Wednesday, February 6, 2013

Malachi Aviyah: Bahasa Lidah Part 1

Kapankah Bahasa Lidah Berhenti?

Beberapa orang, khususnya aliran KARISMATIK dan PENTAKOSTA percaya bahwa sampai saat ini karunia berbahasa lidah masih terus diberikan oleh Roh Kudus secara langsung kepada orang yang dikehendakiNya. Tetapi apakah pendapat ini benar? Sebaiknya kita dengan pikiran terbuka menyelidiki bagaimana Alkitab berbicara tentang jangka waktu berlakunya karunia bahasa lidah.

Dalam 1 Korintus 13:8, Paulus mengatakan bahwa “bahasa roh akan berhenti” Kapan ?

1. “Jika yang sempurna tiba” (1 Korintus 13:10).

Beberapa orang menafsirkan kata ini ditujukan kepada YESHUA,seorang yang sempurna dan yang akan datang. Pendapat salah inilah yang menuntun mereka untuk percaya bahwa karunia bahasa lidah masih ada, dan itu akan berhenti ketika Yeshua yang sempurna itu datang. Tentu tidak ada orang yang menyangkal bahwa Yesus sempurna (Ibrani 5:9). Tetapi konteks ini sama sekali tidak membicarakan hal itu. Kata “yang sempurna” di ayat ini dalam bahasa Yunani (bahasa asli Alkitab Perjanjian Baru) adalah “teleiov” yang artinya “lengkap”, “sempurna”, “dewasa”. Pengertian secara luas kata ini adalah “telah mencapai tahap akhir atau perkembangan penuh.” Ini berarti telah mencapai kesempurnaan dalam Yeshua (Kolose 1:28), telah menjadi dewasa (Efesus 4:13; Ibrani 5:14).11

Selanjutnya dalam 1 Korintus 13:11-12, Rabbi shaul memberikan ilustrasi (gambaran) tentang keadaan jemaat saat itu yang belum dewasa secara rohani, sehingga sangat diperlukan karunia-karunia rohani untuk membantu jemaat bertumbuh dewasa. Jadi setelah mereka menerima apa yang mereka butuhkan untuk mencapai kedewasaan maka “yang tidak sempurna (karunia-karunia rohani) itu akan lenyap” (1 Korintus 14:10).

Vine’s Complete Expository Dictionary memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai kata “yang sempurna” (teleion) yang berarti “lengkap”, “sempurna”, yang ditujukan pada “penyataan kehendak dan cara-cara Elohim yang sempurna di dalam Kitab Suci yang lengkap.”12

Jadi setelah firman Elohim diteguhkan dengan karunia-karunia rohani (Markus 16:20), yang kemudian terhimpun dalam bentuk kitab tertulis seperti yang dikehendaki Elohim melalui tulisan tangan orang-orang yang diilhami oleh Roh Kudus (2 Timotius 3: 16; 2 Petrus 1:20, 21), maka saat itulah berakhir karunia-karunia rohani (baca 1 Korintus 12:8-10), termasuk karunia bahasa lidah. Firman Elohim sanggup memberi pertumbuhan rohani ( 1 Petrus 2:2; 2 Petrus 3:18) yang akan membawa kepada kesempurnaan dalam Mesias ( 2 Timotius 3: 17 “diperlengkapi” lebih tepat diterjemahkan “sempurna” –”perfect” dalam King James) melalui proses belajar rutin, objektif dan dengan pikiran yang terbuka (2 Timotius 2:15; 1 Petrus 4:11; Wahyu 22: 18-19). Dengan adanya firman tertulis maka tidak diperlukan lagi karunia-karunia rohani (yang hanya bekerja saat gereja masih dalam keadaan infansi).

2. Sejak rasul-rasul Tuhan dan orang-orang yang mendapatkan tumpangan tangan mati.

Seperti yang sudah kita bicarakan sebelumnya bahwa Alkitab mencatat hanya ada dua peristiwa dimana orang nasrani abad pertama menerima karunia berbahasa lidah secara langsung, yakni rasul-rasul pada Hari Raya Pentakosta (Kisah Rasul 2) dan Kornelius serta seisih rumahnya (Kisah Rasul 10). Sedangkan peristiwa lainnya dengan penumpangan tangan rasul-rasul, contohnya beberapa murid Yohanes oleh Rabbi shaul di Efesus (Kisah Rasul 19).

Bible menyatakan bahwa hanya para rasul yang dapat menumpangkan tangan ke atas orang percaya lainnya untuk mendapatkan karunia berbahasa lidah. Selain dari pada mereka, kitab suci tidak menyatakannya. Melalui aksi penumpangan tangan rasul-rasul-lah Roh Kudus memberikan karunia berbahasa lidah kepada orang yang dikehendakiNYa.

Sejak rasul-rasul sudah mati semuanya, termasuk Rasul Yohanes yang dipercayai terakhir mati, kira-kira tahun 90-an Masehi, maka sudah pasti tidak ada lagi yang menjadi pelaksana penumpangan tangan ke atas orang percaya untuk mendapatkan karunia berbahasa lidah, demikian juga dengan orang-orang nasrani yang telah menerima karunia itu semuanya sudah mati. Jadi sangat masuk akal bahwa karunia bahasa lidah sudah berhenti. Kalau ada, itu PALSU !

Kesimpulan

Bahasa lidah adalah salah satu dari beberapa karunia rohani yang tercatat dalam 1 Korintus 12: 8-10. Bahasa lidah adalah bahasa yang dapat dimengerti, baik orang yang mengucapkan maupun orang yang mendengarkannya.

Bahasa lidah itu ajaib, karena orang yang tidak pernah mempelajari sebelumnya dapat mengucapkannya dengan sempurna sehingga si pemilik bahasa mengerti dengan jelas ketika mendengarkannya dan sekaligus mengherankan baginya.

Bahasa lidah dipergunakan untuk meneguhkan pemberitaan firman Elohim. Bahasa lidah hanya berlangsung pada abad pertama ketika kehilat masih dalam tahap infansi.

Bahasa lidah berakhir ketika wahyu Elohim telah terhimpun dalam bentuk Kitab Suci dan setelah para rasul dan orang-orang nasrani yang mendapat penumpangan mati.

Catatan Akhir:

1. Summers, Gary W, Atheists and Pagans can speak Gibberish, In Pentacostalism, editor. David P. Brown, Spring, TX 77373, p. 355

2. Ibid.

3. Ibid.

4. Mike Cope, Speaking & The Holy Spirit, In Truth For Today, 202 South Locust Searcy AR., p. 37.

5. Kamp, Lester, Nine Miraculous Gifts, In Pentacostalism, editor David P. Brown, pg. 332.

6. Ibid., p. 334.

7. Mike, op.cit., p. 38.

8. Summers, op. cit., p. 376-377.

9. Ibid., p. 356.

10. Mike, op. cit., p. 40.

11. Ibid., p. 41.

12. Vine’s Complete Expository Dictionary, Thomas Nelson Publishers, Nashville, Atlanta, London, Vancouver, p. 466

No comments:

Post a Comment