Tuesday, October 16, 2012

Yeshua Memra Elohim

YESHUA, MEMRA ELOHIM

 ⁠⁠




YESHUA, MEMRA ELOHIM
Keilahian Yeshua
Dalam Perpektif Akar Ibrani
Yohanes 1:1-8


Oleh :
Ir. Benyamin Obadyah, MURP


Seminar Akar Ibrani
Zaitun Sejati : Sejarah, Masa Kini, Akhir Zaman
Jakarta, 28-29 Januari 2010
= = = = = = = = = = = =


בראשית היה הדבר והדבר היה את־האלהים והוא הדבר היה אלהים׃
(הבשורה הקדושה על־פי יוחנן פרק א:א‪‬‪‬)


= = = = = = = = = = = =




Apa kata Kitab Suci mengenai Firman Tuhan (Memra Elohim)?


Yohanes 1:1 Pada awalnya ada Firman, dan Firman itu ada bersama Elohim, dan Firman itu adalah Elohim. (KS-ILT).

Yohanes 1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Elohim dan Firmanitu adalah Elohim.

Kejadian 1:3 Berfirmanlah Tuhan: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.

Mazmur 33:6 Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.

Mazmur 107:19-20  Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan diselamatkan-Nya mereka dari kecemasan mereka, disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur. 

= = = = = = = = = = = =


Apa kata Kitab Suci tentang Firman?



Mazmur 147:15 Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari. 

Yesaya 55:10-11 Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: iatidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

Yohanes 1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.


= = = = = = = = = = = =


Davar Elohim?


Firman (Ibrani, Davar / דבר‪‬‪‬)

Keberadaan yang sebenarnya dinyatakan sebagai davar. Ke-tak-beradaan dinyatakan dengan lo-devar (II Samuel 9:4)

Davar mengandung arti kata, perbuatan dan obyek yang konkrit. Davar adalah fungsi tertinggi dari seseorang karena davar identik dengan perbuatannya. Kata dan perbuatan bukan arti yang berbeda dari davar, perbuatan adalah akibat langsung dari davar.

= = = = = = = = = = = =


SEJARAH PENERJEMAHAN TANAKH (Kitab Suci Ibrani / Perjanjian Lama)


Abad 3 SM, Tanakh diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani oleh 72 ahli Torat Yahudi atas permintaan Ptolemy, penguasa Yunani di Mesir. Produk disebut Tujuh Puluh / Septuaginta (LXX). Torahditerjemahkan Nomos; Davar menjadi Logos.

Abad 4 SM, sesudah pembuangan ke Babilonia, banyak orang Israel sudah tidak dapat berbahasa Ibrani dengan lancar, mereka lebih fasih berbahasa Aramaik, dipandang perlu menerjemahkan Tanakh ke bahasa Aramaik secara berangsur-angsur. Produk disebut Targum.

Di Sinagoga, Targum dibacakan sebagai penjelasan sesudah Torah Scroll Ibrani dibaca.

Terjemahan Targum – Contoh 1
TORAH


Kejadian 3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah YHWH Elohim, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap YHWH Elohim di antara pohon-pohonan dalam taman.

Kejadian 3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."

TARGUM ONKELOS :


Kejadian 3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar Firman-Mu, yang berjalan-jalan dalam taman itu, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."

Memra digunakan untuk menyingkirkan antropomorfisme (ungkapan Tuhan mempunyai tangan, kaki, mulut, telinga dan hidung)

Memra digunakan sebagai ungkapan perantara dari hadirat Tuhan sehingga Tuhan tetap tidak tersentuh oleh dunia fana.

Terjemahan Targum – Contoh 2
TORAH


Keluaran 14:31 Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.

TARGUM ONKELOS :


Keluaran 14:31 Dan Israel melihat tangan Tuhan yang dasyat, yaitu apa yang dilakukannya terhadap orang mesir. Mereka takut kepada Tuhan dan percaya kepada Memra-Nya dan kepada hamba-Nya Musa.

Pengertian Memra


Dalam Targum, para Rabbi (Farisi) menerjemahkan Davar (Firman) sebagai MEMRA.

Pengertian Memra ialah suatu cara Aramaik untuk menyatakan suatu ke-Ilahi-an atau kehadiran Ilahi. (The Divine Name and Presence, The Memra, Robert Hayward, pp. 134-135).

Memra merupakan ‘penengah ilahi’ antara Tuhan yang kudus yang tidak dapat bersentuhan dengan dosa, dengan manusia yang berdosa. Walaupun Tuhan tidak bersentuhan langsung dengan dosa, Ia mengasihi manusia berdosa dan berinisiatif menjangkau manusia melalui Memra (Firman).

 ⁠⁠
= = = = = = = = = = = =


SIFAT MEMRA

Dalam pengertian Farisi, Memra mempunyai enam sifat berikut : 

Pertama, Memra kadang dapat BERBEDA dan kadang dapat SAMA dengan TUHAN.

Yohanes 1:1 Pada mulanya ... Memra itu (was with G-d) bersama Tuhan (BEDA), dan Memra itu (was G-d) Tuhan (SAMA).

Ini sesungguhnya sifat paradoksal yang merupakan ciri dari cara berpikir Ibrani, BEDA tetapi juga SAMA.

Kedua, memra merupakan pelaku (agen) penciptaan.

Semua diciptakan oleh-Nya.

Yohanes 1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

 ‪‬Ketiga, Memra merupakan pelaku (agen) keselamatan.

Yang percaya ... diberi-Nya kuasa menjadi anak Tuhan.

Yohanes 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Tuhan, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;

Keempat, Memra merupakan pelaku (agen) Theophany.

Theophany adalah manifestasi atau penampakan khusus dari Tuhan kepada manusia.

Yohanes 1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Dengan pernyataan ini Yokhanan berkata bahwa Yeshua, Firman Elohim, kemuliaan Elohim menjadi agen theophany, menyatakan diri secara nyata sebagai manusia. Dialah ‘Memra’ yang dikenal dalam Kitab Tanakh.

 ‪‬Kelima, Memra merupakan pelaku pembuat perjanjian.

Dalam Yohanes 1:17 perjanjian anugerah dan kebenaran melalui Mesias dibandingkan dengan perjanjian (Abraham dan) Moshe.

Yohanes 1:17 Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi (ditambahkan LAI) kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

Dalam pemikiran Ibrani dari Yokhanan, baik Moshe maupun Yeshua Hamashiakh keduanya sama-sama membawa perjanjian, paralel, tidak bertentangan!

Keenam, Memra merupakan pelaku (agen) pewahyuan.

Tidak ada yang pernah melihat Tuhan kecuali Anak yang menyatakan-Nya.

Yohanes 1:18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Tuhan; tetapi Anak Tunggal Bapa, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

Tulisan Yokhanan menunjukkan ia memahami pengertian Memra secara ibrani.

Oleh nafas Ruakh Hakhodesh ia menunjukkan bahwa Yeshua memenuhi semua sifat memra yang dihadapkan oleh semua orang yahudi sejak dahulu sampai sekarang.

= = = = = = = = = = = =


⁠⁠

SIFAT LOGOS

Yokhanan memakai konsep Memra dalam pemikiran Yahudi, bukan Yunani walaupun ia menulis dengan huruf Yunani. Ciri ‘Logos’ yang dipakainya adalah Memra Ibrani bukan Logos dalam filsafat Yunani.

Bagi kaum Stoa, logos merupakan prinsip rasional yang olehnya segala sesuatu ada, serta esensi dari jiwa manusia yang rasional. Tidak ada tuhan selain logos; dan semua yang hidup muncul dari seminal logoi, benih dari logos. Menurut pandangan ini, logos dapat diuraikan dan dipandang sebagai prinsip yang memberi makna segala sesuatu.

Ada sedikit kemiripan Logos dalam filsafat Yunani dengan Logos dalam Kidung Mesias Yokhanan, tetapi perbedaan hakekat keduanya tidak memungkinkan Yokhanan memakai Logos filsafat Yunani dalam tulisannya.

Pertama, Logos Yunani merupakan prinsip atau rasional yang dikaitkan dengan konsep kelahiran, bukan pribadi (hypostatis). Logos filsafat yunani dikenali dengan pelatihan nalar manusia, bukan pewahyuan Tuhan, sehingga Logos Yunani merupakan penemuan atas dasar keinginan manusia semata.

Kedua, Logos Yunani dapat dipecah menjadi banyak logoi yang mengisi dunia dengan realitas. Logos merupakan bagian yang tidak berpribadi dalam dunia yang diciptakan, bukan perantara Tuhan dan dunia.

Ketiga, Logos Yunani tidak unik dalam sejarah, mempunyai kualitas abadi namun manifestasinya di bumi tidak dapat diketahui secara tepat.

Keempat, Logos Yunani merupakan dunia itu sendiri dan dapat disebut anak Tuhan, tetapi bukan anak tunggal (monogenes) seperti yang dinyatakan Yokhanan.

= = = = = = = = = = = =

Pemahaman bangsa-bangsa bukan Ibrani (Yunani)

Konsep Memra yang mengandung pengertian paradoks (antagonistik) dalam pemikiran Ibrani ini tidak dapat dicerna dengan baik oleh cara berpikir Yunani. Cara berpikir Yunani yang linear tidak dapat menggabungkan pengertian paradoks dalam Memra. Karenanya mereka memilah secara linear sehingga terciptalah pemahaman parsial terhadap Yeshua dalam berbagai bentuk kristologi. Antara abad 2-4 berkembang pemikiran tentang Yeshua yang mewarnai pemahaman tentang Yeshua sampai abad 21 kini.

= = = = = = = = = = = =

Contoh cara pemahaman Yunani

Yustin Martyr

Logos yang ditulis Yokhanan adalah inkarnasi Hikmat kekal yang dikenali para ahli filsafat Yunani. Dalam hal ini seluruh umat manusia mengambil bagian dalam Mesias melalui kemampuan nalarnya, walaupun ia tidak mengenal dan mengakui itu.

Origen

Dalam inkarnasi, jiwa manusia Kristus berpadu dengan Logos sedemikian rupa sehingga jiwa-Nya memiliki segala sifat dari Logos.

Theodotus

Sebelum Baptisan, Yeshua hanyalah manusia biasa, walaupun sangat bijak. Pada saat dibaptis Yeshua menerima Roh dan kemampuan ilahi untuk melakukan mujizat. Dengan ini Theodotus mempertahankan keunikan bapa.

= = = = = = = = = = = =

Contoh cara pemahaman linear / parsial Yunani

Yeshua BERBEDA dengan Elohim :

EBIONIT (Ibrani : Ebion = yang miskin) : Mengakui Yeshua adalah Mesias tetapi sebagai manusia biasa, tidak bersifat ilahi.

 ‪‬ARIANISME (ssd Arius, 250-336) : Mengakui Firman berasal dari Bapa dan bersifat ilahi, tetapi Yeshua sebagai anak merupakan ciptaan Elohim sebagai instrumen penciptaan dunia.

Yeshua SAMA dengan Elohim :

DOCETISME (Yunani Docet=yang kelihatan) : Yeshua sungguh bersifat ilahi, sedangkan kemanusiannya hanyalah tampilan luar, ‘pakaian luar’ saja. Akibatnya Yeshua tidak dipandang manusia sesungguhnya, penderitaannya di kayu salib tidak sebenarnya.

 ‪‬SABELLIANISME (ssd Sabellius, 215) : Tuhan yang satu dapat menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ketiganya hanyalah ‘wajah’, modus. Peran yang berbeda dari Tuhan yang tunggal.

Konsekuensi logis dari ajaran Sabellius, Bapa sendiri yang mati di salib karena ada dalam dan identik dengan Yeshua. Memang maksud paham ini untuk menjaga keesaan Tuhan, Bapa; tetapi rumusannya tidak tepat, parsial.

Saat Yeshua dibaptis, terdengar suara Bapa yang dapat dibedakan dari Yeshua (Matius 3:17)

Di Getsemani Yeshua berdoa, “Bukan kehendakku tetapi kehendak-Mu” (Lukas 22:42)

= = = = = = = = = = = =

KESIMPULAN

Yeshua adalah Memra Elohim yang menjadi manusia, Firman yang berasal dari Bapa dan karenanya sehakekat dengan Bapa; ‘Pengantara ilahi’ yang datang dalam Nama YHWH, yang dapat dibedakantetapi tidak dapat dipisahkan dengan Bapa.

Kesimpulan ini didasarkan pada ayat-ayat paradoksal :

Yohanes 17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Elohim yang benar, dan mengenal Yeshua Hamashiakh yang telah Engkau utus.

1 Timotius 2:5 Karena Elohim itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Elohim dan manusia, yaitu manusia Mesias Yeshua.

Mazmur 118:26 Diberkatilah dia yang datang dalam nama YHWH! Kami memberkati kamu dari dalam rumah YHWH.

Yohanes 5:43 Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia.

Yohanes 10:30 Aku dan Bapa adalah satu. (Ibrani, Ekhad)

Yohanes 14:28 Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.

Friday, October 12, 2012

4 PILAR PERJANJIAN KIASAN PERJANJIAN TUHAN by Catherine De La brethoniere

4 PILAR PERJANJIAN KIASAN PERJANJIAN TUHAN.
By Catherine de la brethoniere

TUHAN tidak mempunyai kewajiban apapun untuk membuat perjanjian dengan siapapun juga! Namun TUHAN membuat perjanjian-Nya dengan manusia karena:

1. Sifat TUHAN adalah Kasih (dalam bahasa ibrani disebut Ahava). Kasih yang di dalamnya terkandung kesabaran dan kemurahan hati yang tidak pernah menyimpan kesalahan; Maka TUHAN yang terkuat melihat perlu menolong manusia yang lemah (dalam bahasa Ibrani disebut Khen) diminta ataupun tidak diminta. Adam dan Hawa adalah manusia yang pertama yang jatuh dalam dosa karena tipu daya iblis, lalu TUHAN menolong mereka tanpa permohonan dari Adam dan Hawa.
2. Atas dasar Kasih itu lalu timbullah rasa Belas Kasihan - Mercy - Khessed TUHAN kepada manusia, sehingga apa yang seharusnya ditimpakan kepada manusia karena pemberontakannya, yaitu Penghukuman, tidak jadi diberikan oleh TUHAN.
3. Atas dasar Kasih-Nya akhirnya TUHAN memberikan Kasih Karunia-Nya - Grace - Khen. Kasih karunia selama ini kita kenal dengan "salib". Tentu saja itu tidak salah, tetapi tidak lengkap. Kasih Karunia di Dalam bahasa Ibrani adalah Khen yang mempunyai arti adalah Tindakan Yang Kuat dari YHWH Elohim Menolong yang lemah yaitu Manusia. Sebelum adanya "salib" TUHAN telah bertindak menolong manusia melalui kasih karunia TUHAN, sesuatu yang seharusnya " tidak layak" kita terima, namun tetap kita terima, yaitu Pengampunan dan akhirnya menerima Keselamatan.
      
NB: dalam mendapatkan jawaban ini, adalah suatu keuntungan bagi kita untuk belajar Akar Ibrani iman kita. TUHAN memakai bangsa Israel sebagai "alat-Nya" untuk dapat memberkati bangsa-bangsa. Agar supaya bangsa Israel mengerti apa yang TUHAN maksudkan kepada mereka. TUHAN juga menggunakan budaya timur tengah yang berlaku saat itu. Contohnya: Budaya pengesahan perjanjian. Saat itu di timur tengah kuno jika ada 2 pihak yang membuat perjanjian maka untuk pengesahannya mereka harus menyediakan lembu atau kambing, dimana hewan itu disembelih dan kemudian dipotong menjadi 2 bagian yang sama rata. Lalu bagian yang satu diletakkan disebelah kiri dan bagian yang lain disebelah kanan, kedua belah pihak yang berjanji kemudian berjalan ditengah-tengah potongan hewan tersebut, dengan janji bahwa jika ada pihak yang "Mengingkari Janjinya" maka nasibnya akan sama seperti hewan yang telah dipotong dan dibelah menjadi dua bagian itu.

MENGAPA TUHAN PERLU MENYATAKAN KASIH-NYA DI DALAM SUATU PERJANJIAN?
Untuk menyatakan kesetian-NYA, ketika TUHAN sedang membuat perjanjian kepada Avraham, TUHAN menggunakan "budaya membelah hewan" tersebut, ini tertulis dan tercatat di dalam Kejadian 15:1-21, budaya ini dipakai oleh TUHAN agar supaya Avraham mengerti bahwa TUHAN pasti setia dengan perjanjian-Nya; TUHAN yang menciptakan Semesta Alam YHWH Elohim pasti setia dengan manusia untuk senantiasa menolongnya sebagai pihak yang lemah. Ketika TUHAN sedang membuat perjanjian dengan manusia, TUHAN juga menetapkan "pasal-pasal" perjanjian yang harus dilakukan manusia sebagai pihak yang terikat dalam perjanjian-Nya yaitu adalah "ATURAN HIDUP KUDUS", yang berupa Ajaran-ajaran-Nya yaitu Torah (Taurat). (lihat lagi pengertian Agreement dan covenant) Untuk memudahkan manusia mengerti akan maksud perjanjian-Nya itu dalam berbagai bentuk yang akan menjadi Topik pembelajaran saat ini;

NB:YHWH Elohim hanya membuat perjanjian dengan  Avraham, Yitzakh dan Yaacov leluhur Israel.

       GAMBARAN [KIASAN] PERJANJIAN YHWH ELOHIM DENGAN ISRAEL.
YHWH Elohim tidak pernah membuat perjanjian dengan bangsa-bangsa (gentiles). Namun melalui pengorbanan darah YESHUA HaMasiakh, kita bangsa-bangsa yang berada diluar Israel juga masuk dalam perjanjian itu, hal ini tertulis di dalam Perjanjian Baru yaitu dalam Kitab;                                                              

· Galatia 3:14 Yeshua HaMasiakh telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.

GAMBARAN ATAU KIASANNYA;
1. BAPA DAN ANAK: Ini Menggambarkan Perjanjian TUHAN seperti ikatan atau hubungan antara seorang Bapa dengan anaknya, atau dengan pengertian lain seperti Kesetian seorang Bapa kepada anaknya. Di dalam hal ini "pasal-pasal" tentang perjanjian berupa ajaran-ajaran-Nya atau TORAH-NYA adalah Buku Petunjuk Kehidupan Kudus atau buku manual hidup kudus.
2. SUAMI DAN ISTRI: Ini Menggambarkan perjanjian TUHAN seperti ikatan atau hubungan antara seorang Suami dengan Istrinya, atau dengan pengertian lain seperti Kesetian seorang Suami kepada Istrinya. Dalam hal ini TORAH adalah seperti Perjanjian Nikah atau Ketubah.

3. RAJA DAN PENGIKUTNYA: Ini Menggambarkan perjanjian TUHAN seperti ikatan atau dengan pengertian lain adalah hubungan seorang Raja (Tuan) dengan pengikut-Nya (hamba). Dalam hal ini TORAH adalah suatu perjanjian treaty, misalnya Perjanjian perlindungan kepada rakyat atau dapat dikatakan dengan Perjanjian kesejahteraan.
4. NEGARA [KERAJAAN DAN RAKYATNYA]: Ini Menggambarkan Perjanjian TUHAN seperti ikatan atau dengan pengertian yang lain adalah gambaran hubungan antara sebuah negara dengan warga negara. Dalam hal ini Torah disebutkan sebagai konstitusi [Undang-Undang Dasarnya].

PEMAHAMANNYA ADALAH SEBAGAI BERIKUT: PERJANIAN TUHAN YANG DIGAMBARKAN ATAU DIKIASKAN SEPERTI IKATAN HUBUNGAN ANTARA:

1. BAPA DAN ANAK.
Ada banyak sekali ayat-ayat di ALKITAB dimana YHWH Elohim menggambarkan diri-Nya sebagai BAPA dan umat-Nya sebagai anak-Nya, antara lain:

· Yesaya 63:16 Bukankah Engkau Bapa kami? Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah "Penebus kami" sejak dahulu kala.

· Mazmur 103:13 Seperti bapak berbelaskasihan kepada anak-anak, demikian YHWH berbelas kasihan kepada orang-orang yang takut akan Dia.

· Mattityahu (Matius) 6:8-13 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. 9). Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, 10). datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. 11). Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. 12). dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; 13). dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amen.)

Ini adalah doa yang diajarakan oleh Yeshua Hamasiakh sendiri kepada Talmidim-Nya (Murid-Nya). Umat-Nya sebagai anak ketika TUHAN hendak bertindak membebaskan Bangsa Israel dari perbudakan di mesir, TUHAN mengatakan Israel adalah anak-Nya:

· Keluaran 4:22 Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung;

· Roma 8:14-17 Semua orang, yang dipimpin Roh Elohim, adalah anak Elohim.15). Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Elohim. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" 16). Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Elohim. 17). Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Elohim, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Mesias, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.


Jika kita mengerti bahwa TUHAN menggambarkan dirinya sebagai Bapa atau dengan perkataan lain yang lebih akrab ditelinga kita yaitu TUHAN sebagai Ayah atau apapun panggilan kita terhadap orang tua laki-laki, dan kita adalah anak-Nya; Apakah patut bagi kita curiga terhadap ayah kita jika ia memberikan petunjuk-petunjuk hidup agar kita tidak celaka? Agar kita tidak tertipu dengan berbagai "kejahatan"yang dilemparkan oleh "musuh-musuh kita (iblis!)! Adakah niat buruk seorang Ayah kepada anak-Nya?
PASTILAH TIDAK!

Ajaran-ajaran TUHAN yang dimasukkan ke dalam perjanjian-Nya dengan manusia yaitu Torah-Nya adalah supaya anak-anak-Nya tidak CELAKA! Ini adalah Supaya anak-anak-Nya hidup diberkati dan juga memberkati orang lain (dengan menghormati hak-hak orang lain). Seorang Ayah (meskipun kemungkinannya ia adalah seorang penjahat) dia tahu memberikan yang terbaik kepada anaknya, apalagi TUHAN sebagai BAPA; 

· Matius 7:9-11 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, 10). atau memberi ular, jika ia meminta ikan? 11). Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Untuk dapat melihat TUHAN sebagai Bapa yang baik, maka bagi ayah-ayah dibumi ini kita perlu menjadi figur AYAH YANG BENAR!! Jika anak melihat gambaran ayahnya yang tidak baik, maka gambaran yang sama juga akan mereka lihat pada TUHAN! Bapa di bumi adalah gambaran Bapa di surga.

[Ada suatu kesaksian tentang seseorang yang mengatakan bahwa ia sulit percaya kepada Tuhan yang diperkenalkan kepadanya sebagai Bapa, karena selama hidup ia menerima perlakuan yang kejam, otoriter dari ayahnya, sehingga ia berpikir Bapa disurga pun demikian].

Untuk mendapatkan gambaran TUHAN sebagai Bapa yang baik, Firman TUHAN menasehatkan antara lain, agar Bapak-Bapak;
1. Tidak menyakiti hati anaknya: Kolose 3:21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.
2. Tidak membangkitkan amarah anak-anaknya: Efesus 6:4 Dan para ayah janganlah bangkitkan amarah anak-anakmu, tetapi asuhlah mereka didalam didikan dan nasihat Tuhan. Kesetian seorang BAPA (TUHAN) kepada anak-Nya (umat-Nya) diperlihatkan oleh YESHUA HaMasiakh dalam pengajaran-Nya melalui suatu perumpamaan tentang " Anak Yang Terhilang" (Lihat Lukas 15;11-32). Melalui cerita perumpamaan ini, dapat kita lihat ada 2 sifat yang kontradiktif antara anak dan Bapa;
     
           ANAK                                              BAPA
· Serakah (ingin warisan) sebelum                 Murah HATI (ayat 12).
  waktunya (ayat 12) dan meninggalkan
  Bapanya.
· Hidup dalam dosa (berfoya-foya)                  Penuh Belas Kasihan (ayat 20)
  ayat 30:memboroskan hartanya dengan
  pelacur-pelacur
· Ingin kembali kepada ayahnya sebagai       Tetap menerima sebagai anak  
  budak (ayat 19) malu karena telah tidak      (ayat 24) walaupun anaknya
  setia meninggalkan BapaNya                        Tidak Setia.

Dari cerita perumpamaan tentang anak yang terhilang ini, dapat kita lihat bagaimana jika kita sebagai "ANAK" ingin berkat-Nya, tetapi ingin "BEBAS" dari ikatan perjanjian dengan "BAPA", maka berkat yang diperoleh anak justru mencelakakan anak tersebut, lalu kemudian masuk ke dalam hidup yang berdosa.

NB: Dalam kitab suci TUHAN menggambarkan iblis sebagai " pelacur", sehingga jika
manusia bersekutu dengan iblis itu disebut dengan "PELACUR ROHANI!"

Turun dari derajat kehidupannya, dari anak menjadi budak (ayat 15); bekerja pada seorang majikan (diluar rumah Bapa), sampai-sampai ia mau makan makanan ampas babi saja, tidak bisa! BAPA KITA ADALAH BAPA YANG BAIK!! ITU PASTI!! Oleh karena itu marilah kita melakukan ajaran-ajaran-Nya yang dimasukkan ke dalam "Pasal-Pasal" Perjanjian-Nya yaitu TORAH yang merupakan suatu buku petunjuk Kehidupan bagi kita, supaya hidup kita tidak celaka, namun selamat dan menerima berkat-berkat yang disediakan Bapa sesuai perjanjian-Nyat, baik di bumi maupun nanti di SURGA.
                                         

2. SUAMI DAN ISTRI.
Pertama kita melihat bagaimana Kitab Suci Menggambarkan hubungan ikatan Suami-Istri itu sendiri:
1. Suami dan Istri adalah 2 pihak yang sepadan: Kejadian 2:18 Dan YAHWEH, Elohim berfirman, "tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja, Aku akan menjadikan baginya seorang penolong yang setara dengannya." Kejadian 2:20 Demikianlah manusia itu memberi nama pada segala ternak, pada segala burung di udara, dan pada segala binatang dipadang belantara, tetapi untuk dirinya sendiri tidak ditemukan seorang penolong yang sepadan baginya. Ketika ditaman Eden, Adam begitu dekat dengan segala binatang yang diciptakan TUHAN. Adam memberi nama terhadap binatang-binatang itu.Tetapi Adam merasa binatang-binatang itu tidak sepadan dengannya untuk dijadikan teman hidupnya, sehingga TUHAN menjadikan baginya seorang perempuan untuk menjadi istrinya.
2. Suami dan istri adalah satu: Kejadian 2:21-24 Lalu YHWH Elohim membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, YHWH Elohim mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. (22). Dan dari rusuk yang diambil YHWH Elohim dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. (23). Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." 24). Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. TUHAN menciptakan perempuan dari "rusuk" laki-laki. Perempuan adalah bagian dari tubuh laki-laki. Karena alasan inilah maka TUHAN memerintahkan agar suami mengasihi istrinya seperti mengasihi dirinya sendiri. Efesus 5:28-30 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. 29). Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Mesias terhadap jemaat, 30). karena kita adalah anggota tubuh-Nya.
3. Penyatuan laki-laki dan perempuan menjadi suami-istri dilakukan oleh TUHAN sendiri. Kejadian 1:28 Dan Elohim memberkati mereka, dan Elohim berfirman kepada mereka, "beranak cuculah dan berlipat gandalah, dan penuhilah bumi dan taklukanlah itu, dan berkuasalah atas ikan-ikan dilaut dan atas burung- burung dilangit dan atas segala hidup yang merayap dimuka bumi." TUHAN sendirilah yang "menikahkan" Adam&Hawa menjadi suami-istri. Oleh karena itulah apa yang disatukan oleh TUHAN, tidak boleh diceraikan oleh manusia. Matius 19:6 Sehingga mereka tidak lagi dua, tetapi satu daging. Oleh karena itu, apa yang telah Elohim persatukan, janganlah manusia ceraikan!"

Ada banyak lagi ayat-ayat yang mengatur tentang hubungan suami-istri. Namun dari beberapa ayat tersebut diatas, tampak bahwa suami-istri adalah suatu hubungan yang sangat istimewa, sangat dekat dengan yang Maha Kuasa dan yang Maha Tinggi, bisa saja TUHAN menciptakan perempuan (Hawa) dari debu tanah seperti TUHAN menciptakan Adam. Tetapi TUHAN harus mengambil "satu bagian kecil" dari tubuh Adam, yaitu dari rusuknya untuk dijadikan perempuan yang kelak menjadi istrinya, sehingga Adam dapat berkata; inilah tulang dari tulangku dan daging dari dagingku yang adalah (tubuhnya sendiri). Ketika TUHAN mengikatkan diri-Nya kepada manusia dalam perjanjian-Nya, TUHAN sedang menggambarkan atau mengkiaskan hubungan itu seperti hubungan suami-istri.
· Yesaya 54:5 Sebab Penciptamu adalah suamimu, YHWH Tsebaot nama-NYA, dan penebusmu adalah yg Maha kudus Israel, Dia disebut Elohim atas seluruh bumi. (ILT).

· Yeremia 2:2-3 Dan engkau harus pergi menyerukan ke telinga penduduk Yerusalem, dengan mengatakan: Beginilah YHWH berfirman: Aku telah mengingat engkau, kebaikan masa mudamu, kasih pertunanganmu, engkau telah berjalan mengikuti Aku di padang gurun di tanah yang tidak ditaburi. Israel itu kekudusan bagi YHWH buah sulung dari penghasilan-NYA. Semua yang melahapnya menjadi bersalah, malapetaka akan menimpa kepada mereka." firman YHWH. (ILT).

Ayat-ayat pada Yeremia 2:2-3 tersebut diatas adalah bagaimana TUHAN sedang mengungkapkan kasih masa muda-Nya yang berkobar-kobar; yang memperlihatkan "kekasih [pengantin]" mau pergi kemana saja (gurun) menanggung segala hal asalkan bersama dengan "kekasih-Nya"; bagaimana "pengantin pria-Nya" memberikan perlindungan yang dahsyat kepada "pengantin wanita"-Nya. Contohnya seperti laut yang terbelah, manna, tiang api dan tiang awan, dan lain-lain sebagainya dan tidak ada yang boleh mengganggu "Pengantin Wanita-Nya" karena siapapun yang berusaha untuk mengganggunya akan menjadikannya "Bersalah". Ketika Israel yang adalah "pengantin" (mempelai wanita) beralih ke dewa-dewa bangsa disekitarnya, mereka disebut perempuan sundal, penyembahan kepada ilah-ilah lain adalah perzinahan rohani. Apa tindakan "suami" ketika " istrinya" tidak setia?                                          

· Yeremia 3:1 Katakan,"Lihatlah, ada seorang pria menceraikan istrinya, dan dia pergi dari padanya dan datang pada pria lain, apakah dia masih akan kembali kepada istrinya? Namun engkau telah melakukan pelacuran dengan banyak kekasih, dan kembali kepada-Ku," firman YHWH. (ILT).

Disini sepertinya TUHAN seperti berkata, jika ada istri yang tidak setia, lalu dapat pergi dengan laki-laki lain, lalu ingin kembali kepada suaminya, yang menjadi pertanyaannya adalah apakah suaminya mau menerimanya kembali? Mungkin jawaban umum dari kebanyakan suami adalah: TIDAK! Namun disini TUHAN memberikan jawaban yang berbeda, IA berkata dalam;      

· Yeremia 3:12-13 Maka dengan pergi engkau dapat menyerukan perkataan ini ke utara, dan engkau dapat mengatakan: kembalilah, hai Israel yang murtad," firman YHWH, "Aku tidak akan membuat muram muka-KU terhadap engkau, karena Aku murah hati, " firman YHWH," Aku tidak akan mempertahankan murka untuk selamanya. Hanya, akuilah kesalahanmu, bahwa engkau telah memberontak terhadap YHWH Elohimmu, dan telah melampiaskan birahimu kepada ilah-ilah asing dibawah setiap pohon yang rimbun engkau tidak mendengarkan suaraku,"firman YHWH. (ILT).

Gambaran TUHAN sebagai "suami yang setia kepada "istrinya" juga dapat kita lihat pada Kitab Nabi Hosea. Nabi Hosea disuruh oleh TUHAN untuk menikahi gomer si perempuan sundal (seperti TUHAN menikahi Israel yang juga bersundal dengan dewa-dewa). PERTANYAAN YANG SANGAT PENTING ADALAH: Apakah ketika Israel tidak setia, TUHAN membatalkan perjanjian-Nya dengan Israel dan membuat perjanjian yang baru dengan bangsa lain? Adakah kita menemukan di dalam alkitab yang mungkin adalah bangsa Amon, atau moab, atau bangsa yunani dimana TUHAN membuat perjanjian yang baru? Jawabnya: "TIDAK PERNAH"! Dari pelajaran ini kita mendapatkan bahwa TUHAN menganut konsep pernikahan MONOGAMI. Perjanjiannya dengan Israel adalah TETAP! TUHAN tetap setia kepada Israel yang adalah mempelai wanita-Nya. Kita sebagai bangsa-bangsa non Israel (Goyim) melalui YESHUA Hamasiakh, ditempelkan kepada perjanjian Avraham, Yitzhak dan Israel.

· Roma 11:17 Namun, jika beberapa cabang  telah dipatahkan dan kamu yang menjadi pohon zaitun liar dicangkokkan diantara mereka dan kamu menjadi teman sekutu bagi akar dan bagi getah pohon zaitun itu.

Kita juga adalah mempelai wanita dari Mesias. Pernikahan yang disebutkan oleh Rabbi Shaul sebagai "RAHASIA BESAR" dan Pernikahan adalah sebuah gambaran antara hubungan Mesias dengan jemaat-Nya, ini tertulis di dalam:

· Efesus 5:32-33 Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. 33). Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
· Efesus 5:22-33 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, 23). karena suami adalah kepala isteri sama seperti Mesias adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. 24). Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Mesias, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. 25). Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Mesias telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya. 26). untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, 27). supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. 28). Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. 29). Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Mesias terhadap jemaat, 30). karena kita adalah anggota tubuh-Nya. 31). Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. 32). Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Mesias dan jemaat. 33). Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

· Kitab Wahyu 21:9 Dan datanglah kepadaku satu dari ketujuh malaikat yang memegang tujuh cawan yang penuh dengan tujuh bencana yang terakhir, dan dia berbicara dengan aku seraya mengatakan, "kemarilah, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin wanita, mempelai Anak Domba itu."

Mesias YESHUA sendiri menggambarkan dirinya sebagai mempelai laki-laki;
· Yohanes 3:29 Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.
· FILIPI 1:10 agar kamu membuktikan apa yang berharga, sehingga kamu menjadi murni dan tanpa cacat pada hari Mesias. (ILT).                        
Ini Mengingatkan kepada kita bahwa menjelang datangnya hari Mesias yang ke dua kali sebagai Mesias Ben David agar kita hidup di dalam kekudusan-Nya, dan ditemui sebagai mempelai wanita yang tidak bercacat. Melalui perjanjian-Nya ini, kita melihat bagaimana TUHAN sangat setia. Dan memang dasar daripada TUHAN membuat perjanjian-Nya adalah Kasih (AHAVA). Sama seperti Kasih seorang Bapa kepada anak-Nya atau seperti kasih seorang Suami kepada istri-Nya.

KAPAN terjadinya "pernikahan" antara TUHAN dengan umat-Nya? Lalu Kapan pertunangannya? Apakah hubungannya dengan Torah? Apa Hubungannya Dengan Hari Shabat?                                                 

NB: Karena TUHAN berniat memakai bangsa Israel sebagai sarana untuk memberkati bangsa-bangsa di luar Israel, maka dalam banyak hal TUHAN bekerja sesuai dengan budaya Ibrani, agar mereka dapat mengerti apa yang TUHAN maksudkan kepada mereka. Demikian juga dengan "konsep pernikahan". ketika TUHAN menggambarkan PerjanjianNya seperti "pernikahan", TUHAN juga memakai konsep yang sama dengan yang berlaku pada pernikahan Ibrani.

Dalam budaya Ibrani, suatu pernikahan harus melalui 3 tahap, yaitu:
1. PERTUNANGAN.
Pada tahap ini, calon mempelai laki-laki pada acara pertunangan mengucapkan janji-janjinya kepada calon istrinya. "Jika kamu ikut aku", maka aku akan (1).......(2).......(3).......dst. Kapankah "tahap pertunangan" ini terjadi antara TUHAN dan Israel? Lalu Kapan TUHAN mengucapkan janji-janji-Nya? TUHAN mengucapkan janji-janjinya ketika Ia akan membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir, TUHAN berkata;
a). "Aku akan membebaskan kamu dari kerja paksa orang mesir."
b). "Aku akan melepaskan kamu dari perbudakan mereka."
c). "Aku akan menebus kamu dengan tangan yang teracung."
d). "Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-KU.                                                  

NB: Dalam bahasa inggrisnya disebut: "I will take you (aku akan mengambil kamu), ini adalah lambang seperti seorang laki-laki mengambil seorang perempuan untuk menjadi istrinya).   
· Keluaran 6:5-7 Tetapi Aku sudah mendengar juga erang orang Israel yang telah diperbudak oleh orang Mesir, dan Aku ingat kepada perjanjian-Ku. 6). Sebab itu katakanlah kepada orang Israel: Akulah TUHAN, Aku akan membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir, melepaskan kamu dari perbudakan mereka dan menebus kamu dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat. 7). Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Elohimmu, supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah, YWHH, Elohim, yang membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir.
· Exodus 6:5-7 And I have also heard the groaning of the children of Israel, whom the Egyptians keep in bondage; and I have remembered my covenant.. 6). Wherefore say unto the children of Israel, I am the LORD, and I will bring you out from under the burdens of the Egyptians, and I will rid you out of their bondage, and I will redeem you with a stretched out arm, and with great judgments: 7). And I will take you to me for a people, and I will be to you a God: and ye shall know that I am the LORD your God, which bringeth you out from under the burdens of the Egyptians.
Demikianlah terjadi "PERTUNANGAN" antara TUHAN dengan umat-Nya!!

2. UPACARA PERNIKAHAN.
Upacara pernikahan Ibrani, biasanya dilakukan dibawah suatu "Tenda" yang mereka sebut dengan "KUPAH". Lalu Dibawah Kupahlah kedua mempelai mengucapkan JANJI NIKAH, yang disertai dengan "AKTE NIKAH [KETUBAH]" yang mana berisi janji-janji nikah tersebut.
                                                                                                 
NB: Akte nikah yang berisi janji-janji nikah itu lalu diserahkan kepada mempelai wanita untuk disimpam sebagai jaminan bahwa akan dipenuhi janji-janji dari mempelai pria.

Selain ada kupah, ada Janji Nikah yaitu berupa Akte Nikah [Ketubah], dalam upacara pernikahan Ibrani juga ada SHOFAR [tabung tanduk kambing] yaitu peniupan Sangkakala. Kapan "upacara pernikahan" ini terjadi antara TUHAN Israel dan Umat-Nya? Jawabannya adalah DI SINAI!! KetikaTUHAN datang kepada Israel di Sinai, "instrumen-instrument" pernikahan Ibrani ada disana:

· KUPAH; dilambangkan dengan adanya AWAN PADAT diatas gunung Sinai: Keluaran 19:16 Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan. Pada pagi hari gunung sinai biasanya sangat cerah, karena di gunung sinai yang merupakan gunung yang terdiri dari batu-batuan, tidak ada pepohonan yang tumbuh. Namun saat itu Gunung sinai sangat gelap karena tertutup awan padat tersebut.
· SANGKAKALA: Keluaran 19:19 Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Elohim menjawabnya dalam guruh.
· ADA JANJI NIKAH YANG DIUCAPKAN yang harus di dengar "mempelai wanita", yaitu ke 10 Perintah TUHAN. Keluaran 20:1-17 Perhatikanlah ke 10 Perintah TUHAN tersebut. Jika DIKIASKAN dengan hubungan SUAMI-ISTRI, seolah-olah TUHAN sedang berkata demikian;
~ "Akulah"Suami"mu yang membawa kamu keluar dari tanah mesir, dari
tempat perbudakan."
~ "Jangan ada "laki-laki"lain dalam hidupmu"
~ "Sebab Aku "Suami" yang cemburu.

Torah-Nya adalah KETUBAH ATAU SURAT PERJANJIAN PERNIKAHAN TUHAN DENGAN UMATNYA. Oleh karena itulah Torah diberikan lalu kemudian dipegang oleh "mempelai wanita" untuk memastikan janji-janji mempelai pria-Nya. Torah tidak disimpan di Surga! (Tidak dipegang mempelai Pria). Inilah hubungan Torah dalam konteks Perjanjian TUHAN dengan Umat-Nya. Jika dalam suatu pernikahan biasanya ada Cincin Nikah, sebagai "Tanda Pengingat" bahwa telah dan sudah ada ikatan perjanjian nikah. Yang menjadi pertanyaannya, Apakah yang menjadi cincin nikah kita sebagai mempelai wanita-Nya?               
· Keluaran 31:13,16,17 Dan engkau, berbicaralah kepada bani Israel dengan mengatakan: Haruslah kamu sungguh-sungguh memelihara sabat-sabat-Ku, sebab itulah tanda antara Aku dan kamu, sebab, itulah tanda antara Aku dan kamu, bagi generasi-generasimu, agar mengetahui bahwa Aku, YHWH menguduskanmu. (16). Dan haruslah bani Israel memelihara sabat untuk melaksanakan sabat itu bagi generasi-generasi mereka, suatu perjanjian untuk selamanya. (17). Inilah suatu tanda untuk selamanya antara Aku dan bani Israel, sebab enam lamanya YHWH menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh Dia berhenti dan menyegarkan diri. (ILT).
PERINGATAN (PERAYAAN) HARI SHABAT ADALAH " CINCIN NIKAH" atau TANDA PENGINGAT BAHWA TELAH TERJADI PERNIKAHAN ANTARA TUHAN DENGAN UMATNYA DALAM SUATU PERJANJIAN. Hal inilah yang dimaksudkan oleh Rabbi Shaul (Rasul Paulus) tentang pernikahan. Ia mengatakan bahwa pernikahan sebagai "RAHASIA BESAR". Efesus 5:22-32. Mesias YESHUA menggambarkan dirinya sebagai Mempelai laki-laki (Yohanes 3:29 dan Filipi 1:10) mengingatkan menjelang datangnya hari Mesias Ben David (menjelang kedatangan Mesias yang ke 2 kali) agar kita hidup kudus, agar ditemui sebagai mempelai wanita yang tidak bercacat.

3. PESTA PERNIKAHAN.
Banyak sekali orang-orang Kristen yang mengatakan bahwa mereka adalah Mempelai wanita yang menunggu Mempelai Pria-Nya yang akan datang untuk melaksanakan pesta pernikahan. Apakah kita benar-benar mempelai wanita-Nya, adakah kita sudah memegang KETUBAH atau SURAT PERJANJIAN bersama dengan kita? Adakah kita MEMAKAI CINCIN NIKAH sebagai TANDA PERJANJIAN KEKALNYA? Mempelai Pria, YESHUA HAMASIAKH pasti akan datang kedua kalinya untuk menjemput mempelai wanita-Nya dan mengadakan:

"PESTA PERJAMUAN KAWIN ANAK DOMBA."                                                                                                    
· Wahyu 19;6-8 Dan aku memdengar seperti suara kerumunan orang banyak, dan seperti desau air bah, dan seperti bunyi guntur yang keras, yang mengatakan; Halelu-YAH! Sebab YHWH, Elohim penguasa Semesta, memerintah. Marilah kita bersukacita dan marilah kita bersukaria dan marilah kita memberikan kemulian kepada-Nya! Sebab pesta perkawinan Anak Domba telah tiba, dan mempelai wanita-Nya telah mempersiapkan dirinya. Dan kepadanya dikaruniakan agar memakai kain linen yang halus bersih dan bercahaya; karena kain linen yang halus adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus."                                                                                                      

· Wahyu 19:9 Dan dia berkata kepadaku, "Tuliskanlah:Berbahagialah dia yang di panggil ke dalam perjamuan pesta perkawinan Anak Domba. "Dan dia berkata kepadaku "Perkataan Elohim ini adalah benar".
              AKANKAH KITA  MASUK  DALAM UNDANGAN  TERSEBUT?
                     
YHWH Elohim Memberkati B'shem YESHUA HaMasiakh. By catherine de la brethoniere....

Sunday, August 26, 2012

Injil kerajaan sorga yg kurang dipahami kekristenan

INJIL KERAJAAN SURGA.

Jika melihat beberapa peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini khususnya yang terjadi di Timur Tengah dimana terjadi pemberontakan rakyat terhadap Pemimpinnya (Presiden), baik di Mesir maupun di Libya, ada satu kesimpulan yang dapat kita tarik, yaitu ketidakpuasan rakyat terhadap SISTEM PEMERINTAHAN yang ada. Gerakan ini bukanlah gerakan yang hanya terjadi sekarang ini tetapi di seluruh dunia termasuk di negeri kita pada waktu lalu di tahun 1998, sehingga terjadilah yang namanya Reformasi. Pada dasarnya jika kita teliti melihat gerakan-gerakan pemberontakan yang terjadi di banyak negara dari masa ke masa semuanya dapat disimpulkan bahwa dunia sedang sibuk mencari suatu tatanan pemerintahan yang ideal. Akhir-akhir ini sepertinya ada 2 kubu kekuatan yang bersaing yaitu:

1. Pemimpin Pemerintahan; yang ingin terus menerus memerintah, jika boleh seumur hidupnya sang pemimpin tersebut memerintah.
2. Rakyat (massa); yang jika telah memberontak bersama, kekuatannya tidak terbendung, bahkan dengan kekuatan militer sekalipun. Rakyat memberontak terhadap pemimpinnya yang mereka nilai hanya memikirkan kepentingannya sendiri, memperkaya dirinya sendiri, tidak adil, tidak memberikan perlindungan kepada kepentingan masyarakat dan banyak hal lainnya, tetapi terlebih dan terlepas dari itu semua, pemimpin itu ingin pula memerintah selamanya alias seumur hidup sampai mereka meninggal barulah mau digantikan.

Gerakan pemberontakan massa ini memang tidak dapat di bendung, karena saat ini mayoritas negara menggunakan Sistem Pemerintahan Demokrasi.

· Nb: Kata Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu; Demos yang artinya Rakyat dan Kratos yang artinya Pemerintahan. Jika digabung mempunyai arti Pemerintahan Rakyat. Kedaulatan Tertinggi ada pada Rakyat. Pemimpin dipilih oleh Rakyat untuk Kepentingan Rakyat.

Sementara dunia dari masa ke masa terus berjuang untuk menciptakan suatu tatanan pemerintah yang ideal. Tetapi tanpa disadari oleh manusia, dari arus yang berbeda yaitu dari TUHAN Pencipta Semesta Alam, YHWH Tzevao't melalui Putra-Nya YESHUA HaMasiakh yang adalah Firman-Nya yang telah menjadi manusia yang Ekhad (Satu kesatuan dengan-Nya), sedang terus bekerja memulihkan suatu sistem pemerintahan yang paling ideal bagi manusia, yang dahulu pernah ada, yaitu sistem pemerintahan TEOKRASI.


· NB: Teokrasi berasal dari kata Theos yang artinya TUHAN dan Kratos yang artinya Pemerintahan.

Sebenarnya dari awalnya ketika manusia pertama kali diciptakan, TUHAN Pencipta Alam Semesta, telah menciptakan suatu sistem pemerintahan yang paling ideal bagi manusia di dunia ini yaitu: Teokrasi yang artinya adalah Pemerintahan oleh TUHAN. Tetapi manusia pertama yaitu Adam, gagal menjalankannya, karena ia memilih untuk "merdeka"  dari TUHAN, dengan lain perkataan manusia ingin memerintah sendiri berdasarkan "mana yang jahat dan mana yang baik", dan tanpa sadar itu berlangsung terus hingga ke generasi kita saat ini. Sekarang dapatlah kita simpulkan bahwa sistem pemerintah Demokrasi adalah: Dari bawah ke atas bertentangan dengan sistem pemerintahan Teokrasi yang adalah: Dari atas ke bawah. Ini adalah rencana besar iblis untuk merusak hubungan Pemerintahan Surga di Bumi. Kedatangan YESHUA HaMasiakh ke dunia ini adalah untuk memulihkan kembali suatu sistem Pemerintahan yang disebut dengan KERAJAAN! Pesan pertama yang diberikan oleh Yohanes Pembabtis dari Kitab Suci B'rit Hadasha (Perjanjian yang diperbaharui) adalah:

· Matius 3:2 Dan seraya berkata, "Bertobatlah,sebab Kerajaan Surga sudah dekat!"

Demikian juga perkataan YESHUA HaMasiakh sendiri di dalam Besorah (Injil):

· Matius 4:17  Sejak waktu itulah Yeshua memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”

Mesias YESHUA sendiri dalam pelayanan-Nya di bumi ini mengajarkan dan memberitakan Injil Kerajaan Surga:

· Matius 4:23 Yeshua pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Elohim serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.
· Lukas 9:2 Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Elohim dan untuk menyembuhkan orang.

Injil Kerajaan Surga banyak tidak dimengerti oleh kebanyakan orang-orang Kristen, karena selama ini pengajaran Injil Kerajaan Surga dipersempit menjadi pemberitaan Injil Keselamatan. Tentunya injil keselamatan tidaklah salah, karena semua kita sangat memerlukan keselamatan. Tetapi Injil keselamatan hanyalah bagian dari Injil Kerajaan Surga dengan pengertian yang lebih dalam lagi adalah Injil Keselamatan ada di dalam Injil Kerajaan Surga. Umat manusia diselamatkan untuk masuk ke dalam sistem pemerintahan Kerajaan TUHAN, jika manusianya telah memenuhi syarat segala sesuatunya yang telah ditentukan oleh Sang Raja di atas segala Raja Pencipta Semesta Alam yang telah menciptakan Alam Semestas termasuk Manusia yaitu YHWH Tzevao't. Setelah segala sesuatunya telah siap maka Raja Umat Manusia Segera datang di bumi ini yaitu adalah YESHUA HaMasiakh, di dalam Pemerintahan Kerajaan 1000 tahun damai Di bumi ini. Jika kepada orang-orang kristen hanya diajarkan Injil Keselamatan, maka mereka hanya mengenal YESHUA HaMasiakh sebagai juruselamat. Maka Pernyataan- pernyataan yang timbul hanyalah:

· Kita telah diselamatkan dengan kasih karunia.
· Perbuatan baik tidak diperhitungkan oleh karena YESHUA HaMasiakh.
· Kita telah diangkat menjadi anak Bapa (tentunya ini benar).

Tetapi tanpa akar keimanan yang kuat, sikap yang akhirnya muncul dari orang-orang Kristen adalah menghasilkan atau menjadikan:

· Anak yang manja.
· Kebanyakan hanya menuntut ke Bapa-Nya kalau kemauannya tidak diikuti lalu marah dan akhirnya tidak datang ke ibadah atau bahkan marah-marah ke TUHAN.
· Tidak mengerti arti ketaatan yang sesungguhnya dan berpikir dengan pengertian sendiri bahwa kalau sudah ke gereja berarti sudah taat.
· Bahkan lebih parah lagi banyak yang hidup di dalam dosa meskipun mengaku sebagai orang percaya kepada Yesus Kristus.

Karena ia yakin sudah mempunyai jaminan Asuransi Kebakaran di dalam Neraka. Penyempitan Injil Kerajaan Surga hanya menjadikan TUHAN sebagai juruselamat untuk asuransi kebakaran di neraka, gudang berkat dan tak kurang parahnya lagi Junjungan Agung sang penyelamat YESHUA HaMasiakh dijadikan satpam sebagai penjaganya. Melalui Injil Kerajaan Surga, Ada 2 Hal Yang Kita Dapatkan, Yaitu:
1. Menerima YESHUA HaMasiakh sebagai Junjungan Agung dan Juruselamat kita: Roma 10:9 sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yeshua adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Elohim telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Ketika YESHUA menyelamatkan kita, DIA sedang memanggil kita untuk menjadi calon-calon warga negara Kerajaan-Nya. Tetapi kita masih harus berjuang untuk dipilih karena ada banyak proses yang harus dilalui oleh orang percaya untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Firman-Nya berkata di dalam: Matius 22:14 Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih." Siapakah yang berhak masuk menjadi warga negara Kerajaan Surga? Ingatlah kembali dengan sistem pemerintahan Demokrasi yang saat ini sudah merasuk seluruh pikiran manusia di bumi ini. Mental rakyat demokrasi adalah mental "rakyat punya kemauan, pemimpin mengikutinya". Sementara Mental Kerajaan adalah "Pemimpin yang mempunyai kemauan (kehendak)", warganya harus mengikutinya, tidak ada pemberontakan atau Negosiasi. Apakah kita sudah siap dipilih? Apakah kita sudah bermental kerajaan? Banyak gereja membuat aturannya sendiri bukan lagi Aturan Kerajaan Surga seperti; Merubah Shabat menjadi hari minggu dengan alasan merayakan kebangkitan Kristus, padahal kebangkitan seharusny dirayakan tahunan bukan mingguan. Masih bermental rakyat Demokrasi, bukan Teokrasi. Apakah kita sudah siap untuk berubah?
2. Menerima YESHUA HaMasiakh sebagai Raja: Jika kita mau menerimanya sebagai Juruselamat, yang datang pertama kali sebagai hamba yang menderita, maka dalam satu paket yang utuh kita juga harus menerima Dia sebagai Raja. Meskipun Pemerintahan-Nya saat ini belum datang dalam kerajaan 1000 tahun damai, saat ini adalah waktu dimana kita sedang di Proses sebagai "Benih Kerajaan Surga", yang harus Berbuah pada saat atau waktunya YESHUA HaMasiakh datang kembali, kita siap Dituai bagi Kerajaan-Nya. Jika kita tidak bersiap, atau tidak bertumbuh dan berbuah, maka anda tidak akan pernah di tuai sebagai warga Kerajaan-Nya.       
Kebanyakan orang percaya tidak terlalu perduli dengan "Akan Terjadinya" Kerajaan Mesias di bumi ini, karena mereka pikir waktu itu terjadi, mungkin mereka sudah mati, jadi buat apa memikirkannya. Mari kita membuka Kitab Suci dan membaca dengan perlahan-lahan dan dengan seksama dalam Kitab Wahyu 20:1-10: DenganJudul Perikop "Kerajaan 1000 tahun"; mengatakan setelah Mesias YESHUA datang kembali sebagai Raja, maka akan ada Kebangkitan yang pertama (baca ayat 5), dimana mereka akan ikut memerintah bersama Raja Mesias YESHUA selama 1000 tahun damai, karena iblis yaitu heilel ben sachar diikat dijurang maut yang disegel (dimeteraikan) dan bagi mereka tidak ada lagi kematian kedua:

· Wahyu 20:6; "Berbahagialah dan kuduslah dia yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama, kematian kedua tidak mempunyai wewenang atas mereka. Namun mereka akan menjadi imam-imam Elohim dan Mesias, dan mereka akan memerintah bersama-Nya selama seribu tahun.

WOW!!!!Siapa yang tidak menginginkan hal ini! Hidup KEKAL bersama RAJANYA!
Siapakah yang akan berhak masuk  dalam Kerajaan 1000 tahun Mesias YESHUA?
Siapakah yang akan menjadi warga negara-Nya dan ikut memerintah bersama-Nya?

Karena Injil Kerajaan Surga melalui YESHUA HaMasiakh sedang mengarahkan kita kepada suatu sistem pemerintahan, bukan sistem agama yang LEGALISTIK, maka kita perlu belajar lebih banyak lagi apa saja yang berlaku dalam suatu Kerajaan. Tetapi sedikit informasi, bahwa jika di dunia ini saja, ada konstitusi (UUD) dan ketentuan- ketentuan lain yang berlaku demikian pula dalam Kerajaan Surga. Ada waktu-waktu dimana warga Kerajaan bertemu dengan Raja-Nya. Kapan saja waktu-waktu itu? Mari kita lihat dalam Kitab:

· Isaiah 66:22-23 "For just as the new heaven and the new earth that I am making will continue in my presence,"says ADONAI,"so will your drdcendants and your name continue."Every month on Rosh-Hodesh and every week on Shabbat, everyone living will come to worsip in my presence," says ADONAI. (CJB).

· Yesaya 66:22-23 "Sebab seperti langit baru dan bumi baru yang akan Aku buat, berdiri di hadapan-Ku," firman YHWH, "Demikianlah benihmu dan namamu akan tetap tegak. Dan itu akan terjadi dari bulan baru ke bulan baru, dan dari sabat ke sabat, semua umat manusia akan datang untuk memyembah di hadapan-Ku," YHWH berfirman. (ILT).
Juga Zakariah Pasal 14: Dengan judul perikop "Kemenangan Terakhir" (LAI),
"TUHAN memerintah bumi" (ILT), "The Day of the LORD" (NKJV ayat 1-15), lalu (ayat 6-21 berjudul "The Nations Worsip The King" NKJV). Baca lagi; 

· Zechariah 14:16 Finally, everyone remaining from all nations that came to attack Yerushalayim will go up every year to worship the king, ADONAI-Tzva'ot, and to keep the festival of Sukkot. (CJB).

· Zakaria 14:16 Maka semua orang yang tinggal dari segala bangsa yang telah menyerang Yerusalem, akan datang tahun demi tahun untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, dan untuk merayakan hari raya Pondok Daun.

· Zakaria 14:16 Kemudian akan terjadi, bahwa setiap orang yang ketinggalan dari segala bangsa yang akan datang melawan Yerusalem, mereka akan datang dari tahun ke tahun untuk bersujud kepada Raja, YHWH Tsebaot, dan untuk merayakan hari raya Sukkot. (ILT).

NB: Pondok Daun adalah hari Raya Sukkot.

Waktu-waktu pertemuan warga Kerajaan dengan Raja-Nya di kerajaan Mesias adalah hari SHABAT dan juga antara lain HARI RAYA Pondok Daun (sukkot), bukan hari minggu atau hari natal. Konstitusi Kerajaan Surga adalah TORAH! Bukan keputusan Raja atau Kaisar Yunani - Romawi, atau konsiliNicea atau keputusan Konstantin.

                                 
YHWH Elohim Memberkati B'shem YESHUA HAMasiakh. By Cathrine de lla brethoniere,,,,

Monday, August 6, 2012

Apakah gereja memperbolehkan anda mengikuti cara hidup Yesus/Yeshua??

Back to Komunitas Nasrani Indonesia Discussions

.

Apakah gereja anda memperbolehkan anda

mengikuti cara hidup Yesus ?

 

Apakah kepercayaan orang ini bila ia melakukan hal-hal berikut :

·         Disunat pada hari kedelapan.

·         Memelihara Sabat pada hari Sabtu.

·         Menghadiri sinagoga secara teratur.

·         Merayakan hari raya Pesach, Hag ha-Matzah, Sukkot dan Hanukkah.

·         Mengenakan tzitzit (jumbai pada jubah) seperti yang diperintahkan dalam Taurat (Bil 15:37-41).

·         Adalah warganegara Israel.

·         Kitab sucinya terdiri atas Taurat dan kitab para nabi.

·         Mengerjakan perintah-perintah yang ada di dalam Taurat.

·         Mengajarkan bahwa Shema (Ul 6:4-5) adalah hukum yang paling utama.

Saya bisa menebak bahwa kebanyakan dari anda pasti akan dengan mudah menjawab – Yahudi. Nah sekarang mari kita lihat apakah anda juga dapat menebak apakah kepercayaan orang ini.

·         Tidak memelihara Sabat tetapi merayakan hari Minggu sebagai hari Tuhan.

·         Datang ke gereja.

·         Merayakan hari raya Easter (Paskah) dan Natal 25 Desember.

·         Kitab sucinya terdiri atas "Perjanjian Lama" dan "Perjanjian Baru".

·         Mengajarkan bahwa mereka tidak lagi di bawah hukum Taurat.

·         Mengajarkan bahwa Gereja adalah pengganti Israel sebagai umat Elohim.

Saya yakin jawaban anda tepat sekali lagi – Kristen. Sekarang mari kita lanjutkan pembicaraan kita lebih dalam lagi dengan menjawab pertanyaan ini — Jika seorang Yahudi ingin menjadi seorang Kristen, dapatkah ia tetap melanjutkan tata-cara ibadah Yahudinya ? Jawabannya 100% – TIDAK!

Bagaimana bila sebaliknya ? Jika seorang Kristen ingin menjadi seorang Yahudi, dapatkah ia tetap melanjutkan tata-cara ibadah Kristennya ? Sekali lagi jawabannya 100% – TIDAK!

Sangat jelas sekali bahwa bukan saja Yahudi dan Kristen merupakan agama yang berbeda, tetapi juga mereka saling berlawanan satu dengan yang lain dalam banyak hal. Ini merupakan fakta yang sangat mengherankan bila kita mencoba mengajukan lagi satu pertanyaan sederhana – tata-cara ibadah apakah yang dipraktekkan oleh Yesus selama hidupnya, Kristen, Yahudi, atau kedua-duanya ?

·         Yesus disunat pada hari kedelapan (Luk 2:27).

·         Yesus memelihara Sabat pada hari Sabtu.

·         Yesus datang dan mengajar di sinagoga secara teratur (Mat 4:23, Mrk 1:21, Luk 4:16,31).

·         Yesus merayakan Pesach, Hag ha-Matzah (Mat 26:17; Mrk 14:12; Luk 2:41-42; 22:7-8; Yoh 2:13,23;), Sukkot (Yoh 7:1-44) dan Hanukkah (Yoh 10:22-23).

·         Yesus mengenakan tzitzit (Mrk 6:56).

·         Yesus adalah warganegara Israel (Mat 2:2; 27:37; Yoh 4:9).

·         Kitab suci yang dipergunakan Yesus terdiri atas Taurat dan kitab para nabi.

·         Yesus mengajarkan bahwa Shema adalah hukum yang paling utama (Mrk 12:29-30).

Jawaban dari pertanyaan di atas merupakan sebuah fakta biblikal bahwa Yesus adalah seorang Yahudi, hidup menurut tata-cara orang Yahudi, bukan menurut tata-cara Kristen, atau gabungan dari keduanya. Adalah sangat jelas bahwa Yesus adalah seorang Yahudi orthodoks yang amat taat dalam menjalankan agama (sebab jika Ia sendiri tidak memberikan teladan yang baik, tiada gunanya kita percaya Dia sebagai Mesias). Penemuan terpenting buat umat Kristen adalah kenyataan bahwa tidak ada bukti Yesus telah meninggalkan tata-cara hidup orang Yahudi dan berhenti menjadi orang Yahudi. Juga ajaran-Nya sama sekali tidak menunjukkan bahwa Ia ingin menciptakan agama baru – sebuah agama yang berbeda dengan tata-cara ibadah yang Ia sendiri praktekkan semasa hidup-Nya. Bagaimana mungkin Ia kemudian disebut-sebut sebagai pendiri agama baru ? Terutama sebuah agama yang bertentangan dengan agama dan tata-cara hidup yang Ia jalani ? Dapatkah anda menjawab YA pada pertanyaan-pertanyaan di bawah ini ?

·         Mungkinkah seorang rabbi melarang ibadah sunat ?

·         Mungkinkah seorang rabbi memindahkan hari Sabat ke hari lain ?

·         Mungkinkah seorang rabbi menciptakan tempat ibadah baru selain sinagoga ? [1]

·         Mungkinkan seorang rabbi memindahkan hari raya Pesach (Paskah) ke hari raya dewi Ishtar (Easter) ?

·         Mungkinkah seorang rabbi menginginkan para pengikutnya untuk melestarikan perayaan Natalis Sol Ivictus (25 Desember, hari kelahiran dewa Saturnalia) sebagai hari lahirnya ?

·         Mungkinkah seorang rabbi mengajarkan murid-muridnya supaya tidak lagi memelihara hukum Taurat ?

·         Mungkinkah seorang rabbi mengajarkan supaya Shema tidak perlu lagi dipanjatkan ?

·         Mungkinkah seorang rabbi mengajarkan pengikutnya untuk membenci Yahudi ?

Jawaban atas semua pertanyaan di atas adalah: TIDAK MUNGKIN ada seorang rabbi yang melakukannya, termasuk juga seorang rabbi bernama Yesus! Jika Yesus tidak menciptakan sebuah agama baru yang anti-Yahudi, jadi siapa yang melakukannya ? Apakah itu pekerjaan pengikut-pengikut-Nya ? Apakah mereka tetap meneruskan cara hidup seperti yang dicontohkan Yesus atau mereka mengubahnya ?

Kitab Kisah Para Rasul menyediakan banyak sekali informasi yang berharga bagi kita. Dalam Kisah Para Rasul 2:41-47 kita melihat bagaimana cara hidup jemaat yang pertama.

Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Elohim. (Kisah Para Rasul 2:46).

Perhatikan bahwa mereka sama sekali tidak merasa bahwa Yesus mengajarkan supaya mereka berhenti menjadi Yahudi. Berilah perhatian pada ayat di atas. Tidakkah anda melihat bahwa mereka tetap mendatangi Bait Elohim setiap hari ? Dari sini saja kita dapat melihat dengan jelas bahwa Yesus tidak menginginkan pemisahan para pengikut-Nya dari orang-orang Yahudi lainnya.[2]

Kisah Para Rasul 21:17-26 mencatat kisah kembalinya Paulus ke Yerusalem dan pertemuannya dengan para penatua jemaat. Ingat baik-baik bahwa yang disebut dengan para penatua ini adalah orang-orang yang secara langsung diajar dan hidup bersama-sama dengan Yesus. Dan pimpinan mereka sendiri adalah Yakobus, saudara Tuhan Yesus (Gal 1:19). Kata-kata yang diucapkan Yakobus di depan Paulus mengandung informasi yang sangat berharga.

"Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat. Tetapi mereka mendengar tentang engkau, bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa, sebab engkau mengatakan supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat kita…bawalah mereka bersama-sama dengan engkau…maka semua orang akan tahu, bahwa segala kabar yang mereka dengar tentang engkau sama sekali tidak benar, melainkan bahwa engkau tetap memelihara hukum Taurat." (Kisah Para Rasul 21:20-24)

Sekali lagi anda bisa membaca sendiri bahwa jemaat yang mula-mula sama sekali tidak meninggalkan tata-cara hidup Yahudi yang selama ini mereka jalani. Bahkan sebaliknya, setelah mereka percaya kepada Yesus mereka menjadi semakin rajin (zealous) memelihara hukum Taurat. Ayat-ayat di atas memberikan kita gambaran bagaimana kehidupan jemaat yang mula-mula. Apakah gereja anda menghasilkan buah yang sama: "rajin memelihara hukum Taurat" ?

Perhatikan pula bahwa Paulus mengerjakan apa yang diminta oleh para penatua – untuk membuktikan bahwa ia tidak mengajarkan untuk melepaskan hukum Taurat. Dan itu dilakukannya menurut aturan di dalam Taurat yaitu bernazar dan melakukan persembahan (Bil 6:13-21). Paulus tetap hidup menurut hukum Taurat dan ia juga seorang yang taat. Bagaimana mungkin ia menjadi pembuat doktrin yang menganjurkan supaya kita tidak lagi melakukan hukum Taurat ?

Hal ini akan dibahas lebih jauh di dalam buku ini, untuk saat ini mari kita simpulkan saja hal-hal yang pokok.

·         Pelayanan para rasul menyebabkan ribuan orang-orang Yahudi menjadi taat dalam memelihara Taurat. Jelas mereka sama sekali tidak mengajarkan bahwa "kita tidak lagi memelihara hukum Taurat karena kita sudah memperoleh kasih karunia" seperti yang sekarang dianut sebagai doktrin oleh Gereja masa kini.

·         Jemaat yang mula-mula tetap menyunatkan anak-anak mereka dan meneruskan tata-cara hidup Yahudi. Mereka tidak berpindah ke sebuah agama baru.

·         Jika kita menengok tindakan Paulus, setelah diminta untuk membuktikan bahwa ia tidak mengajarkan pembatalan Taurat, kita dihadapkan kepada dua kemungkinan : (a) Paulus dengan sengaja berpura-pura di hadapan para penatua dan jemaat di Yerusalem; atau (b) ajaran dan tulisan-tulisan Paulus telah dimanipulasi dan direkayasa oleh Bapa-bapa Gereja pada abad kedua hingga keenam.

Apakah Paulus benar-benar hendak membohongi para penatua dengan berpura-pura di hadapan mereka ? Ingat, para penatua adalah orang-orang yang telah bersama-sama dan secara langsung diajar oleh Rabbi Yesus selama tiga tahun. Jika Paulus telah membohongi mereka, apakah anda tetap bersikeras meyakini ajaran dan tulisan-tulisannya ? Dan sebaliknya, jika perkataan Paulus telah diubah atau salah ditafsirkan oleh para Bapa Gereja, dapatkah kita mempertahankan iman dan kepercayaan kita kepada ajaran-ajaran palsu ?

Bagaimana ajaran Yesus dan para pengikutnya bisa berubah dan berkembang seperti sekarang ini ? Untuk mulai menjawabnya, pertama-tama mari kita bertanya bagaimana sebuah agama yang mengajarkan pengikutnya untuk "memelihara hukum" menjadi sebuah agama yang mengajarkan "kita tidak lagi di bawah hukum".

Para Bapa Gereja mengajarkan bahwa hukum Taurat telah digenapi dengan kedatangan Yesus ke dunia. "Digenapi", menurut mereka, berarti Taurat telah dibatalkan dan pelaksanaan Taurat tidak memiliki arti penting dalam kekristenan. Itulah sebabnya mereka memakai istilah "Perjanjian Lama" dan "Perjanjian Baru". Sangat jelas, yang satu adalah lama dan yang satunya lagi baru sehingga yang lama sudah tidak berlaku lagi dan yang berlaku sekarang adalah yang baru. Akan tetapi menurut Yesus, "digenapi" berarti (1) tetap memelihara Taurat; dan (2) menafsirkan dan melaksanakannya secara benar sesuai dengan petunjuk dan bimbingan-Nya.

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga." (Matius 5:17-20)

Para Bapa Gereja dan para pemikir-pemikir Kristen lainnya (yang notabene adalah orang-orang bukan Yahudi) terus menerus mengembangkan doktrin-doktrin mereka sepanjang abad kedua hingga abad keenam Masehi. Selama itu pula pernyataan-pernyataan mereka semakin bernada sarkasme terhadap Yahudi. Saya kutip satu di antaranya:

"Jika kita masih saja menjalankan Yudaisme, kita mengakui bahwa kita belum menerima karunia Tuhan…Adalah salah berbicara tentang Yesus namun hidup seperti orang Yahudi. Karena Kristen tidak percaya Yudaisme tetapi Yudaisme di dalam Kristen." (St. Ignatius, uskup Antiokhia (98-117 M) – Surat kepada Jemaat Magnesia)

Semangat anti Yahudi kemudian berkembang hampir di seluruh dunia kekristenan – dari mulai komunitas Kristen di Afrika, diwakili oleh Tertullianus (160-220 M), pendeta Persia Aphrahat (300-350 M) dari gereja Suriah, St. Yohanes Krisostomus (349-400 M) di Antiokhia, hingga Martin Luther (1483-1546) dan masih banyak lagi.

Karya-karya tulis mereka banyak yang menyerang umat Yahudi dengan meneriaki mereka "budak-budak yang terbelenggu oleh hukum". Mereka mengklaim bahwa agama Yahudi dibiarkan terus berlanjut hanya untuk menjadi contoh sebuah degradasi moral dan menyebut orang-orang Yahudi "Christ Killer" ! Menurut anda bagaimana reaksi Yesus melihat tindakan mereka ini ?[3]

Menarik untuk menyimak perkataan Roland Knox:

"Betapa anehnya Tuhan memilih orang Yahudi! Tetapi lebih aneh lagi orang-orang yang memilih Tuhan-nya orang Yahudi tetapi menolak lalu menghina orang Yahudi!"

Ada beberapa hal yang perlu diingatkan. Agama Yahudi sekarang telah berkembang jauh dan sangat mungkin tidak sama seperti yang dipraktekkan oleh Yesus. Begitu pula, agama Kristen yang kita kenal sekarang berbeda dengan ajaran-ajaran Yesus yang dipercaya dan dijalankan oleh para pengikutnya mula-mula. Jelas sekali bahwa banyak hal telah terjadi sepeninggal Yesus dan para rasul-Nya yang mengakibatkan terpisahnya Kristen dari Yahudi.

Sangat penting bagi keduanya, baik umat Kristen maupun umat Yahudi untuk memahami perubahan-perubahan yang ada. Anda harus mengetahui kapan perubahan itu dibuat, siapa orang yang bertanggung jawab membuat perubahan itu, dan mengapa mereka melakukannya. Selidikilah mana perubahan yang terjadi karena inspirasi Roh Kudus, mana yang dibuat karena nafsu keduniawian atas kekuasaan dan kekayaan, dan mana yang dibuat atas dasar rasa amarah, benci, penolakan, dan ketakutan.

Saat ini terdapat sekitar 1,6 milyar umat Kristen di seluruh dunia – seorang raksasa yang tengah tertidur dan menunggu untuk dibangunkan. Jika mereka semua kembali kepada ajaran dan tata-cara hidup seperti yang diceritakan dalam Kisah Para Rasul, kita akan melihat revolusi moral dan spiritual yang akan mengguncang dunia. Apakah gereja anda memperbolehkan anda meniru cara hidup Yesus ?

[1] Kata rumah ibadat (tempat ibadat) muncul berpuluh-puluh kali dalam "Perjanjian Baru". Kata tersebut diterjemahkan dari kata Yunani synagoge yang secara harafiah memang berarti rumah ibadat. Adalah menarik jika kita menggunakan kata sinagoga ketimbang rumah ibadat karena hal ini akan memunculkan nuansa yang berbeda. Pembaca akan merasakan hawa Yudaisme yang begitu kental dalam seluruh kitab "Perjanjian Baru" !

[2] Catatan-catatan sejarah juga membuktikan bahwa para pengikut Yesus mula-mula tetap beribadah bersama-sama dengan orang Yahudi di sinagoga, seperti contoh berikut:

"Sepeninggal Dia [Yeshua] murid-muridnya ada bersama-sama dengan orang Yahudi dan Bani Israel di sinagoga-sinagoga, bersembahyang dan berpuasa di tempat yang sama. Tetapi ada perbedaan pendapat antara mereka dan orang Yahudi mengenai Mesias." (Toldot Yeshu – abad keenam)

[3] Bd. Efesus 2:14

Tuesday, July 24, 2012

Marcion sang penyeleweng!!!!

MARCION:
Penyeleweng Ajaran Paulus

⁠Back to Komunitas Nasrani/messianic jews Indonesia Discussions

Marcion: Penyeleweng Ajaran Paulus
Jika seseorang mau melihat dengan hati yang jernih, ia akan menemukan bahwa banyak sekali doktrin dan ajaran Gereja dibangun atas dasar surat-surat Paulus. Kekristenan modern cenderung kurang memberikan perhatian
kepada Tanakh (kitab Taurat dan para nabi) dan menaruh perhatian berlebihan
kepada surat-surat Paulus. Pada masa kini kita bisa menyaksikan bahwa tidak ada
satu pun orang Kristen yang mempelajari Taurat di kebaktian hari Minggu tetapi
banyak sekali di antara mereka yang mempelajari surat-surat Paulus. Hal ini
cukup memprihatinkan. Jika kita lebih banyak memberikan penekanan kepada bagian
tertentu dan menghiraukan bagian lainnya dari Alkitab, kita amat mungkin akan
menghasilkan sebuah pandangan yang tidak seimbang.
Melihat jumlahnya, surat-surat Paulus mengisi separuh dari seluruh jumlah kitab di dalam Perjanjian Baru. Surat-surat Paulus tidak diragukan lagi adalah salah satu Injil yang tertua di dunia, yang ditulis
antara tahun 50-64. Injilnya merupakan ilham Roh Kudus, tetapi Paulus atau pun
Roh Kudus tidak menghendaki agar kita lebih memberikan penekanan terhadap
surat-suratnya ketimbang kitab-kitab lainnya. Dengan melakukan hal tersebut,
kita telah gagal mengikuti contoh yang diberikan oleh Paulus sendiri, yang
berkata “Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud YHWH
kepadamu.” (Kis 20:27). Dengan menghiraukan bagian lain dari Alkitab, kita
telah melupakan pesan Paulus, “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah
mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau
kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang
diilhamkan YHWH memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2
Tim 3:16).
Ketika Paulus berbicara tentang Kitab Suci, yang ia maksud tentunya adalah kitab-kitab Tanakh, sebab Perjanjian Baru belum ditulis pada waktu itu. Kitab Suci inilah yang dikatakannya kepada
Timotius, “memberi hikmat dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman
kepada Kristus Yesus.” Jika sekarang kita menjumpai bahwa Tanakh hampir
tidak pernah lagi digunakan untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk
memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran, maka hal ini
patut menjadi bahan pertanyaan.
Rasul Petrus menulis dalam suratnya, “Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat
yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia
berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal
yang sukar dipahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak
teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama
seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.” (II Pet 3:15-18)

Jika orang sekelas Petrus saja merasakan bahwa ada hal-hal yang sukar dipahami dalam surat-surat Paulus, maka apalagi bagi kita yang mempunyai keterbatasan pengetahuan akan situasi dan masalah apa yang sedang
dibahas oleh Paulus ketika ia menulis surat-suratnya. Sekarang, apa yang
membuat kita merasa lebih hebat dari Petrus dalam memahami surat-surat Paulus ?
Lalu apakah yang membuat kekristenan mulai menaruh perhatian yang berlebihan terhadap surat-surat Paulus dan mengesampingkan kitab-kitab Taurat dan para nabi, Kitab Suci yang digunakan pula oleh Yesus
pada masa hidup-Nya ? Untuk menjawab hal ini kita perlu pergi kembali ke abad
kedua. Setelah masa para rasul berlalu, beberapa orang tampil dan menerima
otoritas untuk meneruskan pekerjaan mereka. Mereka ini berbeda
latar-belakangnya dengan para rasul. Seluruh rasul Kristus terlahir sebagai
orang Yahudi. Seperti anak-anak Yahudi lainnya, mereka telah mempelajari kitab
Taurat dan para nabi semenjak kecil. Bahkan Paulus pada awalnya adalah salah
seorang murid sekolah agama yang dididik langsung oleh Rabbi Gamaliel. Mereka
berpikir dan mengajar dalam konteks-pandang dan budaya Yahudi dimana mereka
hidup di dalamnya.Tetapi orang-orang yang menjadi pemimpin menggantikan mereka
adalah orang-orang yang berasal dari latar belakang penyembah berhala, yang
sama sekali tidak memahami keyahudian sistem kepercayaan mereka. Mereka inilah
yang telah menyimpangkan pesan Injil yang disampaikan oleh para rasul.


Jauh-jauh hari, Petrus telah mengingatkan kita terhadap bahaya laten orang-orang ini, masih kelanjutan dari perkataannya di atas, “Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu telah mengetahui
hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam
kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu
yang teguh.” (II Pet 3:17)

Hukum yang dimaksud oleh Petrus adalah hukum Taurat, sebagaimana orang Yahudi dan pembaca di abad pertama memandangnya. Jadi orang-orang yang tidak mengenal hukum adalah istilah yang diperuntukkan bagi
mereka yang tidak pernah belajar, memahami dan mempraktekkan Taurat dalam hidup
mereka.
Selain mengawatirkan surat-surat Paulus, Petrus juga mengawatirkan tulisannya sendiri. Epistle of Peter to James adalah sebuah surat yang ditulis oleh Petrus kepada Yakobus ketika ia berada di Roma
(c.60-64). Dalam suratnya itu, Petrus menulis, “Saudaraku, mengetahui betapa
besar hasratmu (untuk memberitakan Injil) yang mana demi kebaikan kita semua,
aku meminta dan memohon kepadamu untuk tidak membicarakan dengan orang-orang
bukan Yahudi buku-buku pengajaranku yang aku kirimkan kepadamu, juga tidak
kepada orang-orang sebangsa dengan kita sebelum mereka itu diuji. Tetapi jika
ia terbukti dan ditemukan layak untuk itu, maka ajarlah dia, dengan cara yang
sama ketika dahulu Musa menurunkan kitab-kitabnya kepada tujuh puluh orang
tua-tua yang meneruskan kursinya…mereka tidak meminta seorang pun untuk
mengajar, kecuali ia telah belajar terlebih dahulu bagaimana Kitab Suci harus
digunakan. Dan dengan demikian di antara mereka hanya terdapat satu Tuhan, satu
hukum dan satu harapan…Dan hal ini aku ketahui, bukan karena aku seorang nabi,
tetapi karena aku telah melihat sendiri kejahatan ini telah dimulai. Sebab
beberapa orang di antara orang-orang bukan Yahudi itu telah menolak
pengajaranku, mengikatkan diri mereka kepada ajaran sia-sia melawan hukum
(Taurat) dari seorang yang menjadi musuhku. Dan hal ini telah terjadi semasa
aku masih hidup, memutar-balikkan perkataanku dengan penafsiran yang
beraneka-ragam, supaya hukum (Taurat) ditiadakan, seolah-olah aku sendiri
mengajarkan demikian, tetapi dengan samar-samar, yang mana Tuhan melarangnya! Karena
hal demikian merupakan tindakan melawan hukum YHWH yang diajarkan kepada Musa,
yang mana kesaksian tentang kekekalan Taurat telah diberikan oleh Tuhan kita
(Yesus Kristus), dimana Ia berkata: “Langit dan bumi boleh berlalu
tetapi satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat.”
Dan ini dikatakan-Nya sebab hal (penyelewengan) ini akan terjadi. Tetapi
orang-orang ini, aku tidak tahu bagaimana caranya, mengaku mengetahui
pikiranku, berusaha untuk menjelaskan perkataan-perkataanku, yang mereka dengar
dariku, dengan cara yang lebih pandai dari caraku berbicara kepada mereka,
memberitakan kepada katekumen mereka bahwa inilah maksud perkataanku, yang
sebenarnya tidak pernah aku ajarkan. Jika selama aku masih hidup saja mereka
sudah berani berlaku seolah-olah mewakiliku apalagi kelak orang-orang yang akan
datang setelahku akan jauh bertambah berani! (Epistle of Peter to James 1:1-2:3)


Kekhawatiran Petrus dalam suratnya itu menjadi kenyataan. Ada seorang tokoh yang hidup kira-kira antara tahun 84-160, yang tidak diragukan lagi adalah seorang kaki tangan Iblis. Namanya Marcion, yang
menjabat sebagai uskup di Sinope. Marcion mengajarkan bahwa seluruh kitab
Perjanjian Lama harus dibuang karena berasal dari kuasa jahat, yakni tuhannya
orang Yahudi, tuhan yang lebih rendah, bukan Tuhan yang dinyatakan oleh Yesus
Kristus. Jadi keduanya adalah tuhan yang berbeda. Yang satu jahat dan yang satu
baik.
Marcion jelas adalah seorang anti Yahudi. Ia tidak segan-segan membuang semua tulisan dalam Perjanjian Baru yang menurutnya menganjurkan “peribadatan Yahudi” (i.e memelihara hukum Taurat seperti yang tercantum dalam Perjanjian
Lama). Marcion-lah orang yang pertama kali menetapkan kanonisasi Perjanjian
Baru (140). Setelah ia selesai melakukan editing terhadap isi Perjanjian Baru,
“kitab suci”-nya hanya terdiri atas Injil Lukas (yang telah disensor dari
unsur-unsur Yahudi) dan sepuluh buah surat Paulus. Ia menolak semua rasul yang
lain, kecuali Paulus, sebab menurutnya hanya Paulus yang bisa dipercaya. Gereja
Marcion yang anti Yahudi dan pro-Paulus ini kemudian berkembang pesat menyebar
ke seluruh kerajaan Romawi dan selama berabad-abad mempunyai pengikut
tersendiri. Baru pada abad kelima pengikut Marcion pelan-pelan menghilang,
lenyap berbaur dengan lautan kekristenan.
Sekarang kita yang mengaku beriman kepada Kristus harus bertanya kepada diri kita sebuah pertanyaan penting: Apakah penyesatan Marcion yang anti Yahudi dan pro-Paulus benar-benar telah menghilang ? Tidakkah kita melihat bahwa ada
elemen-elemen di dalam Marcionisme telah terserap sedemikian rupa dalam
kekristenan tanpa disadari ?
Tentu saja Alkitab yang kita miliki, tidak seperti kepunyaan Marcion, mengandung kitab Taurat dan para nabi, namun seberapa besar kita menaruh perhatian terhadap perintah-perintah di dalamnya ? Jika kita mengamati
rata-rata perilaku orang Kristen seperti yang disebutkan di awal tulisan,
teramat jelas bahwa Gereja masa kini masih menganut Marcionisme dalam
prakteknya.
Umat Kristen dewasa ini tentu tidak ada lagi yang mempercayai dua tuhan seperti yang diajarkan oleh Marcion. Namun demikian banyak orang Kristen yang mengadakan perbedaan antara sifat hukum dalam Perjanjian Lama dengan kasih
karunia dalam Perjanjian Baru, sebab mereka memandang hukum Taurat sebagai
sesuatu yang berlawanan dengan kasih karunia. Hukum Taurat dipandang sebagai
sesuatu yang usang dan sedikit manfaatnya bagi seorang Kristen. Jika Tuhan
Perjanjian Lama dikesankan sebagai tuhan yang gemar mengadili, menghukum dan
pemarah sementara itu Tuhan Perjanjian Baru dikesankan sebagai tuhan yang lemah
lembut, cinta kasih dan damai, sehingga keduanya nampak seperti dua tuhan yang
berlawanan. Dengan demikian kita akan mendapati tuhan yang mengidap
schizophrenic atau jatuh ke dalam paham dua tuhan-nya Marcion.
Dalam bukunya Adversus Marcionem (207), Tertullianus mengecam Marcion dan para pengikutnya karena telah “melarang apa yang Tuhan perintahkan dan memerintahkan apa yang Tuhan larang.” (IV,1). Hantu ajaran
Marcion ini terus berlanjut sampai sekarang di dalam Gereja. Tidak ada satu pun
orang Kristen saat ini yang mengikuti perintah-perintah di dalam Perjanjian
Lama seperti memelihara hari Sabat, merayakan hari-hari raya Kitab Suci,
menjauhkan diri dari makanan haram, hal-hal yang diperintahkan oleh Tuhan.
Tetapi mengikuti teladan Marcion, Gereja mengajarkan untuk tidak memelihara
hari Sabat, tidak merayakan hari-hari raya Kitab Suci, tidak perlu menjauhkan
diri dari makanan haram, hal-hal yang berlawanan dengan apa yang diperintahkan
oleh Tuhan.
Marcion, seperti kebanyakan pemimpin gereja masa kini, menyalah-gunakan perkataan Yesus dan Paulus untuk mendukung injil yang nomophobia, anti Yahudi dan pro-Paulus. Tertullianus memperlihatkan bahwa serangan kata Yesus terhadap
ahli-ahli Taurat dan orang Farisi bukan ditujukan kepada hukum Taurat itu
sendiri, tetapi kepada pemutar-balikkan dan penyalah-gunaan hukum YHWH. “Ia
tidak mengritik beban hukum Taurat,” Tertullianus menulis. Beban yang
dikritik oleh Yesus menurut Tertullianus adalah “beban yang ditambahkan oleh
mereka sendiri, sebuah ajaran yang didasarkan atas ajaran manusia.” (IV,
27).
Tertullianus menunjukkan betapa Yesus memandang penting memelihara perintah-perintah Taurat dengan menulis tentang orang muda kaya yang bertanya kepada Yesus: “Jadi ketika Ia ditanya oleh orang tersebut, Guru yang baik,
apakah yang harus aku lakukan supaya memperoleh hidup kekal ?, Ia menjawab
engkau telah mengetahuinya – yang artinya ialah memelihara perintah-perintah
Sang Pencipta…Ayolah Marcion dan kalian para pengikut dalam kesesatan ini, apa
yang akan kamu katakan ? Apakah Kristus disini meniadakan perintah-perintah
sebelumnya…?” (IV, 36)
Tertullianus menentang pemutar-balikan surat-surat Paulus yang dilakukan oleh Marcion dengan memperlihatkan “keyahudian” iman Paulus, dan mempertanyakan, “Mengapa Paulus
tetap memelihara hukum Yahudi, jika ia adalah pemusnah agama Yahudi ?”
(V,5). Tertullianus juga menunjuk kepada Roma 7:7, untuk melawan kebencian
Marcion terhadap hukum Taurat, “Jika demikian, apakah yang hendak kita
katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Engkau memalukan, Marcion. Tuhan
melarang rasul Paulus menyatakan kebencian terhadap hukum Taurat…Bahkan ia
menambahkannya lebih jauh, jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu
juga adalah kudus, benar dan baik.” (V,14). Kemudian Tertullianus menulis, “Engkau
tidak dapat membuat seorang penganjur hukum Taurat menjadi seorang penentang
hukum Taurat.” (V,17).
Kalimat Tertullianus yang terakhir masih terasa relevan hingga hari ini. Apakah anda bisa menebak bagaimana reaksi orang Kristen masa kini terhadap kalimat-kalimat Paulus seperti berikut:
“Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.” (Gal 5:2)

“Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya
ialah Kristus.” (Kol 2:16-17)
Mudah ditebak. Mereka akan berpikir Paulus mengajarkan bahwa hukum Taurat telah digantikan dengan iman kepada Yesus Kristus. Benarkah demikian ? Ini bukanlah apa yang sedang dibicarakan oleh Paulus! Anda tidak dapat
membuat seorang penganjur hukum Taurat menjadi seorang penentang hukum Taurat.
Duapuluh tahun menjadi rasul Kristus tidak membuat Paulus berubah. Ia tetap seorang Yahudi yang taat. Paulus menyunat Timotius (Kis 16:1-3), bernazar dan mentahirkan diri (Kis 18:18,21:26), merayakan hari
raya Roti Tidak Beragi (Kis 20:6), merayakan hari raya Shavuot (Kis 20:16),
berpuasa pada hari raya Yom Kippur (Kis 27:9), dan memberikan persembahan di
Bait suci (Kis 21:26, 24:17). Tetapi ajarannya sering kali disalah-pahami
orang sebagai ajaran untuk membatalkan hukum Taurat. Dalam Kisah Para Rasul
21:18-26 diceritakan bagaimana Paulus membuktikan ketidakbenaran itu di hadapan
Yakobus dan para penatua di Yerusalem.
“Tetapi mereka mendengar tentang engkau, bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa, sebab engkau
mengatakan, supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup
menurut adat istiadat kita. Jadi bagaimana sekarang? Tentu mereka akan
mendengar, bahwa engkau telah datang ke mari. Sebab itu, lakukanlah apa yang
kami katakan ini: Di antara kami ada empat orang yang bernazar. Bawalah mereka
bersama-sama dengan engkau, lakukanlah pentahiran dirimu bersama-sama dengan
mereka dan tanggunglah biaya mereka, sehingga mereka dapat mencukurkan
rambutnya; maka semua orang akan tahu, bahwa segala kabar yang mereka dengar
tentang engkau sama sekali tidak benar, melainkan bahwa engkau tetap memelihara
hukum Taurat.” Pada hari berikutnya Paulus
membawa orang-orang itu serta dengan dia, dan ia mentahirkan diri bersama-sama
dengan mereka. (Kis 21:21-24,26)
Paulus yang sama juga menegaskan “Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman (kepada Yesus) ? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami
meneguhkannya.” (Rom 3:31).
Sayangnya, orang Kristen justru mengabaikan pernyataan-pernyataan Paulus yang positif terhadap hukum Taurat. Sangat jelas bahwa Paulus terus memelihara hukum Taurat setelah ia beriman kepada Kristus.
Satu hal yang berubah dalam diri Paulus ialah alasan dia untuk memelihara hukum
Taurat. Dahulu ia menaati setiap perintah secara teliti supaya ia memperoleh
pahala dan keselamatan. Setelah bertemu Kristus, ia menemukan bahwa dirinya
diselamatkan oleh karena iman. Sekarang keinginannya untuk menaati hukum YHWH
disebabkan oleh dorongan hati dari hidupnya yang telah diperbaharui di dalam
Kristus (Gal 2:20) sehingga ia bebas menaati hukum YHWH menurut roh, bukan
lagi menurut cara lama yang hurufiah (Rom 7:6).
Dengan memelihara hukum YHWH menurut roh dan berdasarkan alasan yang benar, Paulus memberikan contoh kepada seluruh pendengarnya, baik itu Yahudi maupun bukan Yahudi, supaya mereka mengikuti apa yang sudah dicontohkan
olehnya. Katanya, “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut
Kristus.” (I Kor 11:1). Kata yang digunakan dalam teks Yunani pada ayat
tersebut adalah mimetes yang berarti imitator, orang yang menirukan.
Jika kita mau bersungguh-sungguh mengikuti contoh yang telah diberikan oleh
Paulus, sebagaimana ia telah mengikuti contoh Kristus, maka kita akan kembali
memelihara hukum-hukum YHWH di dalam Perjanjian Lama, sesuatu yang telah
diabaikan di dalam Gereja selama berabad-abad. Jika kita mau mengundang Roh
Kudus dalam hati kita, maka cahaya terang YHWH akan menyingkirkan kita dari
cahaya kegelapan Marcion. Kita akan mendapati diri kita diperbaharui dan kita
akan melihat hukum YHWH yang sesungguhnya: sebagai sesuatu yang kudus, baik
dan benar, jika “digunakan dengan tepat” (I Tim 1:8).
Marilah kita, setiap orang yang beriman dengan hati penuh kepada Kristus untuk mulai belajar hukum YHWH, mengerjakannya, dan mengajarkannya demikian kepada orang
lain, karena Yesus berkata: “siapa yang melakukan dan mengajarkan
segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di
dalam Kerajaan Sorga.” (Mat 5:19). Sekali
kita melenyapkan cahaya kegelapan Marcion dan “semangat anti-Taurat” dari
teologi kita, kita akan menyaksikan bahwa hukum YHWH sama sekali bukanlah
sebagai beban melainkan suatu panduan moral supaya kita hidup dengan suka cita
menyenangkan hati Bapa di surga. Dengan begitu kita akan menyanyikan pujian
seperti Daud bermazmur bagi TUHAN:
“Terpujilah
Engkau, ya TUHAN; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Aku telah memilih
jalan kebenaran, telah menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku. Aku hendak
berpegang pada Taurat-Mu senantiasa.

Tuesday, July 17, 2012

Doa Bapa Kami/ Avinu shebashamayim

Tuhan yg digambarkan sbg seorang Bapa adalah bukan konsep asing bagi orang Ibrani. Frase "Bapa Kami" berbicara ttg hubungan Tuhan dgn Israel: Ia sebagai Bapa dan Israel anakNya (2Sam 7:14 ; Yes 63:16 ;64:8, Yer 31:9)Konsep yg sama yg sama juga dipakai berulang-ulang dlm siddur seperti pada frasa "Avinu, Malkeinu"(Bapa kami,Raja Kami) yg muncul dlm doa Birkat Ahavat Olam,Birkat Kedusha, dan Avinu Malkeinu.Iman kepercayaan Yudaisme mempunyai sifat komunal(memberi tekanan pada kesatuan umat). Sifat ini langsung dpt terlihat pada bentuk kata ganti orang pertama yg dipakai dlm berdoa. Hampir seluruh doa Ibrani diucapkan dlm bentuk jamak "kami" bukan tunggal seperti "aku" atau "saya" . Ini menunjukan bhw setiap kali seseorang berdoa, ia tdk berdoa utk dirinya sendiri melainkan bagian dari umat. Dia berdoa bagi keseluruhan umat. Dlm konteks Ibrani, Shekinah(hadirat Tuhan)senantiasa berdiam dlm satu kumpulan jemaat(Maz 82:1) . Sebagaimana yg dikatakan juga oleh Yeshua "dimana dua atau tiga orang berkumpul dlm namaKu" ( Mat 18:20) . Demikian juga dikatakan oleh rabbi-rabbi besar, "Ketika dua orang duduk bersama mempelajari Torah, Shekinah berdiam di tengah2 mereka(Talmud, Pirkei Avot 3:3)
2.YG ADA DI SORGA. Dimanakah Tuhan? Tentu Tuhan ada dimana-mana (omni present) tetapi Tuhan bersemayam di sorga
Tuhan bertyahta di Sorga " Langit adalah tahtaKu, dan bumi adalah tumpuan kakiKu"(Yes 66:1)
Sebutan utk Tuhan, "Bapa Kami yg ada di Surga" sering pula dijumpai dlm Talmud,tetapi tdk ada satupun literatur Ibrani, tdk juga dlm kitab suci , menyebut Tuhan "Bapa kami yg ada di bumi". Tuhan Israel adalah sesembahan yg tdk dapat dibawa Turun kebumi. Ia tdk dapat disembah dlm bentuk atau rupa apapun, selain dlm roh dan kebenaran(Yoh 4:24) . Frase "di surga" juga menggambarkan penyertaan dan berkat rohani yg senantiasa mengalir dari tempat yg tinggi.
3. DIKUDUSKANLAH NAMAMU. Frase ini setara dgn frase " Diberkatilah NamaMu yg kudus". Tuhan namaNya harus ditinggikan dan dikuduskan dihadapan segala bangsa, sehingga mereka mengetahui "Akulah Tuhan" (Yeh 38:23) dari firman inilah setiap orang Yahudi/ibrani menerima tanggung jawab untuk menguduskan nama Tuhan, konsep ini dinamakan "Kiddush Hashem" menyebut namaNya dalm penyembahan adalah bentuk manifestasi paling sederhana dari Kiddush Hashem. Kiddush Hashem semestinya diterapkan dlm setiap tindakan , perilaku, dan perbuatan kita yg memberikan nilai positif terhadap Tuhan dan umatNya. Lawan katanya adalah "Hillul Hasem" penistaan namaNya. Dua konsep berlawanan ini diformulasi oleh rabbi besar yg terambil dlm Imamat 22:32 "Janganlah melanggar kekudusan NamaKu yg kudus, tetapi supaya Aku dikuduskan ditengah2 orang Israel" apabila kita tdk berhati-hati dlm setiap tindakan dan ucapan kita, alih2 menguduskan namaNya tetapi malah kita mencemari nama Tuhann Hillul Hashem.Frase yg sama juga muncul dlm Doa Kaddish diawali dgn : "Yitgadal veyitkadash shemei raba b'alma divre khirutei( diagungkan dan dikuduskanlah namaNya di surga dan di bumi yg Ia ciptakan sesuai kehendakNya)
4.DATANGLAH KERAJAANMU. Tuhan telah membuat kerajaan di bumi yg mengikuti patron/pola kerajaan surga, akan tetapi tdk berjalan sempurna oleh karena dosa dan pelanggran umatNya,namun pemulihan dunia ini akan terjadi di era Messianik, ketika Messias datang dan memerintah di Yerusalem, inilah yg dinamakan kerajaan seribu tahun. Peranan Israel di masa itu adalah membawa firman/Torah kepada bangsa2 dan akhirnya bumi dipulihkan dan diperbaharui utk masa sribu tahun. Seperti nabi Yesaya berkata "dan Torah akan keluar dari Sion dan Firman Tuhan dari Yerusalem"(Yes 2:3) dalam Yudaisme konsep "pemulihan" ini dinamakan "tikkun olam" atau memperbaiki dunia, inilah tujuan utama dari Era Messianik. Jika dosa membawa kehancuran dimuka bumi, maka Torah membawa pemulihan. Pengharapan akan kedatangan kerajaan Messianik ini tdk pernah lepas dari iman kepercayaan Yudaisme lewat doa Amidah, tiga kali sehari orang Ibrani berseru kepada Hashem supaya Ia segera menghantarkan Era Messianik dimasa hidup mereka. Sekali lagi frase yg sama juga muncul dlm Kaddish "veyamlikh malkhutei bekhaiyekhon uvyomekhon d'kol beit Yisrael ba'agala uvizman kariv veimru amein" (kiranya Ia mendatangkan kerajaanNya di masa hidupmu, dihari2mu dan di seluruh kehidupan umat Israel dgn cepat dan segera, dan marilah kita berkata amein. 5. JADILAH KEHENDAKMU. Apa yg menjadi kehendak Tuhan? Yaitu supaya karya penciptaan sekali lagi ada di dalam pengetahuan yg lengkap ttg Tuhan, spt nabi Habakuk berkata: sebab bumi akan penuh dgn pengetahuan ttg kemuliaan Tuhan, seperti air yg menutupi dasar lautan (Hab 2:4) . Frase ini juga mengajarkan bhw sebuah doa permintaan yg baik sebaiknya diserahkan kedalam kehendak dan rancangan Tuhan. Doa Rabbi Eliezer (dari abad pertama) berbunyi: "jadilah kehendakMu di surga diatas dan berilah apa yg baik dimataMu. Diberkatilah Engkau yg mendengarkan doa"(Tosef, Ber.iii7),
Sama seperti Messias waktu berdoa di taman Getsemany pada waktu Dia mengalami tekanan yg paling berat...Dia berkata ; jgn seperti yg Kukehendaki melainkan seperti yg Engkau kehendaki (Mat 26:29) adalah kebiasaan umum dlm Synagoge setiap satu kalimat birkhat Kohanim diucapkan, jemaat merespon dgn berseru "amein kein yehi ratson" (amein jadilah kehendakNya
6.DIBUMI SEPERTI DI SURGA. Tujuan dari karya penciptaan adlh spy Kerajaan Elohim ditegakan dimuka bumi, mengikuti patron seperti di Surga. Tujuan ini akan digenapi pada saat kedatangan kembali Messias yg menghantarkan kita ke Era Messianik. Selama Era Messianik, pemulihan akan terjadi melalui Torah yg keluar dari Sion sampai semua musuh2 yg terakhir adalah maut diletakan dibawah kaki Messias (1Kor 15:25) namun demikian pada hari ini juga, kalau kita mau belajar Torah dan hidup di dlmNya, dan mengajarkan kepada yg lain demikian, maka kita secara aktif telah ikut terlibat dlm pemulihan dunia (Tikkun ha'olam) dan sesungguhnya Kerajaan itu tlh dinyatakan diantara kita. Yeshua berkata kepada talmidimNya yg hidup dan belajar dlm Torah , " sebab sesungguhnya Kerajaan Elohim ada diantara kamu" (Luk 17:21)
7. BERIKANLAH KAMI PADA HARI INI MAKANAN KAMi HARI INI. (Lihat roti kami hari ini). Mahzab Hillel,satu dari mahzab Farisi mengajarkan "seseorang yg mempunyai sesuatu utk dimakan dan mempertanyakan apa yg akan dimakan keesokan harinya, sesungguhnya adalah orang yg kecil iman". (Talmud, Sotah 48b). Dalam Mattityahu 6:31 Yeshua menekankan pandangan yg sama: "Sebab itu jgnlah kamu kuatir dan berkata apakah yg akan kami makan? Dan yg akan kami minum? Apakah yg akan kami pakai?" Dlm Mazmur 145:15,16 kita membaca "Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkaupun memberi mereka makanan pada waktunya" Para Rabbi besar Israel mengajarkan: "semua mahluk hidup menanti nanti dan mengangkat mata mereka kepada yg Maha Kudus utk makanan, tetapi org2 yg mempunyai iman tdk boleh sekedar menunggu, tetapi juga berdoa utk makanan mereka pada hari ini". HIkmat yg dpt diambil dr pengajaran ini adlh bahkan ketika seseorang mempunyai kecukupan makanan, seorang yg mempunyai iman haruslah tetap berdoa utk "makanan hari ini" spy melalui hal tsb ada berkat yg semakin dilimpahkan dari surga hari demi hari arti perkataan ini ; "Diberkatilah Tuhan setiap hari" lalu timbul pertanyaan: jika Bapa surgawi kita sudah mengetahui apa yg kita butuhkan sebelum kita memintanya, mengapa kita perlu berdoa? Kita tdk berdoa utk mengingatkan Tuhan akan kebutuhan kita, melainkan utk mengingatkan diri kita bahwa kita harus senantiasa bergantung kepadaNya. "Makanan hari ini" juga merupakan perlambang manna yg diberikan Tuhan di padang gurun. Enam hari Tuhan menyediakan manna hari per hari, dan pada hari keenam diberikan doble (double portion) utk Shabbat. Selama empat puluh tahun bani Israel belajar bagaimana mereka menerima "makanan hari ini".
8.AMPUNILAH KAMI AKAN KESALAHAN KAMI. Perkataan ini menunjukan bhw kita diampuni oleh Tuhan dgn ukuran yg sama ketika kita mengampuni sesama kita. Jadi bagaimana jika kita tdk mengampuni sesama? Yeshua berkata: "Karena jikalau kamu mengampuni kesalahaan orang, Bapamu yg disorga akan mengampuni kamu juga, tetapi jikalau kamu tdk mengampuni org yg bersalah, Bapamu yg di surga tidk akan mengampuni kesalahaanmu"( Mat 6:14-15)
9.JANGANLAH MEMBAWA KAMI KE DALAM PENCOBAAN,TETAPi LEPASKANLAH KAMI. Apakah Tuhan sungguh2 membawa kita ke dlm pencobaan? Apa bedanya antara pencobaan dan ujian? Ada banyak kali Tuhan menempatkan seseorang melalui ujian yg berat, supaya imannya diuji, Tetapi Tuhan tdk akan menempatkan org ke dlm suatu ujian yg Ia tau org tsb tdk akan mampu melaluinya. Ada tertulis: "Tuhan menguji orang2 benar dan fasik"(Maz 11:5) . Suatu ujian perlu diberikan supaya org tsb dpt mencapai potensi terbaiknya. Dlm satu kasus Tuhan menguji seseorang supaya ia menunjukan kualitasnya kepada org lain, walaupun Tuhan menguji kita, pilihan akhir ada di tangan kita. Manusia diciptakan dgn kehendak bebas, dan menjadi penguasa atas pilihannya sendiri, namun demikian dia harus mempertanggung jawabkan semua itu. Jika suatu ujian itu baik utk kita ,mengapa Yeshua mengajarkan berdoa : " jgnlah membawa kami ke dlm pencobaan? Perbedaan antara ujian dan pencobaan adlh: jika ujian berasal dari Tuhan, pencobaan berasal dari si jahat. Ketika kita meminta Tuhan utk tdk membawa kita ke dlm pencobaan, kita memohon supaya kita dihindarkan dari si jahat yg akan membawa kita berbuat dosa. Doa ini sejajar dgn kalimat penutup suatu doa rabbinik: "jgnlah membawa kami ke dlm dosa,kejahatan, atau pencobaan atau kehinaan..mdan membiarkan kecenderungan jahat berkuasa atas kami, dan lepaskanlah kami daripada kecelakaan dan bahaya penyakit" (Talmud, Berachot 60b) bahasa yg tepat sebenarnya "janganlah membiarkan kami ke dalam pencobaan" Kita berdoa utk proteksi terhadap si pencoba dan utk kekuatan supaya dpt menguasai kecenderungan jahat(yetzer hara) dlm diri kita.
10. KERAJAAN, KUASA DAN KEMULIAAN. Kalimat penutup dari Tefilat Hamashiakh adalah menekankan kepada hakekat2 TUHAN yakni. Kerajaan (Mamlakha), dan kuasa (gevurah), dan kemuliaan(Tiferet). Kalimat ini berangkat dari firman berikut yg: Ya Tuhan, punyaMulah kebesaran (Gedolah) dan keperkasaan (Gevurah), kemuliaan (Tiferet), kemashyuran (Neitzach) dan keagungan (Hod), Ya Tuhan punyaMulah Kerajaan (Malkhut) (1 Tawarikh 29:11) Firman yg sama yg dipakai juga utk mengiringi hymne prosesi Torah/mengarak Torah Gad'lu L'Adonai : lekha Adonai ha-gedula, le ha-gevurah, veha-Tiferet , ve ha-neitzach , ve ha-hod ki kol bashamayim uva-arets, lekha Adonai ha-mamlakha, ve ha-mitnasei lekol lerosh. " Engkaulah TUHan yg empunya kebesaran, keperkasaan dan kemuliaan, kemenangan, dan kemegahan, serta segala yg ada di surga dan di bumi. Engkaulah TUHAN yg empunya Kerajaan dan kuasa atas seluruh pemimpin. Amin.