Sunday, August 26, 2012

Injil kerajaan sorga yg kurang dipahami kekristenan

INJIL KERAJAAN SURGA.

Jika melihat beberapa peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini khususnya yang terjadi di Timur Tengah dimana terjadi pemberontakan rakyat terhadap Pemimpinnya (Presiden), baik di Mesir maupun di Libya, ada satu kesimpulan yang dapat kita tarik, yaitu ketidakpuasan rakyat terhadap SISTEM PEMERINTAHAN yang ada. Gerakan ini bukanlah gerakan yang hanya terjadi sekarang ini tetapi di seluruh dunia termasuk di negeri kita pada waktu lalu di tahun 1998, sehingga terjadilah yang namanya Reformasi. Pada dasarnya jika kita teliti melihat gerakan-gerakan pemberontakan yang terjadi di banyak negara dari masa ke masa semuanya dapat disimpulkan bahwa dunia sedang sibuk mencari suatu tatanan pemerintahan yang ideal. Akhir-akhir ini sepertinya ada 2 kubu kekuatan yang bersaing yaitu:

1. Pemimpin Pemerintahan; yang ingin terus menerus memerintah, jika boleh seumur hidupnya sang pemimpin tersebut memerintah.
2. Rakyat (massa); yang jika telah memberontak bersama, kekuatannya tidak terbendung, bahkan dengan kekuatan militer sekalipun. Rakyat memberontak terhadap pemimpinnya yang mereka nilai hanya memikirkan kepentingannya sendiri, memperkaya dirinya sendiri, tidak adil, tidak memberikan perlindungan kepada kepentingan masyarakat dan banyak hal lainnya, tetapi terlebih dan terlepas dari itu semua, pemimpin itu ingin pula memerintah selamanya alias seumur hidup sampai mereka meninggal barulah mau digantikan.

Gerakan pemberontakan massa ini memang tidak dapat di bendung, karena saat ini mayoritas negara menggunakan Sistem Pemerintahan Demokrasi.

· Nb: Kata Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu; Demos yang artinya Rakyat dan Kratos yang artinya Pemerintahan. Jika digabung mempunyai arti Pemerintahan Rakyat. Kedaulatan Tertinggi ada pada Rakyat. Pemimpin dipilih oleh Rakyat untuk Kepentingan Rakyat.

Sementara dunia dari masa ke masa terus berjuang untuk menciptakan suatu tatanan pemerintah yang ideal. Tetapi tanpa disadari oleh manusia, dari arus yang berbeda yaitu dari TUHAN Pencipta Semesta Alam, YHWH Tzevao't melalui Putra-Nya YESHUA HaMasiakh yang adalah Firman-Nya yang telah menjadi manusia yang Ekhad (Satu kesatuan dengan-Nya), sedang terus bekerja memulihkan suatu sistem pemerintahan yang paling ideal bagi manusia, yang dahulu pernah ada, yaitu sistem pemerintahan TEOKRASI.


· NB: Teokrasi berasal dari kata Theos yang artinya TUHAN dan Kratos yang artinya Pemerintahan.

Sebenarnya dari awalnya ketika manusia pertama kali diciptakan, TUHAN Pencipta Alam Semesta, telah menciptakan suatu sistem pemerintahan yang paling ideal bagi manusia di dunia ini yaitu: Teokrasi yang artinya adalah Pemerintahan oleh TUHAN. Tetapi manusia pertama yaitu Adam, gagal menjalankannya, karena ia memilih untuk "merdeka"  dari TUHAN, dengan lain perkataan manusia ingin memerintah sendiri berdasarkan "mana yang jahat dan mana yang baik", dan tanpa sadar itu berlangsung terus hingga ke generasi kita saat ini. Sekarang dapatlah kita simpulkan bahwa sistem pemerintah Demokrasi adalah: Dari bawah ke atas bertentangan dengan sistem pemerintahan Teokrasi yang adalah: Dari atas ke bawah. Ini adalah rencana besar iblis untuk merusak hubungan Pemerintahan Surga di Bumi. Kedatangan YESHUA HaMasiakh ke dunia ini adalah untuk memulihkan kembali suatu sistem Pemerintahan yang disebut dengan KERAJAAN! Pesan pertama yang diberikan oleh Yohanes Pembabtis dari Kitab Suci B'rit Hadasha (Perjanjian yang diperbaharui) adalah:

· Matius 3:2 Dan seraya berkata, "Bertobatlah,sebab Kerajaan Surga sudah dekat!"

Demikian juga perkataan YESHUA HaMasiakh sendiri di dalam Besorah (Injil):

· Matius 4:17  Sejak waktu itulah Yeshua memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”

Mesias YESHUA sendiri dalam pelayanan-Nya di bumi ini mengajarkan dan memberitakan Injil Kerajaan Surga:

· Matius 4:23 Yeshua pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Elohim serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.
· Lukas 9:2 Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Elohim dan untuk menyembuhkan orang.

Injil Kerajaan Surga banyak tidak dimengerti oleh kebanyakan orang-orang Kristen, karena selama ini pengajaran Injil Kerajaan Surga dipersempit menjadi pemberitaan Injil Keselamatan. Tentunya injil keselamatan tidaklah salah, karena semua kita sangat memerlukan keselamatan. Tetapi Injil keselamatan hanyalah bagian dari Injil Kerajaan Surga dengan pengertian yang lebih dalam lagi adalah Injil Keselamatan ada di dalam Injil Kerajaan Surga. Umat manusia diselamatkan untuk masuk ke dalam sistem pemerintahan Kerajaan TUHAN, jika manusianya telah memenuhi syarat segala sesuatunya yang telah ditentukan oleh Sang Raja di atas segala Raja Pencipta Semesta Alam yang telah menciptakan Alam Semestas termasuk Manusia yaitu YHWH Tzevao't. Setelah segala sesuatunya telah siap maka Raja Umat Manusia Segera datang di bumi ini yaitu adalah YESHUA HaMasiakh, di dalam Pemerintahan Kerajaan 1000 tahun damai Di bumi ini. Jika kepada orang-orang kristen hanya diajarkan Injil Keselamatan, maka mereka hanya mengenal YESHUA HaMasiakh sebagai juruselamat. Maka Pernyataan- pernyataan yang timbul hanyalah:

· Kita telah diselamatkan dengan kasih karunia.
· Perbuatan baik tidak diperhitungkan oleh karena YESHUA HaMasiakh.
· Kita telah diangkat menjadi anak Bapa (tentunya ini benar).

Tetapi tanpa akar keimanan yang kuat, sikap yang akhirnya muncul dari orang-orang Kristen adalah menghasilkan atau menjadikan:

· Anak yang manja.
· Kebanyakan hanya menuntut ke Bapa-Nya kalau kemauannya tidak diikuti lalu marah dan akhirnya tidak datang ke ibadah atau bahkan marah-marah ke TUHAN.
· Tidak mengerti arti ketaatan yang sesungguhnya dan berpikir dengan pengertian sendiri bahwa kalau sudah ke gereja berarti sudah taat.
· Bahkan lebih parah lagi banyak yang hidup di dalam dosa meskipun mengaku sebagai orang percaya kepada Yesus Kristus.

Karena ia yakin sudah mempunyai jaminan Asuransi Kebakaran di dalam Neraka. Penyempitan Injil Kerajaan Surga hanya menjadikan TUHAN sebagai juruselamat untuk asuransi kebakaran di neraka, gudang berkat dan tak kurang parahnya lagi Junjungan Agung sang penyelamat YESHUA HaMasiakh dijadikan satpam sebagai penjaganya. Melalui Injil Kerajaan Surga, Ada 2 Hal Yang Kita Dapatkan, Yaitu:
1. Menerima YESHUA HaMasiakh sebagai Junjungan Agung dan Juruselamat kita: Roma 10:9 sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yeshua adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Elohim telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Ketika YESHUA menyelamatkan kita, DIA sedang memanggil kita untuk menjadi calon-calon warga negara Kerajaan-Nya. Tetapi kita masih harus berjuang untuk dipilih karena ada banyak proses yang harus dilalui oleh orang percaya untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Firman-Nya berkata di dalam: Matius 22:14 Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih." Siapakah yang berhak masuk menjadi warga negara Kerajaan Surga? Ingatlah kembali dengan sistem pemerintahan Demokrasi yang saat ini sudah merasuk seluruh pikiran manusia di bumi ini. Mental rakyat demokrasi adalah mental "rakyat punya kemauan, pemimpin mengikutinya". Sementara Mental Kerajaan adalah "Pemimpin yang mempunyai kemauan (kehendak)", warganya harus mengikutinya, tidak ada pemberontakan atau Negosiasi. Apakah kita sudah siap dipilih? Apakah kita sudah bermental kerajaan? Banyak gereja membuat aturannya sendiri bukan lagi Aturan Kerajaan Surga seperti; Merubah Shabat menjadi hari minggu dengan alasan merayakan kebangkitan Kristus, padahal kebangkitan seharusny dirayakan tahunan bukan mingguan. Masih bermental rakyat Demokrasi, bukan Teokrasi. Apakah kita sudah siap untuk berubah?
2. Menerima YESHUA HaMasiakh sebagai Raja: Jika kita mau menerimanya sebagai Juruselamat, yang datang pertama kali sebagai hamba yang menderita, maka dalam satu paket yang utuh kita juga harus menerima Dia sebagai Raja. Meskipun Pemerintahan-Nya saat ini belum datang dalam kerajaan 1000 tahun damai, saat ini adalah waktu dimana kita sedang di Proses sebagai "Benih Kerajaan Surga", yang harus Berbuah pada saat atau waktunya YESHUA HaMasiakh datang kembali, kita siap Dituai bagi Kerajaan-Nya. Jika kita tidak bersiap, atau tidak bertumbuh dan berbuah, maka anda tidak akan pernah di tuai sebagai warga Kerajaan-Nya.       
Kebanyakan orang percaya tidak terlalu perduli dengan "Akan Terjadinya" Kerajaan Mesias di bumi ini, karena mereka pikir waktu itu terjadi, mungkin mereka sudah mati, jadi buat apa memikirkannya. Mari kita membuka Kitab Suci dan membaca dengan perlahan-lahan dan dengan seksama dalam Kitab Wahyu 20:1-10: DenganJudul Perikop "Kerajaan 1000 tahun"; mengatakan setelah Mesias YESHUA datang kembali sebagai Raja, maka akan ada Kebangkitan yang pertama (baca ayat 5), dimana mereka akan ikut memerintah bersama Raja Mesias YESHUA selama 1000 tahun damai, karena iblis yaitu heilel ben sachar diikat dijurang maut yang disegel (dimeteraikan) dan bagi mereka tidak ada lagi kematian kedua:

· Wahyu 20:6; "Berbahagialah dan kuduslah dia yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama, kematian kedua tidak mempunyai wewenang atas mereka. Namun mereka akan menjadi imam-imam Elohim dan Mesias, dan mereka akan memerintah bersama-Nya selama seribu tahun.

WOW!!!!Siapa yang tidak menginginkan hal ini! Hidup KEKAL bersama RAJANYA!
Siapakah yang akan berhak masuk  dalam Kerajaan 1000 tahun Mesias YESHUA?
Siapakah yang akan menjadi warga negara-Nya dan ikut memerintah bersama-Nya?

Karena Injil Kerajaan Surga melalui YESHUA HaMasiakh sedang mengarahkan kita kepada suatu sistem pemerintahan, bukan sistem agama yang LEGALISTIK, maka kita perlu belajar lebih banyak lagi apa saja yang berlaku dalam suatu Kerajaan. Tetapi sedikit informasi, bahwa jika di dunia ini saja, ada konstitusi (UUD) dan ketentuan- ketentuan lain yang berlaku demikian pula dalam Kerajaan Surga. Ada waktu-waktu dimana warga Kerajaan bertemu dengan Raja-Nya. Kapan saja waktu-waktu itu? Mari kita lihat dalam Kitab:

· Isaiah 66:22-23 "For just as the new heaven and the new earth that I am making will continue in my presence,"says ADONAI,"so will your drdcendants and your name continue."Every month on Rosh-Hodesh and every week on Shabbat, everyone living will come to worsip in my presence," says ADONAI. (CJB).

· Yesaya 66:22-23 "Sebab seperti langit baru dan bumi baru yang akan Aku buat, berdiri di hadapan-Ku," firman YHWH, "Demikianlah benihmu dan namamu akan tetap tegak. Dan itu akan terjadi dari bulan baru ke bulan baru, dan dari sabat ke sabat, semua umat manusia akan datang untuk memyembah di hadapan-Ku," YHWH berfirman. (ILT).
Juga Zakariah Pasal 14: Dengan judul perikop "Kemenangan Terakhir" (LAI),
"TUHAN memerintah bumi" (ILT), "The Day of the LORD" (NKJV ayat 1-15), lalu (ayat 6-21 berjudul "The Nations Worsip The King" NKJV). Baca lagi; 

· Zechariah 14:16 Finally, everyone remaining from all nations that came to attack Yerushalayim will go up every year to worship the king, ADONAI-Tzva'ot, and to keep the festival of Sukkot. (CJB).

· Zakaria 14:16 Maka semua orang yang tinggal dari segala bangsa yang telah menyerang Yerusalem, akan datang tahun demi tahun untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, dan untuk merayakan hari raya Pondok Daun.

· Zakaria 14:16 Kemudian akan terjadi, bahwa setiap orang yang ketinggalan dari segala bangsa yang akan datang melawan Yerusalem, mereka akan datang dari tahun ke tahun untuk bersujud kepada Raja, YHWH Tsebaot, dan untuk merayakan hari raya Sukkot. (ILT).

NB: Pondok Daun adalah hari Raya Sukkot.

Waktu-waktu pertemuan warga Kerajaan dengan Raja-Nya di kerajaan Mesias adalah hari SHABAT dan juga antara lain HARI RAYA Pondok Daun (sukkot), bukan hari minggu atau hari natal. Konstitusi Kerajaan Surga adalah TORAH! Bukan keputusan Raja atau Kaisar Yunani - Romawi, atau konsiliNicea atau keputusan Konstantin.

                                 
YHWH Elohim Memberkati B'shem YESHUA HAMasiakh. By Cathrine de lla brethoniere,,,,

Monday, August 6, 2012

Apakah gereja memperbolehkan anda mengikuti cara hidup Yesus/Yeshua??

Back to Komunitas Nasrani Indonesia Discussions

.

Apakah gereja anda memperbolehkan anda

mengikuti cara hidup Yesus ?

 

Apakah kepercayaan orang ini bila ia melakukan hal-hal berikut :

·         Disunat pada hari kedelapan.

·         Memelihara Sabat pada hari Sabtu.

·         Menghadiri sinagoga secara teratur.

·         Merayakan hari raya Pesach, Hag ha-Matzah, Sukkot dan Hanukkah.

·         Mengenakan tzitzit (jumbai pada jubah) seperti yang diperintahkan dalam Taurat (Bil 15:37-41).

·         Adalah warganegara Israel.

·         Kitab sucinya terdiri atas Taurat dan kitab para nabi.

·         Mengerjakan perintah-perintah yang ada di dalam Taurat.

·         Mengajarkan bahwa Shema (Ul 6:4-5) adalah hukum yang paling utama.

Saya bisa menebak bahwa kebanyakan dari anda pasti akan dengan mudah menjawab – Yahudi. Nah sekarang mari kita lihat apakah anda juga dapat menebak apakah kepercayaan orang ini.

·         Tidak memelihara Sabat tetapi merayakan hari Minggu sebagai hari Tuhan.

·         Datang ke gereja.

·         Merayakan hari raya Easter (Paskah) dan Natal 25 Desember.

·         Kitab sucinya terdiri atas "Perjanjian Lama" dan "Perjanjian Baru".

·         Mengajarkan bahwa mereka tidak lagi di bawah hukum Taurat.

·         Mengajarkan bahwa Gereja adalah pengganti Israel sebagai umat Elohim.

Saya yakin jawaban anda tepat sekali lagi – Kristen. Sekarang mari kita lanjutkan pembicaraan kita lebih dalam lagi dengan menjawab pertanyaan ini — Jika seorang Yahudi ingin menjadi seorang Kristen, dapatkah ia tetap melanjutkan tata-cara ibadah Yahudinya ? Jawabannya 100% – TIDAK!

Bagaimana bila sebaliknya ? Jika seorang Kristen ingin menjadi seorang Yahudi, dapatkah ia tetap melanjutkan tata-cara ibadah Kristennya ? Sekali lagi jawabannya 100% – TIDAK!

Sangat jelas sekali bahwa bukan saja Yahudi dan Kristen merupakan agama yang berbeda, tetapi juga mereka saling berlawanan satu dengan yang lain dalam banyak hal. Ini merupakan fakta yang sangat mengherankan bila kita mencoba mengajukan lagi satu pertanyaan sederhana – tata-cara ibadah apakah yang dipraktekkan oleh Yesus selama hidupnya, Kristen, Yahudi, atau kedua-duanya ?

·         Yesus disunat pada hari kedelapan (Luk 2:27).

·         Yesus memelihara Sabat pada hari Sabtu.

·         Yesus datang dan mengajar di sinagoga secara teratur (Mat 4:23, Mrk 1:21, Luk 4:16,31).

·         Yesus merayakan Pesach, Hag ha-Matzah (Mat 26:17; Mrk 14:12; Luk 2:41-42; 22:7-8; Yoh 2:13,23;), Sukkot (Yoh 7:1-44) dan Hanukkah (Yoh 10:22-23).

·         Yesus mengenakan tzitzit (Mrk 6:56).

·         Yesus adalah warganegara Israel (Mat 2:2; 27:37; Yoh 4:9).

·         Kitab suci yang dipergunakan Yesus terdiri atas Taurat dan kitab para nabi.

·         Yesus mengajarkan bahwa Shema adalah hukum yang paling utama (Mrk 12:29-30).

Jawaban dari pertanyaan di atas merupakan sebuah fakta biblikal bahwa Yesus adalah seorang Yahudi, hidup menurut tata-cara orang Yahudi, bukan menurut tata-cara Kristen, atau gabungan dari keduanya. Adalah sangat jelas bahwa Yesus adalah seorang Yahudi orthodoks yang amat taat dalam menjalankan agama (sebab jika Ia sendiri tidak memberikan teladan yang baik, tiada gunanya kita percaya Dia sebagai Mesias). Penemuan terpenting buat umat Kristen adalah kenyataan bahwa tidak ada bukti Yesus telah meninggalkan tata-cara hidup orang Yahudi dan berhenti menjadi orang Yahudi. Juga ajaran-Nya sama sekali tidak menunjukkan bahwa Ia ingin menciptakan agama baru – sebuah agama yang berbeda dengan tata-cara ibadah yang Ia sendiri praktekkan semasa hidup-Nya. Bagaimana mungkin Ia kemudian disebut-sebut sebagai pendiri agama baru ? Terutama sebuah agama yang bertentangan dengan agama dan tata-cara hidup yang Ia jalani ? Dapatkah anda menjawab YA pada pertanyaan-pertanyaan di bawah ini ?

·         Mungkinkah seorang rabbi melarang ibadah sunat ?

·         Mungkinkah seorang rabbi memindahkan hari Sabat ke hari lain ?

·         Mungkinkah seorang rabbi menciptakan tempat ibadah baru selain sinagoga ? [1]

·         Mungkinkan seorang rabbi memindahkan hari raya Pesach (Paskah) ke hari raya dewi Ishtar (Easter) ?

·         Mungkinkah seorang rabbi menginginkan para pengikutnya untuk melestarikan perayaan Natalis Sol Ivictus (25 Desember, hari kelahiran dewa Saturnalia) sebagai hari lahirnya ?

·         Mungkinkah seorang rabbi mengajarkan murid-muridnya supaya tidak lagi memelihara hukum Taurat ?

·         Mungkinkah seorang rabbi mengajarkan supaya Shema tidak perlu lagi dipanjatkan ?

·         Mungkinkah seorang rabbi mengajarkan pengikutnya untuk membenci Yahudi ?

Jawaban atas semua pertanyaan di atas adalah: TIDAK MUNGKIN ada seorang rabbi yang melakukannya, termasuk juga seorang rabbi bernama Yesus! Jika Yesus tidak menciptakan sebuah agama baru yang anti-Yahudi, jadi siapa yang melakukannya ? Apakah itu pekerjaan pengikut-pengikut-Nya ? Apakah mereka tetap meneruskan cara hidup seperti yang dicontohkan Yesus atau mereka mengubahnya ?

Kitab Kisah Para Rasul menyediakan banyak sekali informasi yang berharga bagi kita. Dalam Kisah Para Rasul 2:41-47 kita melihat bagaimana cara hidup jemaat yang pertama.

Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Elohim. (Kisah Para Rasul 2:46).

Perhatikan bahwa mereka sama sekali tidak merasa bahwa Yesus mengajarkan supaya mereka berhenti menjadi Yahudi. Berilah perhatian pada ayat di atas. Tidakkah anda melihat bahwa mereka tetap mendatangi Bait Elohim setiap hari ? Dari sini saja kita dapat melihat dengan jelas bahwa Yesus tidak menginginkan pemisahan para pengikut-Nya dari orang-orang Yahudi lainnya.[2]

Kisah Para Rasul 21:17-26 mencatat kisah kembalinya Paulus ke Yerusalem dan pertemuannya dengan para penatua jemaat. Ingat baik-baik bahwa yang disebut dengan para penatua ini adalah orang-orang yang secara langsung diajar dan hidup bersama-sama dengan Yesus. Dan pimpinan mereka sendiri adalah Yakobus, saudara Tuhan Yesus (Gal 1:19). Kata-kata yang diucapkan Yakobus di depan Paulus mengandung informasi yang sangat berharga.

"Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat. Tetapi mereka mendengar tentang engkau, bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa, sebab engkau mengatakan supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat kita…bawalah mereka bersama-sama dengan engkau…maka semua orang akan tahu, bahwa segala kabar yang mereka dengar tentang engkau sama sekali tidak benar, melainkan bahwa engkau tetap memelihara hukum Taurat." (Kisah Para Rasul 21:20-24)

Sekali lagi anda bisa membaca sendiri bahwa jemaat yang mula-mula sama sekali tidak meninggalkan tata-cara hidup Yahudi yang selama ini mereka jalani. Bahkan sebaliknya, setelah mereka percaya kepada Yesus mereka menjadi semakin rajin (zealous) memelihara hukum Taurat. Ayat-ayat di atas memberikan kita gambaran bagaimana kehidupan jemaat yang mula-mula. Apakah gereja anda menghasilkan buah yang sama: "rajin memelihara hukum Taurat" ?

Perhatikan pula bahwa Paulus mengerjakan apa yang diminta oleh para penatua – untuk membuktikan bahwa ia tidak mengajarkan untuk melepaskan hukum Taurat. Dan itu dilakukannya menurut aturan di dalam Taurat yaitu bernazar dan melakukan persembahan (Bil 6:13-21). Paulus tetap hidup menurut hukum Taurat dan ia juga seorang yang taat. Bagaimana mungkin ia menjadi pembuat doktrin yang menganjurkan supaya kita tidak lagi melakukan hukum Taurat ?

Hal ini akan dibahas lebih jauh di dalam buku ini, untuk saat ini mari kita simpulkan saja hal-hal yang pokok.

·         Pelayanan para rasul menyebabkan ribuan orang-orang Yahudi menjadi taat dalam memelihara Taurat. Jelas mereka sama sekali tidak mengajarkan bahwa "kita tidak lagi memelihara hukum Taurat karena kita sudah memperoleh kasih karunia" seperti yang sekarang dianut sebagai doktrin oleh Gereja masa kini.

·         Jemaat yang mula-mula tetap menyunatkan anak-anak mereka dan meneruskan tata-cara hidup Yahudi. Mereka tidak berpindah ke sebuah agama baru.

·         Jika kita menengok tindakan Paulus, setelah diminta untuk membuktikan bahwa ia tidak mengajarkan pembatalan Taurat, kita dihadapkan kepada dua kemungkinan : (a) Paulus dengan sengaja berpura-pura di hadapan para penatua dan jemaat di Yerusalem; atau (b) ajaran dan tulisan-tulisan Paulus telah dimanipulasi dan direkayasa oleh Bapa-bapa Gereja pada abad kedua hingga keenam.

Apakah Paulus benar-benar hendak membohongi para penatua dengan berpura-pura di hadapan mereka ? Ingat, para penatua adalah orang-orang yang telah bersama-sama dan secara langsung diajar oleh Rabbi Yesus selama tiga tahun. Jika Paulus telah membohongi mereka, apakah anda tetap bersikeras meyakini ajaran dan tulisan-tulisannya ? Dan sebaliknya, jika perkataan Paulus telah diubah atau salah ditafsirkan oleh para Bapa Gereja, dapatkah kita mempertahankan iman dan kepercayaan kita kepada ajaran-ajaran palsu ?

Bagaimana ajaran Yesus dan para pengikutnya bisa berubah dan berkembang seperti sekarang ini ? Untuk mulai menjawabnya, pertama-tama mari kita bertanya bagaimana sebuah agama yang mengajarkan pengikutnya untuk "memelihara hukum" menjadi sebuah agama yang mengajarkan "kita tidak lagi di bawah hukum".

Para Bapa Gereja mengajarkan bahwa hukum Taurat telah digenapi dengan kedatangan Yesus ke dunia. "Digenapi", menurut mereka, berarti Taurat telah dibatalkan dan pelaksanaan Taurat tidak memiliki arti penting dalam kekristenan. Itulah sebabnya mereka memakai istilah "Perjanjian Lama" dan "Perjanjian Baru". Sangat jelas, yang satu adalah lama dan yang satunya lagi baru sehingga yang lama sudah tidak berlaku lagi dan yang berlaku sekarang adalah yang baru. Akan tetapi menurut Yesus, "digenapi" berarti (1) tetap memelihara Taurat; dan (2) menafsirkan dan melaksanakannya secara benar sesuai dengan petunjuk dan bimbingan-Nya.

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga." (Matius 5:17-20)

Para Bapa Gereja dan para pemikir-pemikir Kristen lainnya (yang notabene adalah orang-orang bukan Yahudi) terus menerus mengembangkan doktrin-doktrin mereka sepanjang abad kedua hingga abad keenam Masehi. Selama itu pula pernyataan-pernyataan mereka semakin bernada sarkasme terhadap Yahudi. Saya kutip satu di antaranya:

"Jika kita masih saja menjalankan Yudaisme, kita mengakui bahwa kita belum menerima karunia Tuhan…Adalah salah berbicara tentang Yesus namun hidup seperti orang Yahudi. Karena Kristen tidak percaya Yudaisme tetapi Yudaisme di dalam Kristen." (St. Ignatius, uskup Antiokhia (98-117 M) – Surat kepada Jemaat Magnesia)

Semangat anti Yahudi kemudian berkembang hampir di seluruh dunia kekristenan – dari mulai komunitas Kristen di Afrika, diwakili oleh Tertullianus (160-220 M), pendeta Persia Aphrahat (300-350 M) dari gereja Suriah, St. Yohanes Krisostomus (349-400 M) di Antiokhia, hingga Martin Luther (1483-1546) dan masih banyak lagi.

Karya-karya tulis mereka banyak yang menyerang umat Yahudi dengan meneriaki mereka "budak-budak yang terbelenggu oleh hukum". Mereka mengklaim bahwa agama Yahudi dibiarkan terus berlanjut hanya untuk menjadi contoh sebuah degradasi moral dan menyebut orang-orang Yahudi "Christ Killer" ! Menurut anda bagaimana reaksi Yesus melihat tindakan mereka ini ?[3]

Menarik untuk menyimak perkataan Roland Knox:

"Betapa anehnya Tuhan memilih orang Yahudi! Tetapi lebih aneh lagi orang-orang yang memilih Tuhan-nya orang Yahudi tetapi menolak lalu menghina orang Yahudi!"

Ada beberapa hal yang perlu diingatkan. Agama Yahudi sekarang telah berkembang jauh dan sangat mungkin tidak sama seperti yang dipraktekkan oleh Yesus. Begitu pula, agama Kristen yang kita kenal sekarang berbeda dengan ajaran-ajaran Yesus yang dipercaya dan dijalankan oleh para pengikutnya mula-mula. Jelas sekali bahwa banyak hal telah terjadi sepeninggal Yesus dan para rasul-Nya yang mengakibatkan terpisahnya Kristen dari Yahudi.

Sangat penting bagi keduanya, baik umat Kristen maupun umat Yahudi untuk memahami perubahan-perubahan yang ada. Anda harus mengetahui kapan perubahan itu dibuat, siapa orang yang bertanggung jawab membuat perubahan itu, dan mengapa mereka melakukannya. Selidikilah mana perubahan yang terjadi karena inspirasi Roh Kudus, mana yang dibuat karena nafsu keduniawian atas kekuasaan dan kekayaan, dan mana yang dibuat atas dasar rasa amarah, benci, penolakan, dan ketakutan.

Saat ini terdapat sekitar 1,6 milyar umat Kristen di seluruh dunia – seorang raksasa yang tengah tertidur dan menunggu untuk dibangunkan. Jika mereka semua kembali kepada ajaran dan tata-cara hidup seperti yang diceritakan dalam Kisah Para Rasul, kita akan melihat revolusi moral dan spiritual yang akan mengguncang dunia. Apakah gereja anda memperbolehkan anda meniru cara hidup Yesus ?

[1] Kata rumah ibadat (tempat ibadat) muncul berpuluh-puluh kali dalam "Perjanjian Baru". Kata tersebut diterjemahkan dari kata Yunani synagoge yang secara harafiah memang berarti rumah ibadat. Adalah menarik jika kita menggunakan kata sinagoga ketimbang rumah ibadat karena hal ini akan memunculkan nuansa yang berbeda. Pembaca akan merasakan hawa Yudaisme yang begitu kental dalam seluruh kitab "Perjanjian Baru" !

[2] Catatan-catatan sejarah juga membuktikan bahwa para pengikut Yesus mula-mula tetap beribadah bersama-sama dengan orang Yahudi di sinagoga, seperti contoh berikut:

"Sepeninggal Dia [Yeshua] murid-muridnya ada bersama-sama dengan orang Yahudi dan Bani Israel di sinagoga-sinagoga, bersembahyang dan berpuasa di tempat yang sama. Tetapi ada perbedaan pendapat antara mereka dan orang Yahudi mengenai Mesias." (Toldot Yeshu – abad keenam)

[3] Bd. Efesus 2:14