan tahun yg lalu......Shalom Rebbe Judah moore

tefilah by franky tombeng

1. Doa permohonan, kebanyakan org memandang bhw utk inilah tujuan kita berdoa. Firman Tuhan berkata, ".aka sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya,ketika mereka sedang berbicara Aku sudah mendengarkannya". (Yes 65:24) "Jadi jgnlah kamu spt mereka (bangsa-bangsa),karena Bapamu mengetahui apa yg kamu perlukan sblm kamu minta kpdNya" (Mat 6:8) Kalau begitu masih ada gunanya berdoa? Salah satu tujuan kita berdoa adlh supaya kita meningkatkan kesadaran kita akan Tuhan dan perananNya dlm hidup kita. 2.Doa adalah pujian kpd Tuhan 3. Doa pengucapan syukur (Hoda'ah) 4. Doa pengakuan dan perenungan diri Doa dlm bahasa ibrani adlh "Tefillah" yg diturunkan dari kata L'hitpalel (akar kata Pe - Lamed - Lamed) yg mengandung arti "menilai diri". Inilah tujuan doa yg paling hakiki, jadi kita senantiasa diminta utk menilai kembali diri kita, melihat kedlm - meneliti hati dan jiwa kita - ketika kita berdiri di hadapan hadiratNya, seperti Salomo dalam amsalnya berkata : " Siapa memalingkan telinganya utk tdk mendengarkan hukum(Torah) juga doanya adalah kekejian"( Ams 28:9) jadi doa bukan semata-mata berisi daftar permohonan dan permintaan. Doa sesungguhnya adalah ibadah hati.:)
KAVANAH. Dalam berdoa, kita dpt membedakan dua macam sikap, yakni sikap hati dan sikap tubuh. Dalam Judaism ada dua hal yg mesti dipenuhi dlm berdoa: Doa hrs keluar dr dlm hati. Doa yg diucapkan menurut hafalan luar kepala, yakni ketika bibir kita berbicara tetapi hati kita berada jauh dr Tuhan dan dari apa yg kita ucapkan, tdk dipandang sebagai doa. Doa harus diucapkan dng mulut. Berbicara dlm hati saja tdk dipandang sebagai doa. Apa yg keluar dari hati harus harus diexpresikan lewat mulut. Didalam Judaism sikap hati menempati posisi yg lebih penting. Doa yg dilakukan spt robot, misalnya hafalan atau karena rutinitas, kehilangan validitasnya sebagai doa. Ketika berdoa kita dituntut utk mempunyai tingkat emosi atau perasaan hati terhadap Tuhan yg cukup. Kita harus ada dlm kesadaran "dihadapan siapa kita berdiri"(Berachot 28b). Sensasi atau perasaan hati ini dinamakan "kavanah" Talmud mengajarkan " setiap orang yg berdoa harus mengarahkan hatinya ke surga" (Berachot 31a) inilah tingkatan minimum kavanah dlm doa. Tingkat berikutnya adalah mengenal dan memahami apa yg kita ucapkan. Kemudian kita membebaskan pikiran kita dr segala hal yg dapat mengganggu konsentrasi kita. Tingkatan yg tertinggi adalah merenungkan tiap-tiap kata yg kita ucapkan ketika berdoa. "Yang Maha Kudus, diberkatilah Dia, menghendaki hati" (Sanhendrin 106b). Kavanah juga mencerminkan keadaan hati kita. Ini sangat penting. Di dalam.Talmud dikatakan bhw seseorang hendaknya bangkit berdoa hanya dengan ketakziman hati/pikiran (Mas. Berachot 31a, catatan kaki 12). Dikatakan pula seseorang yg sdng tidak tenteram hatinya tdk boleh berdoa (Eruvin 65a) Yeshua mengajarkan sebelum kamu berdoa hendaklah kamu berdamai terlebih dahulu dgn saudaramu, jadi dlm konteks bedoa kita tdk dpat berdoa dengan baik jika sikap kita tdk benar. Setiap orang mempunyai cara yg berbeda-beda utk mencapai tingkat Kavanah tertentu sebelum dan selama berdoa. Bernyanyi adalah salah satu alat bantu utk mencapai kavanah.
Begitu juga dgn seni melantunkan atau mengidung. Dalam synagoge terdapat dua macam tipe musik, pertama seni melantunkan pembacaan kitab suci. Kedua seni mengidungkan doa (nusah) . Nyanyian juga menjadi unsur penting dalam perjamuan Shabbat, yg dinamakan Zemirot, disamping musik, kaum pria memakai tallit dan tefillin. Dgn menutup kepala dng Tallit kita menciptakan kavanah dan kekhusukan pribadi.
SIDDUR. Usaha utk menyusun doa mula-mula dimulai pada waktu Bait suci pertama. Melekh David mulai mengumpulkan puisi-puisi dan kidung, baik yg dikarangnya sendiri maupun berasal dari orang lain yg sezamannya , dan juga dari pendahulunya seperti Moshe. Kumpulan ini dinakam Tehillim(puji-pujian) atau yg kita kenal sbg kitab Mazmur. Org Yahudi sampai hari ini menjadikan Tehillim sebagai kitab doa yg terutama. Pada zaman Bait suci kedua imam Ezra dan ke 120 orang saleh(The Great assembly) yg duduk dlm mahkama Agung (diantaranya termasuk nabi Maleakhi, Daniel, Nehemiyah) mulai menyusun doa Shemoneh Eshrei (18 ucapan berkat) atau lebid dikenal Amidah. Sampai hari ini Amidah menjadi doa sentral dlm setiap liturgi berjemaah Yahudi. Sampai abad pertama tdk ada tersusun yg permanen kecuali Shema dan Amidah. Setiap rabbi mengajarkan doia kpd murid2nya masing2, termasuk Yokhanan hamatbil dan Adonenu Yeshua (Luk 11:1). Pada th 90 di Yavneh pemuka agama Yahudi merasa perlu utk melakukan fixasi susunan doa. Dan kumpulan doa tsb diwariskan dari generasi ke generai (l'dor v'dor). Baru kemudian abad kesembilan di spanyol susunan doa mulai dibukukan secara permanen sampai hari ini. Buku doa ini dinamakan Siddur tefillah yg juga kita pakai dlm kebaktian/ibadah kita.
Mengapa kita berdoa dengan siddur? Tdk ada keharusan berdoa dgn siddur, didalam kitab suci juga tdk diajarkan oleh para rabbi, namun demikian dgn memakai siddur, setidaknya kita mendapatkan manfaat spt: dengan memakai siddur, kita menyatu dgn seluruh umat Tuhan di seluruh dunia, berbicara dgn Tuha dlm satu kesatuan. Setiap kata dlm doa yg terdapat dlm siddur disusun oleh orang-orang Tzaddik dan sudah teruji dlm rentangan waktu. Isi doa2 dlm siddur sebagian besar diambil dari kitab suci, memakai ungkapan bahasa ibrani yg sama dan merefleksikan seluruh aspek keimanan di dalam judaism. Siddur membantu banyak orang yg tdk dapat menyusun kata2 dlm doanya dengan baik/benar.
Sikap tubuh turut mencerminkan intensitas kita dlm berdoa. Duduk, sebagian besar doa dilakukan dalam posisi ini. Orang yahudi yemen masih memelihara kebiasaan asli yakni menekuk kaki di lantai. Berdiri, kita berdiri pada bagian2 tertentu dlm siDdur seperti pada saat doa Amidah, Barekhu, aleinu dan ketika Tabut Torah dibuka dan Torah diarak keliling ruangan. Membunkuk, dilakukan hanya saat2 tertentu seperti waktu khazan mengucapkan barekhu, empat kali pada waktu amidah (avot dan modim), sekali pada waktu aleinu. Menunduk dilakukan dgn menekuk lutu sediikit (pada kata "barukh") membungkuk( pada kata "atah") dan tegak kembali (pada kata "Adonai") . Orang yg memiliki kesehatan yg kurang baik, tdk dpt membungkuk ,cukup dgn membungkukan kepalanya. Sujud, posisi ini amat jarang dilakukan pada masa kini walaupun dimasa lalu bersujud adalah salah satu postur terutama dlm penyembahan. Biasanya dilakuka pada hari raya Yom kippur ( doa avodah) Berayun, postur tubuh yg terakhir ini adalah masalah kebiasaan. Ada orang yg nerayun dgn gerakan cepat,ada yg pelan, kebiasaan berayun ini berangkat dari penafsiran Maz 35:9-10 "Tetapi aku bersorak-sorak karena Tuhan, aku girang karena keselamatan dari padaNya, segala tulangku berkata : Ya Tuhan, siapakah yg seperti Engkau?". Berayun pada sebagian org mampu meningkatkan kavanah utk dirinya. Pada sebagian orang lagi berayun justru memecah konsentrasi dl berdoa, jadi menurut halakha rabbi, apakah seseorang harus berayun atau tdk dlm berdoa, tergantung dari bagaimana ia dapat mempengaruhi cara berdoa. Apapun yg dapat membantu seseorang mendapatkan kavanahnya, itulah cara yg benar. YERUSALEM. Ketika berdoa/tefillah sebisa mungkin kita arahkan pandangan kita ke tempat kudus yg telah dipilih TUHAN . Kitab suci menerangkan dlm 1 Raja-raja 8:44-49 dan 2 Tawarikh 6:34-39 "(Salomo berdoa:)...dan apabila mereka berdoa kepada TUHAN dgn berkiblat ke kota yg telah Kau pilih dan rumah yg telah kudirikan bagi namaMu, maka Engkau kiranya mendengarkan
...1 raja 44-45
Perhatikan kalimat dlm doa salomo : " dan apabila mereka berdoa kepada TUHAN dng berkiblat ke kota yg Kau pilih" perbuatan berkiblat sebenarnya merupakan penekanan terhadap ibadah doa mereka yakni" kepada TUHAN" Pada zaman Salomo banyak kota dunia yg menjadi pusat2 penyembaham berhala. Dengan menyatukan arah ke Yerusalem mereka hendak menyatakan bahwa hanya kpd TUHAN(Hashem) Elohey Israel mereka beribadah. Dengan demikian merek menjadi yakin bahwa nereka sedang menyembah Elohim yg benar. Bukan kepada ilah2 lain yg disembah bangsa2 lain di Tirus, di Sidon, di MesirN di Babel dan sebagainya. Praktek kiblat ini terus dilakukan bangsa Israel pada masa pembuangan. Ini merupakan hal yg menarik utk diperhatikan. Kita tahu bhw pada masa itu Bait suci yg didirikan Salomo telah dihancurkan oleh babel. Bait suci tdk ada lagi. Tetapi mengapa mereka tetap melanjutkan kiblat tsb? Kita lihat bahkan seorang saleh(Tzaddik) seperti Daniel pelaku dari praktek ibadah ini (lihat Daniel 6:11) dari sini kita harusnya mengerti bahwa bukan eksistensi Bait Elohim yg menjadi penentu kiblat, tetapi eksistensi dari Elohim itu sendiri. Sekali lagi dgn menyatukan pandangan arah berdoa ke Yerusalem, bangsa Israel hendak menyatakan bhw hanya kepada TUHAN sajalah mereka menyembah. Memandang ke Yerusalem juga menjadi salah satu sikap tubuh sebagai wujud antisipasi kita dalam menantikan kedatangan Moshiakh HaMelekh (Raja Messias) kedua kalinya, dimana kerajaan TUHAN (Malkhut Hashamayim)dipulihkan dan setiap orang dapat memerintah bersama-sama dengan Dia. Dalam siddur kita tdk henti2nya mendoakan hari-hari itu (bayom hahu). Semoga hari-hari itu terjadi di zaman kita. Barukh atah Adonai khonein ha da'at, B'Mashiakh Yeshua, amen.

Mengapa kita harus mengasihi YHWH??

Kasihilah YHWH Elohimmu dgn segenap hati,segenap jiwamu dan dgn segenap kekuatanmu,kita sering mendengar perkataan yg diucapkan oleh Yeshua(Yesus) ini.Sadarkah kita ucapan Yesus ini sesungguhnya memerintahkan cara kita utk mengasihi DIA(Bapa disurga)mengapa??? Krn iblis mengelilingi kita dan siap menyerang ke arah ketiga yg disebut oleh Yeshua td......ARtHAKAROS,DIABOLOS dan SATANOS,
ARTHAKAROS:iblis menyerang kita melalui hati kita,sehingga rasa cinta kita kepada Tuhan semakin berkurang dari hari ke hari,kita malas berdoa atau kita berdoa dgn sikap yg tidak menghormati,malas utk membaca kitab suci atau kita anggap dgn membaca ayat per ayat melalui renungan harian kita telah membaca firman Tuhan.apakah benar demikian??tentu saja tidak!!!sikap dan hati kita harus menghormati saat kita akan menghadap DIA
DIABOLOS:iblis menyerang kita melalui jiwa atau pikiran kita,kadang oleh karna kekawatiran kita akan keuangan atau masa depan,kadangkala kita menomorkan duakan atau bahkan melupakan Tuhan dalam hidup kita,demi uang kita bisa melupakan Tuhan dan akhirnya kita menodai status kita sbg anak Tuhan dgn cara(korupsi,menjilat atasan,mencuri,atau melakukan yg menyakiti hati Tuhan demi kekawatiran kita itu)apakah demikian sikap anak Tuhan??? Tentu saja tidak!!!
SATANOS:cara iblis yg satu ini menyerang fisik atau kekuatan kita seperti dgn sakit atau hal2 lain yg menyangkut akan tubuh kita...dan itu sering kita lihat bgmn org bisa menghujat Tuhan karena sakit yg dideritanya.
Sadarkah semua cara2 iblis ini bertujuan utk menjauhkan kita dari fokus kita kepada YHWH,sehingga maksud keselamatan yg telah dilakukan oleh Yeshua Hamasiakh akan menjadi sia2.Renungkan dan pikirkan seberapa kita mengasihi Tuhan??ataukah kita sdg ada dalam pengendalian iblis utk menjauhkan kita kepada Sang pencipta tanpa kita sadari???have a nice day Shavua Tov!!!!!

Pengakuan Iman nasrani

Kami adalah komunitas religius pengikut Yeshua ha-Mashiach yang dikenal mula-mula dengan sebutan Nasrani/Netzarim (Kisah Para Rasul 24:5).

Apakah Komunitas Nasrani itu ?


Apakah Komunitas Nasrani itu ?

Kami adalah komunitas religius pengikut Yeshua ha-Mashiach yang dikenal mula-mula dengan sebutan Nasrani (Kisah Para Rasul 24:5). Santo Yerome, Bapa Gereja dari abad keempat, menjelaskan kaum ini sebagai orang "...yang menerima Kristus sedemikian rupa namun tanpa meninggalkan Hukum yang lama." Saat ini kami berusaha untuk mengembalikan ajaran Yeshua ke konteks aslinya. Gerakan kami merupakan suatu kebangunan kembali kehidupan spiritual kuno, suatu proses kembali kepada ajaranNya yang murni seperti halnya jemaat yang mula-mula di Yerusalem.


Siapa kami ?

Pengikut Yeshua yang mula-mula merupakan sebuah sekte Yahudi yang dikenal sebagai "Nasrani" atau dalam bahasa Ibrani "Netzarim" (Kisah Para Rasul 24:5). Santo Yerome, Bapa Gereja dari abad keempat, menjelaskan kaum ini sebagai orang "...yang menerima Kristus sedemikian rupa namun tanpa meninggalkan Hukum yang lama." Saat ini kami berusaha untuk mengembalikan ajaran Yeshua ke konteks aslinya. Gerakan kami merupakan suatu kebangunan kembali kehidupan spiritual kuno, suatu proses kembali kepada ajaran-Nya yang murni seperti halnya jemaat di abad pertama.


Kepercayaan kami

Kami sepenuhnya percaya kepada ke"echad"an dan keunikan Tuhan. Tiada Tuhan selain YHWH - Tuhan Yang Maha Tinggi, Yang Maha Suci, Yang Maha Kuasa, Pencipta Alam Semesta, Bapa kami.

Hukum Terutama (Ibrani : mitzvah ha-rishonah) kami adalah perintah yang disampaikan Tuhan di hadapan tiga juta orang Israel sekitar 3500 tahun yang lalu :

Dengarlah, hai orang Israel, YHWH Elohim kita, YHWH itu echad !
Kasihilah YHWH Elohimmu,
dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap kekuatanmu !
(Ulangan 6:4-5)

Kami juga percaya kepada Yeshua ha-Mashiach sebagai Firman Elohim, Anak Elohim, Mesias, Sang Jalan, Guru kami, Gembala kami, Juruselamat kami, Tuan kami, Raja segala raja. Ia bukan datang untuk meniadakan Taurat melainkan untuk menggenapinya. Lebih jauh Ia meneguhkan Hukum Terutama ketika menjawab pertanyaan seorang ahli kitab tentang hukum manakah yang paling utama.

Jawab Yeshua, "Hukum yang terutama ialah:
Dengarlah, hai orang Israel, YHWH Elohim kita, YHWH itu echad !
Kasihilah YHWH Elohimmu,
dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap akal budimu dan
dengan segenap kekuatanmu !"
(Markus 12:29-30)


Ibadah kami

Kami tidak meninggalkan sistem kepercayaan yang berbasiskan Taurat untuk "beralih" ke sebuah agama yang baru atau asing. Kami menjalankan Keriath Shema : pembacaan syahadat dua kali sehari (Ulangan 6:7). Dan bunyinya demikian :

Shema Yisrael, Adonay Eloyhenu, Adonay Echad !
(Dengarlah Israel, YHWH Elohim kita, YHWH itu echad !)

Kami beribadah pada hari Sabat karena Tuhan memerintahkan kami untuk menguduskan hari-Nya itu (Keluaran 20:8-11). Hari Sabat adalah Sabtu, bukan Minggu. Jangan keliru. Konsili Nikea (325 M) telah mengubahnya. Taatlah hanya kepada perintah YHWH dan bukan kepada perkataan manusia.

"Akulah YHWH, Elohimmu: Hiduplah menurut ketetapan-ketetapan-Ku dan lakukanlah peraturan-peraturan-Ku dengan setia, kuduskanlah hari-hari Sabat-Ku, sehingga itu menjadi peringatan di antara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah YHWH, Elohimmu." (Yehezkiel 20:19-20)


Kitab suci kami



Torah adalah Hukum Elohim. Torah bersifat kekal dan tidak dapat digantikan. Taurat, Neviim (kitab para nabi) dan Kethuvim (tulisan-tulisan) ditulis dibawah inspirasi Roh Kudus. Ketiga bagian itulah yang anda kenal selama ini sebagai "Perjanjian Lama" dimana kami menyebutnya kitab Tanakh. Di samping itu kami mempunyai "Perjanjian Baru" yang kami sebut sebagai Kethuvim Netzarim (tulisan kaum Nasrani), yang juga diinspirasi oleh Roh Kudus. Hal yang terbesar ialah kami dianugerahi pula Firman Elohim yang hidup. Bukankah Tuhan telah berfirman demikian :

"Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan." (Ulangan 30:14)

"Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu", demikianlah firman Tuhan : "Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Elohim mereka dan mereka akan menjadi umatKu." (Yeremia 31:33)

Yeshua adalah Firman Elohim yang hidup.

PEMBUKA

Pernyataan iman ini ditujukan hanya sebatas sebuah pernyataan saja dan tidak dimaksudkan untuk menjadi semacam Pengakuan Iman. Pernyataan ini tidak boleh dipandang memiliki kesetaraan dengan Kitab Suci. Pernyataan ini dibuat semata-mata untuk tujuan berikut :

1. Mengklarifikasikan beberapa hal dimana kami telah disalah-pahami.
2. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sehubungan dengan iman kami.
3. Menciptakan pengertian dan kesamaan pandangan di antara jemaat yang tergabung.


PERNYATAAN IMAN NASRANI/Messianic jews

1. YHWH
* Kami percaya bahwa YHWH adalah (Echad).
* Kami percaya bahwa YHWH telah menyatakan diri-Nya melalui banyak cara, karakteristik dan penyataan, diantaranya sebagai Bapa, Firman (Memra) dan Roh Kudus (Ruach ha-Kodesh).
2. MESIAS
* Kami percaya Yeshua HaMashiach telah datang dan dengan sukacita kami menantikan kedatangannya kembali, sekalipun ia mungkin menundanya, kami tetap siap-sedia menyambut kedatangannya setiap hari.
* Kami percaya Yeshua lahir oleh perawan kudus, hidup tanpa dosa menurut hukum Taurat, melakukan mukjizat, disalibkan untuk menebus umatnya sesuai dengan apa yang tertulis dalam Kitab Suci, bangkit pada hari ketiga, naik ke surga dan duduk di sebelah kanan YHWH.
3. KESELAMATAN
* Kami percaya bahwa kami telah menerima keselamatan melalui wafatnya Mesias, karena darah perjanjian-Nya yang dicurahkan untuk setiap orang percaya.
* Kami percaya bahwa keselamatan adalah kasih karunia YHWH semata-mata, bukan diperoleh dari hasil pekerjaan kami memelihara Taurat.
4. KITAB SUCI
* Kami percaya bahwa tanakh dan britt chadasha adalah Firman Elohim yang sempurna, diilhami oleh Roh Kudus dalam setiap titik dan hurufnya.
* Taurat adalah pengajaran YHWH yang diberikan kepada umat-Nya melalui Musa, tidak berubah dan tidak dibatalkan hingga langit dan bumi berlalu.
* Kami percaya memelihara Taurat adalah kewajiban moral manusia dan wujud pernyataan kasih setia kita kepada YHWH.

Selaras dengan pernyataan iman yang dikeluarkan oleh WNAE International Nazarene Beit Din